Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agussalim Ibnu Hamzah

Nabi Muhammad Saw dalam Zabur dan Doa Nabi Daud

Agama | 2025-09-07 15:03:55
Ilustrasi sahabat nabi (Khazanah-Republika)

Tulisan kali ini masih kelanjutan dari Sirah Nabawiyah Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam (saw) dengan menggunakan referensi kitab Al-Wafa karya ulama besar Ibnul Jauzi, ulama kelahiran Baghdad tahun 510 H. Pada artikel pertama penulis telah sajikan bagaimana Nabi Muhammad saw dalam Kitab Taurat serta pendapat ulama tentangnya. Kali ini penulis akan mengulas bagaimana Kitab Zabur dan Nabi Daud menyebut tanda kenabian beliau saw.

Pedang yang Memiliki Dua Mata Tajam dan Umat Tunduk di Bawah Kendalinya

Ibnul Jauzi mengutip perkataan Ibnu Qutaibah menuliskan sebagai berikut:

“Nabi Daud menyebutkan tentang beliau di dalam kitab Zabur sebagai berikut: “Bertasbihlah kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Bertasbihlah kepada Dzat yang telah diagungkan oleh orang yang saleh, agar Israil suku Shahyuh merasa senang dengan segala ciptaan-Nya. Sebab, Allah telah memilih umatnya baginya. Allah memberikannya kemenangan dan menguatkan orang-orang saleh pengikutnya dengan kemuliaan. Mereka bertasbih kepada-Nya di tempat tidur mereka dan bertakbir kepada-Nya dengan suara yang keras. Di tangan mereka terdapat pedang-pedang yang mempunyai dua mata tajam untuk menyiksa umat-umat yang tidak mau menyembah Allah. Mereka menguatkan kekuasaan mereka, mengikat raja-raja dan pemuka-pemuka mereka dengan rantai dan belenggu.”

Ibnu Qutaibah berkata, “Siapakah umat yang pedang-pedang mereka memiliki dua mata tajam ini selain orang-orang Arab? Siapakah mereka yang disiksa dengan pedang itu selain orang-orang yang tidak mau menyembah Allah? Siapakah ia yang diutus dengan pedang itu dari para nabi selain Nabi Muhammad saw.”

Ibnul Jauzi juga masih menuliskan perkataan Ibnu Qutaibah bahwa di dalam Zabur yang lain disebutkan, “Pikullah wahai orang yang perkasa! Sesungguhnya hukum dan aturanmu diiringi dengan kewibawaan tangan kananmu. Anak panahmu telah terasah. Umat-umat telah bersimpuh di bawahmu.” Ibnu Qutaibah lantas berkata, “Maka siapakah yang menyandang pedang itu dari para nabi selain Nabi Muhammad saw? Siapakah ia yang umat-umat tunduk di bawah kendalinya selain beliau? Siapakah yang hukumnya diiringi dengan kewibawaan penerimaan, pajak ataupun pedang?” Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw, “Aku diberi pertolongan dengan adanya rasa takut pada diri mereka.” (HR. Al-Bukhari-Muslim, At-Turmudzi, An-Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darimi).

Mahkota “Yang Terpuji” dan Disebut Hingga Hari Kiamat

Hal ini sebagaimana dituliskan oleh Ibnul Jauzi mengutip Ibnu Qutaibah bahwa, “Dikatakan di dalam Zabur yang lain sebagai berikut, “Bahwasanya Allah menampakkan suatu mahkota yang terpuji dari kenabiannya.” Mahkota dijadikan perumpamaan bagi kepemimpinannya. Kata “yang terpuji” di sini adalah Nabi Muhammad saw.”

