AHMAD RIDHO
Komunitas Muslim Indonesia Gelar Halal Bihalal, Tekankan Pentingnya Silaturahmi dan Persatuan
Agama | 2025-07-29 22:25:15
Jakarta, 3 Mei 2025 – Komunitas Muslim Indonesia menggelar acara halal bihalal yang dirangkai dengan pengajian yang dipimpin oleh ulama dan Wakil Presiden RI Ke-13, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin, Lc., MA, bersama Ustadzah Hj. Bahijah Hamid sebagai Ketua Pembina. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Ibu Hj. Wuri Estu Handayani sebagai pembina dan Hj. Ida Farida, SE., MM sebagai ketua Pelaksana, serta para peserta dari kalangan majelis taklim yang dikenal sebagai “Jamul Majalis Daarul Maarif” yang bermakna kumpulan majelis-majelis dirumah ilmu pengetahuan. Dalam suasana penuh keakraban, acara ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi, saling memaafkan, dan memperkuat persatuan umat.
Dalam sambutannya, K.H. Ma'ruf Amin menjelaskan bahwa halal bihalal merupakan tradisi khas Indonesia yang tidak ditemukan di negara lain, khususnya di Timur Tengah. “Halal bihalal adalah bentuk efisiensi. Kalau kita mendatangi rumah satu per satu untuk meminta maaf, berapa lama waktu dan biaya yang dibutuhkan? Dengan berkumpul seperti ini, setengah hari sudah selesai,” ujarnya, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin. Ia menegaskan bahwa istilah “halal bihalal” mungkin tidak sepenuhnya tepat dalam bahasa Arab, yang lebih pas disebut istikhlal wa ikhlal (meminta dan memberi halal), namun tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia dalam membangun silaturahmi.
Acara ini juga menyoroti pentingnya silaturahmi sebagai wujud ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan). “Silaturahmi itu menyambung rahim, bukan hanya antar keluarga, tapi juga antar umat Islam, antar bangsa, dan antar manusia sebagai keturunan Nabi Adam,” papar K.H. Ma'ruf Amin. Ia menekankan bahwa silaturahmi adalah kewajiban yang jika diputus, dapat menghalangi seseorang dari surga.
Tradisi lain yang disinggung adalah mudik, yang juga dianggap sebagai bentuk silaturahmi khas Indonesia. “Mudik itu hanya ada di Indonesia. Berita tentang mudik bisa mengisi media selama sebulan penuh, dari berangkat sampai kembali. Ini menunjukkan betapa kuatnya keinginan kita untuk menyambung tali persaudaraan,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa menjaga hati adalah kunci utama dalam silaturahmi, karena hati yang bersih akan memudahkan saling memaafkan dan mempererat hubungan.
K.H. Ma'ruf Amin juga menyampaikan pesan kepada para ustazah sebagai ulama perempuan untuk tetap bersatu dan kompak dalam menghadapi tantangan zaman. “Kita hadapi disrupsi informasi, provokasi, dan godaan yang memecah belah umat. Jangan sampai ustazah bersaing dengan ustazah. Kita harus bersama-sama menjaga umat,” tegasnya. Ia menyebutkan bahwa para ulama memiliki dua perjanjian (mitaq), yaitu mitaq wathani (kesepakatan nasional untuk menjaga bangsa) dan mitaq rabbani (perjanjian dengan Allah untuk membawa manusia ke jalan-Nya).
Acara ditutup dengan doa bersama, dipimpin oleh K.H. Ma'ruf Amin, yang memohon kepada Allah agar diberikan ilmu, akhlak mulia, dan perlindungan dari godaan syaitan. “Ya Allah, jadikan kami dan keluarga kami dalam lindungan-Mu, jauhkan kami dari fitnah dan keburukan,” ujarnya dalam doa yang diikuti dengan “Amin” serentak dari para hadirin. Acara ini diakhiri dengan sesi foto bersama, menandakan kebersamaan dan semangat persatuan yang terus dijaga.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
