Fenomena Duck Syndrome Mengancam Generasi Muda
Agama | 2025-08-28 06:37:21
Fenomena duck syndrome mengambarkan kondisi Ketika seseorang tampak tenang dipermukaan tetapi sebenernya sedang berjuang keras dibawah tekanan yang berat menurut pakar Ekonomi IPB University, Dr Anisa Dwi Utami, fenomena Duck syndrome atau sindrom bebek menjadi ceriminan nyata tekanan social dan ekonomi yang Tengah dihadapi generasi muda kelas menengah di Indonesia.
Individu dari kelompok kelas menangah sering dituntut untuk tampil sukses, stabil, dan bahagia meskipun sebenarnya mereka menghadapi tekanan besar secara emosional dan finansial”, ujar Dr Anisa dalam keterangannya
Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya akses terhadap dukungan psikologis serta stigma terhadap masalah Kesehatan mental, sehingga beban yang dirasakan kerap disembunyikan demi menjaga citra ditambah dengan harapan tinggi orangtua, persaingan akademik dan professional serta ekspetasi sosisal yang diperkuat oleh media social membuat banyak orang merasa harus terus tampil “ sempurna”
Fenomena duck syndrome merupakan buah dari penerapan system kapitalis sekuler yang memaksakan generasi muda untuk mengejar kesuskesan dari segala aspek dan bidang yaitu sukses akademik, finansial, persaingan individu yang mendorong kesempurnaan yang mengabaikan aspek Rohani dan makna hidup Fatalnya dari fenomena ini semakin maraknya kasus bunuh diri dikalangan generasi muda yang menjadi alasan kuat untuk mengakhiri hidup.
Pentingnya Pendidikan Agama Islam
Sebagaimana diketahui, dalam sistem pendidikan sekuler sebagaimana saat ini, peran agama (Islam) dikerdilkan, bahkan disingkirkan. Akibatnya sangat fatal. Di antaranya adalah dekadensi moral di kalangan remaja/pelajar yang makin parah, sebagaimana telah disinggung di atas. Sebabnya, para remaja/pelajar tersebut tidak dibekali dengan bekal pendidikan agama yang cukup.
Oleh karena itu, di Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim, sistem pendidikan bukan saja harus mengikutsertakan agama (Islam). Bahkan, sudah seharusnya Islam menjadi dasar bagi sistem pendidikan sekaligus mewarnai seluruh kebijakan pendidikan di tanah air.
Dalam fenomena ini penting bagi generasi hari ini memahami nilai nilai agama sebagai pondasi menjalani kehidupan tentang makna kehidupan, dengan Pendidikan agama akan membentuk kepribadian yang kuat, stabil dengan memahami ajaran agama individu dapat mengembangkan rasa percaya diri, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi tantangan hidup.
Sekali lagi menunjukan efek pemisahan kehidupan dari agama. “Peserta didik dirasa cukup agamis ketika menguasai materi dengan standar minimalis tersebut. Hal inilah yang membuat peserta didik tidak mengenal agama mereka yang sesungguhnya sehingga banyak pelajar yang alergi dengan agamanya sendiri, padahal Islam sebagai sebuah agama dan ideologi memiliki konsep yang sangat luas, lengkap, dan implementatif,” Pelajaran Agama Islam, jelasnya, sudah seharusnya menjadi salah satu pelajaran yang bisa membuat pelajar mengenal agamanya dengan baik yang membuat pelajar paham cara beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Walahu;alam biswab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
