Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Dini Syauqi Al Madani

Syukur, Sehat, dan Cahaya Nabi Muhammad SAW

Agama | 2025-09-08 12:48:09

Buleleng - K.H. Thoha Muntaha Abdul Manan memberikan tausiyah dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nurul Akmal, Buleleng, Bali. Dalam pembukannya, beliau langsung menekankan pentingnya rasa syukur, kesehatan, dan kebersihan hati sebagai jalan untuk meraih cahaya kehidupan Nabi. Syukur, kata beliau, bukan sekadar ucapan yang keluar dari mulut, tetapi merupakan kesadaran atas karunia Allah dalam tubuh, jiwa, dan kehidupan sehari-hari.

Tubuh, Jiwa, dan Syukur

Yai Thoha kemudian melanjutkan bahwa tubuh manusia memiliki tiga lapisan, mulai dari yang terurai, padat, dan juga cair. Semuanya disempurnakan oleh nyawa atau udara, dan kendaraan yang mengantarkannya adalah darah. Dalam nyawa itu sendirilah yang menyimpan rezeki, pekerjaan, nasib baik dan buruk.

“Rasa itu kendaraannya hormon,” ujar beliau. Artinya, setiap emosi manusia, semisal senang, sedih, marah, atau tenang, semuanya bekerja melalui peran hormon di dalam tubuh. Hormon-hormon itulah yang menjadi pengantar rasa, seperti dopamin yang memunculkan bahagia, kortisol yang menimbulkan stres, oksitosin yang menghadirkan kasih sayang, sementara adrenalin yang memicu semangat atau rasa takut. Karena itu, setiap kenikmatan yang dirasakan seseorang sejatinya juga membawa efek bagi orang lain, apakah itu perasaan baik maupun buruk. Dari sinilah yang kemudian manusia dituntun untuk selalu bersyukur.

Harta Sejati dan Bahaya Gengsi

Bagi beliau, amalan yang baik dan hebat adalah menjadikan harta yang sederhana, seperti beras, sebagai sesuatu yang berharga. Bukan malah terjebak pada gengsi.

“Terlalu mementingkan gengsi bisa membawa penyakit, dan penyakit itu akan memengaruhi hati,” jelas beliau. Dari sinilah kemudian dapat diketahui bukan hanya tubuh saja yang kemudian menjadi sakit, tetapi juga jiwa ikut terganggu.

Menjaga Kesehatan ala Nabi

Kemudian beliau juga menyinggung beberapa cara menjaga kesehatan, yang sejalan dengan sunnah Nabi. Ada tiga hal sederhana yaitu, menyempurnakan wudhu, melakukan istinsyaq (menghirup air ke hidung saat berwudhu), dan membersihkan mulut.

Bahkan, perjalanan seorang muslim menuju masjid pun adalah jalan kesehatan sekaligus pahala. Rasulullah SAW sendirilah yang menjanjikan keberkahan bagi mereka yang melangkahkan kaki menuju rumah Allah.

Cahaya dari Shawalat

Lebih jauh, beliau juga menjelaskan bahwa jika hati sudah bersih dan tubuh sehat, maka Allah akan menganugerahkan nur al-abshar atau berupa mata batin yang bisa melihat dengan jernih.

Dengan shalawat inilah Allah kemudian memancarkan nilai-nilai kehidupan Nabi Muhammad SAW ke dalam hati seorang mukmin. Dari sinilah yang kemudian lahir kebeningan jiwa yang dapat menuntun manusia menghadapi kehidupan dengan lapang.

Dari sinilah kemudian kita dapat mengetahui bahwa rasa syukur tidak boleh hanya terhenti dalam sebuah teori yang panjang. Tapi, ia juga harus hadir secara penuh dan utuh dalam kesadaran tubuh, kesehatan, dan juga hati. Dengan syukur inilah, manusia mampu belajar rendah hati, meninggalkan gengsi, menjaga tubuh, dan membersihkan jiwa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image