Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadine Aprilia

Revitalisasi Peran Organisasi Mahasiswa di Era Digital

Pendidikan dan Literasi | 2025-08-06 22:27:30

Di era digital seperti saat ini, sebagian mahasiswa mengakses dan menyuarakan aspirasi melalui platform digital. Namun tak jarang dijumpai, bahwasanya tindakan tersebut berpotensi menimbulkan berbagai konflik akibat aspirasi mahasiswa tidak tersampaikan secara efektif. Hal tersebut dapat diatasi dengan membangun platform aspirasi digital yang lebih kompeten dan terintegrasi seperti google form yang kemudian ditautkan di akun sosial media resmi. Selain itu, kita juga dapat menggunakan platform media sosial yang saat ini tengah ramai digunakan seperti tiktok, instagram, twitter/X untuk menampung aspirasi dari mahasiswa menggunakan polling, konten tanya jawab, maupun live discussion secara rutin setiap minggu nya. Namun diluar media online, pertemuan tatap muka tidak selamanya dihilangkan, setiap bulan hendaknya terdapat forum diskusi tatap muka yang diselenggarakan oleh BLM untuk mendengar aspirasi mahasiswa dengan harapan forum diskusi ini dapat membuat mahasiswa merasa lebih terlibat.

Program Kerja Inovatif dan Berdampak

BLM memiliki peran strategis untuk memastikan program kerja yang dirancang BEM benar-benar relevan dengan kebutuhan mahasiswa vokasi. Tantangan utama di era digital adalah bagaimana program tersebut tidak hanya formalitas, tetapi juga berdampak nyata pada pengembangan kompetensi mahasiswa.

Solusi BLM:

1. Pengumpulan Aspirasi Digital Terintegrasi - BLM membangun sistem aspirasi online seperti Google Form atau QR Code e- aspirasi yang terhubung dengan media sosial resmi. - Sistem ini memungkinkan mahasiswa menyampaikan ide, kritik, dan saran kapan saja, sehingga BLM dapat memberi masukan berbasis data kepada BEM sebelum program dijalankan.

2. Program yang Selaras dengan Isu Mahasiswa Vokasi

- BLM mendorong BEM menyusun program yang fokus pada isu utama mahasiswa vokasi: - Pengembangan Skill Praktis: pelatihan bersertifikat, Vocational Fair, atau workshop hybrid bersama industri. - Kesehatan Mental: peer-support digital, webinar psikologi, dan konseling kolaboratif. - Kesiapan Karier: webinar karier, pelatihan portofolio, dan job fair virtual. - Program ini diharapkan bukan hanya seremonial, tapi benar-benar mendukung kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

3. Monitoring dan Evaluasi Digital

- BLM memanfaatkan teknologi untuk memantau pelaksanaan program BEM melalui dashboard laporan digital dan publikasi transparan di media sosial. - Dengan evaluasi berbasis data, BLM bisa memastikan program berdampak nyata, sesuai aspirasi mahasiswa, dan mudah diperbaiki jika ada kekurangan.

Hasil yang Diharapkan:

1. Program BEM lebih tepat sasaran, inovatif, dan memberi nilai tambah bagi mahasiswa.

2. Mahasiswa merasa aspirasi mereka diakomodasi, sehingga partisipasi meningkat.

3. BLM dapat menunjukkan peran aktifnya sebagai pengawas sekaligus penghubung mahasiswa dengan BEM secara efektif di era digital.

Kolaborasi Antar-Organisasi dan Pemangku Kepentingan

Salah satu tantangan di era digital adalah bagaimana organisasi mahasiswa dapat membangun sinergi nyata dengan berbagai pihak agar ekosistem vokasi semakin kuat, adaptif, dan relevan. Saat ini, kolaborasi antara BLM, BEM, HIMA, serta pemangku kepentingan seperti fakultas, alumni, dan industri belum sepenuhnya optimal. Akibatnya, banyak program yang berjalan sendiri-sendiri dan kurang berdampak besar bagi mahasiswa.

Solusi BLM:

1. Mendorong Kolaborasi Internal dan Eksternal

- Internal: BLM memfasilitasi forum gabungan rutin antara BLM, BEM, dan HIMA untuk menyelaraskan program, meminimalkan tumpang tindih, dan memperkuat komunikasi lintas ormawa.

- Eksternal: BLM menginisiasi kerja sama dengan fakultas, alumni, dan industri, misalnya melalui hearing bersama dekanat, program mentoring alumni, dan magang bersertifikat yang didukung pihak industri.

2. Membangun Ekosistem Kolaborasi Hybrid

- Kolaborasi di era digital tidak harus sepenuhnya tatap muka. BLM bisa menggabungkan kegiatan online dan offline, misalnya:Vocational Fair hybrid yang menampilkan pameran keahlian mahasiswa secara luring dan disiarkan daring.

- Webinar kolaboratif dengan alumni dan industri, disertai sesi networking offline.

- Lomba ide bisnis atau inovasi vokasi yang diikuti mahasiswa dari berbagai prodi secara daring, dengan presentasi final luring.

3. Membuat Sistem Koordinasi Digital

- Untuk memastikan kolaborasi berjalan efektif, BLM dapat membuat grup koordinasi digital atau dashboard kolaborasi berisi jadwal kegiatan, aspirasi mahasiswa, dan progress program bersama.

- Sistem ini membantu seluruh pihak tetap terhubung, meminimalkan miskomunikasi, dan memperkuat rasa kepemilikan bersama terhadap program vokasi.

Hasil yang Diharapkan:

1. Terciptanya sinergi nyata antara organisasi mahasiswa, fakultas, alumni, dan industri.

2. Program yang dihasilkan lebih berdampak, adaptif, dan memperkuat citra vokasi di era digital.

3. Mahasiswa merasakan manfaat langsung karena kegiatan lebih variatif, relevan, dan terbuka untuk partisipasi luas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image