Program Mulia, Tantangan Nyata: Menjaga Higienitas Makan Bergizi Gratis
Edukasi | 2025-09-25 10:22:18
Oleh: Dhysa Humaida Zakia
Program makan bergizi gratis yang seharusnya menjadi wujud kepedulian pemerintah terhadap masyarakat, justru berbalik menjadi musibah. Puluhan warga di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, dikabarkan mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan bergizi gratis yang dibagikan pada Rabu (24/09/2025).
Kasus ini sontak mengguncang masyarakat karena program yang digadang-gadang sebagai upaya peningkatan gizi malah berujung duka. Menurut laporan sementara, korban mengalami gejala pusing, mual, hingga muntah-muntah, bahkan beberapa di antaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas.
Sebagai mahasiswa dan generasi muda yang peduli pada isu masyarakat, penulis menilai bahwa salah satu faktor utama keracunan massal ini diduga berasal dari wadah makanan yang tidak dibersihkan secara benar sebelum digunakan kembali.
Selain itu, masalah sederhana seperti higienitas wadah seringkali diabaikan. Padahal, sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan bisa membusuk, mengandung bakteri berbahaya, dan akhirnya mencemari makanan baru.
Peristiwa ini menjadi peringatan serius agar distribusi makanan gratis tidak hanya fokus pada kandungan gizi, tetapi juga pada standar kebersihan dan keamanan pangan.
Alhasil, program mulia ini bisa berubah menjadi malapetaka kalau aspek higienitas diabaikan. Pemerintah daerah, relawan, maupun penyedia jasa katering harus benar-benar menerapkan protokol kebersihan yang ketat.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar: sejauh mana pengawasan terhadap program makan bergizi gratis telah dilakukan? Apakah ada standar operasional prosedur (SOP) yang jelas terkait penyimpanan dan penyajian makanan?
Akhirnya, masyarakat berharap kejadian serupa tidak terulang kembali. Lebih dari sekadar memberi makan, program ini seharusnya menjadi jaminan bahwa setiap warga mendapatkan makanan yang sehat, aman, dan benar-benar bergizi. ***
Penulis adalah Mahasiswa Telkom University, Bandung.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
