Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image PUTRI RAHMAFADHILA

Bahasa Tubuh di Kantor: Apa yang Anda Katakan Tanpa Bicara?

Ekspresi | 2025-06-20 20:02:16
Sumber: https://pin.it/7IGzMChdj

Saat bekerja di Kantor, kata-kata seperti presentasi yang meyakinkan, laporan yang rapi, atau email yang sopan sering menjadi perhatian kita. Namun, tahukah Anda bahwa komunikasi yang paling kuat justru terjadi tanpa kata-kata? Bahasa tubuh sangat penting untuk hubungan, kesan, dan bahkan karier.

Dalam dunia kerja yang serba cepat, tubuh kita berbicara lebih banyak daripada yang kita sadari. Jadi, apa saja pesan yang Anda kirimkan lewat lewat sikap, gerakan, dan ekspresi wajahmu di Kantor?

Mengapa Bahasa Tubuh itu Penting?

Menurut Dr. Albert Mehrabian, seorang profesor psikologi dari UCLA, "komunikasi tatap muka terdiri dari 7% kata-kata, 38% nada suara, dan 55% bahasa tubuh."

Bahasa tubuh kita adalah cara kita berkomunikasi secara nonverbal yang menunjukkan perasaan, sikap, dan kepribadian kita. Bahasa tubuh yang digunakan di tempat kerja dapat berupa:

- Menunjukkan rasa percaya diri atau sebaliknya, menunjukkan rasa tidak aman.

- Mempengaruhi bagaimana atasan dan rekan kerja menilai kita.

- Menentukan apakah interaksi berhasil atau gagal, terutama dalam wawancara, presentasi, atau rapat.

Bahkan sebelum kita berbicara, tubuh kita sering kali sudah "berbicara duluan".

Contoh Bahasa Tubuh Positif di Lingkungan Kerja

Jika Anda ingin terlihat profesional, percaya diri, dan mudah bekerja sama, Anda dapat menerapkan beberapa tanda tubuh berikut:

- Kontak mata: melihat lawan bicara saat berbicara atau mendengarkan menunjukkan Anda fokus dan percaya diri.

- Senyum tulus: senyum yang wajar membuat Anda terlihat ramah dan terbuka, yang sangat baik untuk menciptakan suasana kerja yang positif.

- Postur tubuh tegak: berdiri atau duduk dengan postur tegak dan tidak kaku memberi kesan bahwa Anda siap dan sigap.

- Gerakan tangan yang terbuka: gerakan tangan yang natural saat berbicara memperkuat pesanmu, dan menunjukkan bahwa Anda nyaman serta jujur.

Sinyal Tubuh Negatif yang Sebaiknya Dihindari

Sebaliknya, beberapa gerakan tubuh tertentu dapat membuat Anda terlihat tertutup atau tidak profesional:

- Menyilangkan tangan di dada: menunjukkan bahwa Anda bertahan atau enggan menerima umpan balik.

- Menunduk atau menghindari tatapan: dapat menunjukkan ketakutan, ketidakyakinan, atau tidak tertarik.

- Terlalu sering melirik ponsel atau jam: menunjukkan bahwa Anda bosan atau tidak menghargai orang lain.

- Gelisah: menggoyangkan kaki atau mengetuk meja menandakan Anda gugup atau tidak sabar, dan ini dapat mengganggu suasana kerja.

Bagaimana dengan Bahasa Tubuh Saat Rapat Online?

Bahasa tubuh masih penting di era kerja hybrid dan pertemuan virtual:

- Tatap kamera (bukan layar) saat berbicara, ini menciptakan kesan kontak mata.

- Jaga ekspresi wajah tetap ramah dan antusias.

- Jangan berbaring, duduk tegak! Ini memengaruhi persepsi orang tentang Anda.

- Gunakan tangan secukupnya untuk menambah ekspresi, tapi jangan berlebihan.

Tips Melatih Bahasa Tubuh yang Profesional

Tidak semua orang sadar akan bahasa tubuh mereka. Tapi kabar baiknya: ini bisa dilatih! Berikut beberapa cara sederhana:

1. Latihan berbicara di depan cermin atau kamera.

2. Minta umpan balik dari teman kerja atau atasan.

3. Perhatikan bahasa tubuh yang digunakan oleh pemimpin atau pembicara publik.

4. Tetap memperhatikan posisi dan ekspresi Anda, terutama saat berada di situasi formal.

Kesimpulan

Bahasa tubuh tidak bersuara, tetapi sangat efektif untuk berkomunikasi. Bahasa tubuh yang positif dapat meningkatkan peluang, menumbuhkan kepercayaan, dan memperkuat hubungan kerja di Kantor. Oleh karena itu, mari kita mulai memahami sinyal tubuh yang kita kirimkan setiap hari. Karena tubuh kita kadang-kadang bisa mengatakan segalanya tanpa kata-kata.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image