Ibnul Jauzi juga mengutip perkataan Ibnu Qutaibah bahwa di dalam Zabur yang lain dituliskan bahwasanya ia menguasai laut sampai sungai dan dari sungai-sungai sampai ke perhentian bumi. Penduduk pulau menjadi tunduk kepadanya dengan bertekuk lutut. Musuh-musuhnya kalah telak. Para raja datang kepadanya dengan membawa kurban dan bersujud kepadanya. Umat-umat mengikutinya dengan taat dan tunduk. Sebab, ia melepaskan orang yang tertindas dan malang dari orang yang lebih kuat darinya. Ia menyelamatkan orang yang lemah yang tidak mempunyai penolong. Ia mengasihi orang yang miskin dan tidak mampu. Ia diberi emas yang berasal dari negeri Saba’. Ia didoakan pada setiap waktu dan diberkati pada setiap hari. Ia sering disebut sampai Hari Kiamat nanti.”

Ibnu Qutaibah lantas berkata, “Siapakah orang yang memiliki apa yang berada di antara sungai dan laut serta apa yang berada di antara sungai Tigris dan Eufrat sampai ke bagian terakhir bumi? Siapakah yang didoakan dan diberkati setiap harinya dari para nabi selainnya?”

Diutus untuk Menyampaikan bahwa Isa adalah Manusia

Ibnul Jauzi juga menuliskan perkataan Ibnu Qutaibah bahwa disebutkan di dalam kitab Zabur yang lain bahwasanya Nabi Daud berkata, “Ya Allah, utuslah seorang pembawa sunah sehingga manusia mengetahui bahwa Isa adalah manusia.” Ini adalah berita tentang Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw tidak lama sebelum mereka diutus. Yang dimaksudkan oleh Nabi Daud adalah bahwa agar Allah mengutus Nabi Muhammad sehingga manusia mengetahui bahwa Isa Al-Masih adalah manusia biasa.” Nabi Daud mengetahui bahwa mereka akan mengakui Nabi Isa sebagai Tuhan.

Penunggang Unta dalam Kitab Nabi Sya’ya.

Nabi Sya’ya atau Yesaya hidup pada abad ke-8 SM bertepatan dengan pemerintahan beberapa raja di Kerajaan Yehuda. Kitab Nabi Sya’ya ini banyak menyinggung tentang Nabi Isa. Namun ada bagian kitabnya selain menyebut Al-Masih juga berita kenabian Muhammad saw. Hal ini sebagaimana dikutip Ibnul Jauzi dari Ibnu Qutaibah bahwa di dalam kitab Nabi Sya’ya disebutkan bahwa ia berkata, “Allah berfirman kepadaku sebagai berikut: ”Berdirilah dengan seksama. Amatilah apa yang kamu lihat dan beritakanlah.” Aku berkata, “Aku melihat ada rombongan orang berkendaraan. Salah satu mereka mengendarai keledai, dan yang lainnya mengendarai unta. Salah satu dari mereka berkata kepada yang lainnya, “Babilonia beserta berhala-berhalanya akan hancur binasa.”

Ibnu Qutaibah lantas menjelaskan argumentasinya bahwa pengendara keledai menurutnya dan menurut orang Yahudi adalah Nabi Isa Al-Masih. Maka jika pengendara keledai yang dimaksudkan dalam kitab Nabi Sya’ya adalah Nabi Isa, kenapa tidak bila pengendara unta adalah Nabi Muhammad? Bukankah runtuhnya Babilonia dan berhala-berhala mereka yang musnah adalah karena beliau dan dengan tangan beliau bukan oleh Nabi Isa?! Bukankah di negeri Babilonia senantiasa raja-rajanya selalu menyembah patung sejak zaman Nabi Ibrahim? Bukankah ia lebih dikenal banyak mengendarai unta daripada mengendarai keledai?!”

Demikianlah nubuwat Nabi Muhammad saw dalam kitab Zabur dan dalam doa Nabi Daud agar dikirimkan nabi yang akan menjelaskan pada umat ini bahwa Isa Al-Masih adalah manusia biasa. Selain dalam kitab Zabur, nubuwat Nabi Muhammad saw juga dituliskan dalam kitab Nabi Sya’ya (Yesaya) dimana beliau saw digambarkan sebagai penunggang unta, sedangkan Nabi Isa menunggang keledai. Bukankah kita sendiri dapat menyaksikan bahwa unta memang lebih banyak ditemukan di Jazirah Arab dan menjadi kendaraan utama di wilayah ini selain kuda.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image