Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agussalim Ibnu Hamzah

Nabi Muhammad Saw Menurut Injil dan Penegasan Mantan Guru Besar Teologi

Agama | 2025-09-09 08:22:30
Ilustrasi Al-Masih (Republika)

Tulisan kali ini masih kelanjutan dari Sirah Nabawiyah Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam (saw) yaitu tentang kenabian beliau dalam kitab Injil. Berbeda dengan dua artikel sebelumnya, di artikel kali ini penulis menggunakan dua referensi. Pertama, kitab Al-Wafa karya ulama besar Ibnul Jauzi, ulama kelahiran Baghdad tahun 510 H dan kedua, Muhammad in The Bibel karya Prof. Abdul Ahad Dawud, mantan Guru Besar Teologi sekaligus pastor Katolik Roma untuk wilayah Kaldan. Cendekiawan Muslim yang dulunya pastor bernama David Benyamin Kaldani, B.D ini hidup antara abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Ia adalah Roh Kebenaran yang Akan Bersaksi tentang Al-Masih

Ibnul Jauzi mengutip perkataan Ibnu Qutaibah menuliskan sebagai berikut:

“Adapun berita Nabi Muhammad saw di dalam kitab Injil sebagai berikut: Al-Masih berkata kepada pengikutnya, “Aku akan pergi dan Faraqlith akan datang kepada kalian. Ia adalah Roh Kebenaran yang tidak berbicara dari dirinya sendiri akan tetapi dari apa yang telah diwahyukan kepadanya. Ia menyaksikan aku sedangkan kalian akan menyaksikannya. Sebab, kalian bersama orang yang berhadapan dengan manusia. Segala sesuatunya telah disediakan oleh Allah dan telah diberitakannya kepada kalian.”

Ibnu Qutaibah berkata, “Disebutkan dalam Injil Yohanes tentang Al-Masih sebagai berikut: Al-Masih berkata, “Faraqlith tidak akan datang kepada kalian selama aku belum pergi. Apabila ia datang maka ia akan mencela dunia sebab kesalahan-kesalahan yang ada. Ia tidak mengatakan sesuatu dari dirinya sendiri, akan tetapi dari apa wahyu yang ia terima. Ia akan memimpin kalian dengan kebenaran dan memberitahukan kalian dengan perkara-perkara gaib dan beberapa kejadian.”

Masih ada cerita lain yang dituliskan dari Al-Masih yang menurut Ibnu Qutaibah saling berdekatan, walaupun berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh karena Injil disalin dari Al-Masih oleh banyak orang. Meski demikian menurutnya yang disebut oleh Al-Masih sebagai Roh Kebenaran adalah Nabi Muhammad saw. Ia tidak berbicara kecuali dengan wahyu yang diturunkan. Ia yang akan menyusul Al-Masih dan memberikan kesaksian bahwa ia (Al-Masih) telah menyampaikan risalah. Ia yang akan memberitahukan tentang kejadian-kejadian akhir zaman seperti keluarnya Dajjal, keluarnya Dabbah, terbitnya matahari dari arah Barat dan lain-lainnya, dan tentang perkara-perkara gaib di Hari Kiamat, hisab, surga, neraka dan lainnya yang tidak disebutkan di dalam Taurat dan Injil.

Senada dengan Ibnu Qutaibah, Prof. Abdul Ahad Dawud mantan Guru Besar Teologi abad ke-19 juga menegaskan bahwa yang dimaksud dengan “Pembawa Petunjuk” atau “Roh Kebenaran” yang dikabarkan oleh Isa tak lain adalah Muhammad, dan sama sekali bukan Roh Kudus seperti yang dinyatakan oleh berbagai teori teologis. Isa Al-Masih pernah berkata, “Lebih tepat bagi kalian jika aku pergi jauh. Karena kalau aku tidak pergi jauh maka ‘sang pembawa petunjuk’ tidak akan datang kepada kalian. Dan jika aku pergi maka aku akan mendatangkannya kepada kalian.” (Yohanes 16/7).

Abdul Ahad Dawud lalu menegaskan di bagian akhir argumennya bahwa ucapan Isa Al-Masih ini jelas menunjuk kepada seorang utusan Allah yang disebut oleh Isa dengan gelar “Roh Kebenaran”. Hebatnya menurutnya, Al-Quran lalu menyebut Muhammad dengan gelar yang persis dengan ucapan Isa, “Padahal dia (Muhammad) datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya),” (QS. Ash-Shaffat: 37).

Ilyahu, Iliya atau Iel Menurut Isa Al-Masih

Penyebutan Ilyahu menurut Ibnu Qutaibah ditemukan dalam Injil Matius yang menyebutkan bahwasanya ketika Yahya bin Zakaria dipenjarakan untuk dibunuh, ia mengutus murid-muridnya kepada Al-Masih dan berkata, “Katakanlah kepada Al-Masih bahwa engkau adalah berikutnya atau kami mengawasi selainmu?” Al-Masih menjawab, “Kebenaran adalah keyakinan yang aku katakan pada kalian. Sesunguhnya para wanita tidak akan melahirkan seseorang yang lebih utama dari Yahya bin Zakaria. Sesungguhnya Taurat dan kitab-kitab para nabi satu sama lainnya saling memberitakan tentang kenabian dan wahyu sehingga datanglah Nabi Yahya. Pada saat sekarang ini, jika kalian ingin, maka bunuhlah (saya) sebab Ilyahu tidak lama lagi akan datang. Siapa yang memiliki telinga yang dapat mendengar, maka dengarkanlah!”

Ibnu Qutaibah lantas berkata bahwa adakalanya Al-Masih menyebut Ahmad misalnya ucapan Al-Masih, “Sesungguhnya Ahmad tak lama lagi akan datang”, namun terkadang menyebutnya Iliya sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Maidah ayat 51. Adakalanya Al-Masih juga menyebut Iel misalnya perkataannya, “Sesungguhnya Iel tak lama lagi akan datang.” Iel adalah Allah dan yang dimaksud dengan kedatangan Allah adalah kedatangan Rasul-Nya dengan membawa kitab-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Taurat bahwa Allah telah datang dari Sinai. Yang dimaksudkan adalah bahwasanya Musa telah datang dari Sinai dengan membawa Kitab Allah. Tidak ada kitab yang datang setelah Isa kecuali Al-Quran.

Demikianlah keterangan Ibnul Jauzi berdasarkan perkataan Ibnu Qutaibah dengan mengutip Injil dan perkataan Isa Al-Masih serta Yahya bin Zakaria (sepupu Isa Al-Masih). Keterangan Ibnu Qutaibah terutama tentang ucapan Isa Al-Masih tentang “Roh Kebenaran” juga dipertegas oleh Prof. Abdul Ahad Dawud. Mantan Guru Besar Teologi sekaligus Pastor Katolik Roma abad ke-19 ini bahkan menegaskan bahwa Al-Quran pun menyebut Nabi Muhammad dengan gelar yang persis dengan ucapan Isa, “Padahal dia (Muhammad) datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya),” (QS. Ash-Shaffat: 37).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image