Menjelajahi Pesona Teluk Ketapang, Koperasi Homestay Jadi Bagian Dukungan Pariwisata
Wisata | 2025-08-10 04:34:28
TELUK KETAPANG – Namanya mungkin belum sepopuler Bali atau Labuan Bajo. Namun, keindahan Kuala Terengganu di Malaysia menyimpan pesona tersendiri. Hamparan pasir putih, dan air laut yang jernih seakan mengajak para wisatawan untuk sejenak melarikan diri dari hiruk pikuk perkotaan. Itu semuanya di tengah kota, bukan di pedalaman.
Namun, di balik keindahan alamnya, Teluk Ketapang memiliki satu keunikan yang membuatnya istimewa: kehadiran koperasi homestay. Inilah bagian di balik perkembangan pariwisata Teluk Ketapang yang berhasil menggabungkan kelestarian alam, pemberdayaan masyarakat, dan pengalaman otentik bagi para wisatawan.
Awalnya, ide ini muncul dari kesadaran para warga akan potensi besar desa mereka. Mereka melihat banyak wisatawan yang datang, tetapi belum ada fasilitas menginap yang memadai. Warga setempat yang memiliki rumah-rumah tradisional mulai menyadari bahwa mereka bisa menawarkan tempat menginap bagi para tamu.
Namun, mengelola homestay secara individual memiliki tantangannya tersendiri. Promosi yang terbatas, standar pelayanan yang belum seragam, dan persaingan antar warga menjadi kendala. Di sinilah peran koperasi menjadi vital. Dengan semangat gotong royong, warga sepakat untuk membentuk koperasi homestay.
"Koperasi ini jadi wadah bagi kami semua," ujar Cik Gu Azmi, pengurus koperasi. "Kami bisa saling berbagi informasi, belajar bersama tentang cara melayani tamu, dan yang paling penting, promosi jadi lebih kuat karena kami tampil sebagai satu kesatuan."
Koperasi ini tidak hanya sekadar mengumpulkan anggota. Koperasi homestay Teluk Ketapang berperan aktif dalam menetapkan standar pelayanan. Setiap rumah yang bergabung harus memenuhi kriteria tertentu, seperti kebersihan, fasilitas dasar, dan keramahan tuan rumah.
Secara berkala, koperasi mengadakan pelatihan bagi para anggotanya. Materi pelatihan mencakup berbagai hal, mulai dari manajemen kebersihan, teknik memasak hidangan lokal, hingga cara berkomunikasi yang efektif dengan wisatawan dari berbagai latar belakang. Hasilnya? Para wisatawan kini bisa merasakan pengalaman menginap yang konsisten dan berkualitas di setiap homestay yang mereka pilih.
Dampak keberadaan koperasi homestay ini terasa nyata bagi perekonomian lokal. Selain mendapatkan penghasilan langsung dari penyewaan kamar, para anggota juga mendapatkan keuntungan lain. Misalnya, mereka menjual aneka kerajinan tangan, menyediakan jasa pemandu wisata, atau menjajakan kuliner khas Teluk Ketapang.
"Pendapatan kami meningkat drastis sejak bergabung dengan koperasi. Sekarang, kami tidak hanya mengandalkan pencaharian masing-masing, tapi juga dari aktivitas pariwisata," Lanjut Cik Gu Azmi dalam kunjungan ke kantornya (Rabu, 7 Agustus 2025). "Anak-anak muda juga jadi semangat untuk ikut andil. Mereka bisa jadi pemandu wisata, atau bahkan mengelola media sosial koperasi."
Lebih dari itu, koperasi ini juga menanamkan kesadaran lingkungan yang kuat. Mereka mendorong anggota untuk menjaga kebersihan lingkungan, mengelola sampah dengan baik, dan tidak merusak ekosistem pantai yang menjadi kebanggaan Teluk Ketapang.
Bagi para wisatawan yang mencari pengalaman otentik dan berbeda, homestay di Teluk Ketapang adalah pilihan yang sempurna. Di sini, mereka tidak hanya menginap, tetapi juga berinteraksi langsung dengan warga lokal, belajar tentang tradisi dan budaya setempat, serta merasakan kehangatan keramahan khas pedesaan.
Pengalaman yang ditawarkan tidak sekadar bermalam. Wisatawan bisa diajak memancing, mengunjungi Taman Tamadun Islam, atau bahkan belajar memasak hidangan tradisional dari para ibu-ibu di desa. Semua ini menjadi bagian dari paket wisata yang dikelola secara kolektif oleh koperasi.
Keberadaan koperasi homestay Teluk Ketapang menjadi bukti nyata bahwa pariwisata berbasis komunitas bisa menjadi solusi yang efektif untuk memajukan daerah. Dengan semangat kebersamaan dan pengelolaan yang profesional, mereka tidak hanya membangun industri pariwisata, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan ekonomi di desa mereka. Sebuah model yang patut dicontoh dan diapresiasi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
