Mengenang Mbah Dullah
Alkisah | 2025-07-01 12:25:50Mengenang Mbah Dullah
Oleh: Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I*
Terkait dengan pentingnya sikap tawadhu' sering diteladankan oleh Kiai-Kiai sejak zaman dahulu di Bumi Nusantara. Ambil satu contoh siapa yang tidak kenal dengan KH. Abdullah Zain Salam (Mbah Dullah) Kajen, Pati, Jawa Tengah.
Dalam kesehariannya beliau lebih dikenal oleh masyarakat secara luas sebagai seorang Kiai Sepuh yang bersikap tawadhu’ (rendah hati) dalam setiap laku lampahnya.
Sebagai suluk laku lampahnya ini, beliau selalu berusaha menempatkan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain, dan merasa dirinya penuh dengan kekurangan sehingga tidak layak untuk dimuliakan oleh orang lain.
Padahal dalam kalangan masyarakat secara luas orang-orang mengenal Mbah Dullah sebagai kiai Sepuh yang kharismatik, alim dan bahkan ada menganggap sebagai seorang wali. Sebab memiliki kelebihan yang terkadang diluar nalar.
Ketawadhu'an Mbah Dullah tercermin sepanjang perjalanan hidupnya. Bahkan sebelum wafat, Mbah Dullah berpesan kepada putranya agar berita wafatnya nanti tidak diumumkan kepada khalayak secara luas:
"Nak, Kalau saya meninggal kelak, tak usah diumumkan kemana-mana. Jangan sampai terjadi orang bergiliran, rombongan demi rombongan melakukan shalat jenazah. Saya malu terhadap perlakuan semacam itu karena belum tentu saya termasuk golongan orang-orang baik.”
Alasan mendasarnya Mbah Dullah ini penuh dengan nilai ketawadhuan. Beliau sangat malu apabila orang ramai-ramai menshalatinya sementara dirinya belum tentu termasuk dari golongan orang-orang baik nantinya.
Semoga Bermanfaat....
*Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Poltek Pelayaran Surabaya; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
