Kembangkan Ekosistem AI Pendidikan yang Etis, Agentik, dan Indonesia Sentris, Sarana AI digandeng Google Cloud dan Universitas Brawijaya Malang
Teknologi | 2025-05-23 11:01:06
Di tengah derasnya adopsi teknologi AI global, saya merasa bangga bisa menyaksikan dari Malang bagaimana Sarana AI dipercaya menjadi bagian dari inisiatif nasional “Indonesia BerdaAIa” dari Google Cloud. Dalam forum bergengsi Google Cloud Summit Jakarta 2025, mitra strategis kami, Universitas Brawijaya (UB), turut memperkenalkan sistem pembelajaran online BRONE UB—sebuah implementasi nyata dari AI generatif dan agentik di lingkungan kampus.
BRONE UB sendiri sudah lebih dulu hadir sebagai sistem pembelajaran online Universitas Brawijaya, sebagai bagian dari visi kampus dalam mendigitalisasi proses belajar-mengajar. Kolaborasi terbaru ini memperkuat BRONE UB melalui integrasi teknologi frontier AI dari Google Cloud dan pendekatan kontekstual dari Sarana AI. Solusi ini dirancang dengan memahami cara belajar mahasiswa dan dosen Indonesia, dinamika penggunaan teknologi di kampus, serta nuansa budaya akademik yang khas di lingkungan pendidikan tinggi kita.
UB hadir sebagai institusi pendidikan progresif, Google Cloud sebagai penyedia teknologi AI terdepan, dan Sarana AI mengambil peran sebagai mitra lokal yang peka terhadap kebutuhan dan realitas di lapangan.
Dari sisi saya sebagai Head of Community di Sarana, proyek ini bukan sekadar soal membangun teknologi. Ini tentang menghadirkan AI yang membumi—teknologi yang mampu menjadi co-thinker bagi mahasiswa dan dosen, bukan hanya alat bantu, tapi mitra belajar yang kontekstual.
Dari Alumni untuk Almamater: Kontribusi Nyata Sarana AI
Hadir mewakili Sarana AI dalam acara ini adalah dua rekan saya: Ilham Irfani (AI Engineer) dan Indira Kamila (Product Manager)—keduanya adalah alumni UB yang kini membangun solusi teknologi untuk kampus almamater mereka. Inovasi ini dengan bangga kami sebut sebagai karya “Dari Alumni UB, untuk UB.”
Rektor UB, Prof. Widodo, dalam sambutannya menekankan bahwa AI bukan sekadar soal efisiensi, tapi katalis perubahan cara berpikir dan menyelesaikan persoalan multidimensi di masyarakat. Pandangan beliau sangat sejalan dengan filosofi yang kami pegang di Sarana: bahwa AI yang humanis adalah AI yang mengembalikan manusia ke hakikatnya—berpikir, merasakan, dan membuat keputusan.
Menjadi satu-satunya startup lokal dalam daftar 15 organisasi pionir seperti BCA, Indosat, Kalbe, dan Paragon dalam program “Indonesia BerdaAIa” jelas merupakan kepercayaan besar bagi tim kami. Kami percaya, partisipasi ini bukan hanya validasi atas kerja keras kami, tapi juga bukti bahwa inovasi AI dari Indonesia bisa bersaing dan berdampak secara nasional.
Ke depan, UB, Google Cloud, dan Sarana AI akan bersama-sama menyusun roadmap pengembangan AI untuk lingkungan pendidikan, menguji penerapan AI agentik dan generatif, serta menyusun kerangka tata kelola dan etika yang kontekstual bagi dunia akademik di Indonesia.
Karena buat saya pribadi, dan kami semua di Sarana, masa depan pendidikan Indonesia tidak cukup hanya digital — AI harus agentik, di mana kekuatan manusia dan kecerdasan mesin saling melengkapi. Inilah semangat Mens et Machina kami: membangun pendidikan yang lebih bermakna melalui kolaborasi Human+AI.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
