Bertaubat Sebelum Terlambat
Agama | 2025-05-25 07:51:08Tidak hanya tumbuhan, keimanan kita pun harus terus dipupuk dan dirawat sepanjang waktu.
Demi mewujudkan ikhtiar itu, takmir Masjid An-Nur Griya Kebonagung Sukodono Sidoarjo mengadakan kajian pekanan untuk jama'ah tercintanya. Pada Ahad ba'da Subuh, 25 Mei 2025 ustadz H.Shokibu, S.H, S.S, M.M. menyampaikan materi Riyadhus Shalihin dengan tema taubat.
Taubat itu secara terminologi artinya kembali. Taubat utamanya atas dua pelanggaran atau kesalahan. Pertama, kesalahan atas hak Allah SWT. Kedua, kesalahan kepada Bani Adam atau sesama manusia.
'Birokrasi' taubat atas hak Allah SWT secara sekilas jauh lebih mudah. Ibaratnya, sak srit beres asal ada kesungguhan kita. Hanya 3 syarat yang harus kita lakukan yaitu: (1) berhenti dari perbuatan dosa itu, (2) merasa menyesali atas perbuatan dosa itu dengan sungguh-sungguh dan (3) berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Tetapi kalau terkait hak sesama manusia jalurnya agak panjang, agak rumit dan syaratnya tambah satu lagi yaitu orang yang kita sakiti harus mamaafkan dan menghalalkan atas perbuatan salah kita kepadanya. Misalnya, barang yang kita ambil harus kita kembalikan kepada yang berhak. Sebagai ilustrasi, kita makan soto ketika bayar bilang ke kasir hanya soto dan es teh. Setelah pulang ternyata kita ingat ada sejumlah kerupuk yang lupa belum kita bayar. Maka kita segera bayar kekurangan itu meskipun ke warung di Malang, padahal kita tinggal di Sidoarjo.
Pada Riyadhus Shalihin, ustadz Shokibu membacakan hadits: Hai orang-orang (yang beriman), bertobatlah kalian semua kepada Allah. Maka sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali.
Idealnya, saat kita membaca istighfar kita mesti ingat dosa yang pernah kita lakukan misalnya ketika meninggalkan sholat, melihat tayangan YouTube yang menampilkan sesuatu yang dilarang.
Dalam hadits disebutkan bahwa Allah SWT sangat senang atas taubatnya seorang manusia melebihi senangnya orang yang secara tiba-tiba mendapati kembali onta yang hilang di gurun. Perumpamaan dalam Islam yang menggambarkan betapa besar kegembiraan Allah SWT atas taubat seorang hamba. Hadis ini menjelaskan bahwa Allah lebih senang terhadap hamba-Nya yang bertobat dibandingkan kegembiraan seseorang yang menemukan untanya yang hilang di gurun, apalagi unta tersebut adalah sumber kehidupan dan bekal perjalanan.
Dalam hadits lain riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa Allah SWT jauh lebih senang dari kegembiraan dari seseorang yang diumpamakan kehilangan tunggangan yang hilang di dalam hutan. Namun dia mencarinya dengan perbekalan makan dan minum yang ada namun tidak menemukan tunggangannya itu. Di tengah keputusasaannya itu dia bersandar di pohon dan tiba-tiba tunggangannya itu berada di sampingnya. Saking senangnya malah, orang tersebut salah ngomong (ucap), " Engkau hambaku dan aku adalah hambaMu".
Sifat Allah Maha Pengampun itu kita manfaatkan sebaik mungkin, kita gunakan, karena kita bukanlah makhluk yang suci dan bebas dari berbagai dosa.
Allah SWT 'membentangkan tangan' di malam hari untuk menerima taubat pelaku dosa di siang hari begitu pula sebaliknya, hingga matahari terbit dari barat. Ini adalah bentuk rahmat Allah SWT yang diberikan kepada manusia kapan saja meskipun ada waktu waktu utama. Anjuran untuk secepatnya bertaubat entah siang atau malam.
Semoga Allah SWT menerima segala taubat kita dan kita mendapatkan ampunan-Nya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
