Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aida Rahma

Merinding! Pengalaman Mistis Menelusuri Misteri Villa Putih Kaliurang

Agama | 2025-07-31 06:58:08

Rabu, 21 Mei 2025, adalah hari yang tak akan pernah saya lupakan. Bersama tiga sahabat saya---Jihan, Aqila, dan Zahra---kami memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan menjelajahi kawasan sejuk dan asri di Yogyakarta, tepatnya di daerah Kaliurang. Di balik pesona alamnya yang menawan, Kaliurang ternyata menyimpan banyak kisah misteri. Salah satunya adalah sebuah bangunan tua yang terkenal dengan nuansa horornya: Villa Putih Kaliurang. Perjalanan menuju ke atas berlangsung riang, kami mengobrol di dalam mobil, awalnya hanya membahas tempat wisata yang ingin dikunjungi. Namun, pembicaraan itu perlahan berubah menjadi diskusi serius saat saya mengusulkan untuk mengunjungi Villa Putih, tempat yang konon katanya angker dan penuh misteri. Beberapa teman awalnya ragu. Jihan dengan tegas menolak masuk, tapi saya terus membujuk.

"Ayolah, biar seru! Masa cuma liat dari luar aja sih, guys!" Saya mencoba meyakinkan mereka, dan akhirnya, Zahra dan Aqila pun luluh, ikut arus di antara keyakinan saya dan kekhawatiran Jihan. Akhirnya, kami sepakat untuk menuju ke villa itu. Suasana dalam mobil pun semakin tegang, antara penasaran dan takut bercampur menjadi satu.

Tiba di Lokasi Suasana Mulai Mencekam

Begitu kami memasuki gang kecil menuju Villa Putih, mobil kami mulai melambat secara otomatis, seolah-olah mengikuti atmosfer yang berubah mendadak. Dari kejauhan bangunan villa sudah tampak samar, berdiri sunyi dengan dinding berwarna putih yang mulai mengelupas dimakan usia. Aura dingin dan sunyi mulai terasa, meski waktu masih sore. Ketegangan meningkat ketika satu lagi teman kami, Akmal, menyusul dan tiba di lokasi. Kini jumlah kami berlima. Lagi-lagi perdebatan muncul: masuk atau tidak? Namun rasa penasaran lebih kuat dari rasa takut. Kami akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam villa itu.

Sekilas Sejarah Misteri Villa Putih Kaliurang

Sebelum kami benar-benar melangkah masuk, kami sempat membaca dan mencari tahu sedikit sejarah tentang tempat ini. Konon, Villa Putih dulunya merupakan rumah peristirahatan mewah milik keluarga Belanda pada masa kolonial. Namun, di balik kemegahannya, tersimpan kisah kelam yang membuat bulu kuduk berdiri. Mitos yang paling sering diceritakan masyarakat adalah tragedi pembantaian satu keluarga Belanda secara keji di dalam villa ini. Selain itu, cerita lain menyebutkan bahwa villa ini sempat digunakan sebagai tempat pesugihan dan ritual-ritual mistis, sehingga meninggalkan energi negatif yang sangat kuat.

Villa Putih kini dikenal luas oleh masyarakat dan bahkan sering dijadikan lokasi eksplorasi oleh para YouTuber, pemburu hantu, dan konten kreator yang penasaran ingin mengabadikan penampakan atau mengalami kejadian gaib secara langsung. Beberapa saksi mengaku pernah melihat sosok noni Belanda dan tentara Jepang berkeliaran di area villa.

Menelusuri Bagian Dalam Villa Suasana Mistik Makin Mencekam

Kami mulai melangkah masuk. Akmal berada paling depan, membuka jalan bagi kami semua. Bangunan bagian bawah masih cukup utuh meskipun banyak bagian kayu yang sudah rapuh dan lantai mulai berlubang di beberapa titik. Debu, sarang laba-laba, dan aroma lembab langsung menyergap kami. Jihan yang tadinya takut mulai berani melangkah, tentu dengan dukungan kami semua. Setelah memastikan lantai dasar aman, kami pun naik ke lantai dua---tempat yang disebut-sebut sebagai pusat dari semua kejadian mistis. Saat menaiki tangga, kami melihat banyak coretan tak jelas di dinding. Seperti simbol, kata-kata, dan tanda-tanda yang tampaknya dibuat oleh para pengunjung sebelumnya.

Di lantai dua, udara terasa lebih pengap. Kami mencium bau sesajen yang menyengat, dan benar saja---di salah satu sudut ruangan, kami melihat sesajen masih tersusun dengan sisa dupa yang baru mati. Satu per satu ruangan kami masuki. Ruangan gelap, sunyi, dan penuh debu. Tiba-tiba...

"Blakkk!"

Sebuah balok kayu tua jatuh dari plafon. Kami semua terkejut, Zahra sampai berteriak kecil. Untung saja tidak mengenai kami.

Namun, ketegangan belum selesai. Tak lama setelah itu, bau melati yang sangat kuat menyeruak dari entah mana asalnya. Saat itulah Aqila mulai panik dan meminta kami untuk segera keluar. Tapi kami merasa ada satu ruangan lagi yang belum dijelajahi---ruangan yang katanya paling banyak menyimpan kisah penampakan.

Dengan hati-hati, kami membuka pintu ruang itu. Begitu masuk, suasana langsung berbeda. Saya merasa merinding, ada sesuatu yang menekan dada, seperti ada yang mengawasi. Lalu... terdengar suara lirih. Pelan, samar, tidak jelas, namun nyata. Kami semua saling memandang, mencoba memastikan apakah yang lain juga mendengarnya. Tapi tak seorang pun bisa menunjukkan dari mana asal suara itu. Kami pun sepakat untuk tidak berlama-lama. Kami keluar perlahan, memastikan tidak ada satu pun tertinggal. Sebelum benar-benar meninggalkan villa, kami menyempatkan diri mengambil beberapa dokumentasi foto. Sebagian untuk kenang-kenangan, sebagian untuk membuktikan bahwa kami pernah menelusuri salah satu tempat paling angker di Yogyakarta.

Jaga Kelestarian, Jangan Hanya Mengejar Sensasi

Meski mengerikan, Villa Putih Kaliurang tetap menjadi destinasi yang menarik bagi mereka yang menyukai tantangan dan petualangan bernuansa mistis. Namun perlu diingat, bangunan ini sudah sangat tua dan rapuh. Bagi siapa pun yang ingin datang, harap berhati-hati dan tidak sembarangan. Villa ini bukan sekadar tempat horor untuk dijadikan konten, tapi juga bagian dari sejarah lokal. Mari kita jaga dan lestarikan keberadaannya dengan tidak merusak, mencoret-coret, atau meninggalkan sampah di dalamnya. Hormati tempat ini, sebagaimana kita juga ingin dihormati saat berada di rumah sendiri.Karena di balik kisah-kisah seramnya, Villa Putih menyimpan jejak waktu yang harus kita jaga bersama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image