Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Hidayatul Karimah

Tradisi Maulid Nabi sebagai Penguatan Nilai Keagamaan dan Kebangsaan

Lainnnya | 2025-05-18 08:35:29
Dokumentasi pribadi

Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi keagamaan yang masih dilestarikan secara luas di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu bentuk khas yang menarik perhatian adalah tradisi Grebeg Maulud di Demak, sebuah upacara tahunan yang memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan prosesi budaya yang unik dan kaya makna.

Menurut Permadi dan Yantari (2024), tradisi Grebeg Maulud bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga simbol solidaritas sosial dan identitas budaya masyarakat Demak. Dalam tradisi ini, prosesi kirab gunungan menjadi pusat perhatian, yang melambangkan berkah dan kemakmuran bagi warga sekitar. Selain nilai religius, perayaan ini juga memberikan dampak ekonomi signifikan melalui peningkatan aktivitas perdagangan dan pariwisata yang menyertai perayaan tersebut.

Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Grebeg Maulud selaras dengan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, melalui penguatan kesadaran spiritual masyarakat. Semangat berbagi dan gotong royong yang terjadi selama perayaan mencerminkan sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Pelestarian tradisi ini juga memperkuat sila ketiga, Persatuan Indonesia, karena melibatkan seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial.

Dari sudut pandang kewarganegaraan, tradisi ini menggambarkan budaya kewargaan (civic culture) yang mendorong rasa kebersamaan, tanggung jawab sosial, dan menjaga keberagaman budaya Indonesia.

Selain Grebeg Maulud, perayaan Maulid Nabi secara umum juga berperan penting dalam mempererat kerukunan antar umat beragama. Thoriq dan Wahyudin (2023) menyebutkan bahwa perayaan Maulid dapat menjadi media efektif dalam memperkuat hubungan antaragama serta menanamkan nilai toleransi dan kerukunan dalam masyarakat yang pluralistik.

Lebih lanjut, tradisi ini juga berfungsi sebagai sarana pendidikan karakter religius, terutama bagi generasi muda. Sebagai contoh, Juhji et al. (2024) menekankan bahwa kegiatan peringatan Maulid di madrasah-madrasah berkontribusi dalam penguatan karakter religius siswa, membentuk mereka menjadi individu yang beriman dan berakhlak mulia.

Melihat berbagai manfaat tersebut, saya berpendapat bahwa pelestarian tradisi Maulid Nabi, khususnya Grebeg Maulud di Demak, sangat penting untuk terus dilanjutkan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Penggunaan media digital dan media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk mendokumentasikan dan mempromosikan tradisi ini agar semakin dikenal luas, terutama di kalangan generasi milenial dan generasi Z. Dengan begitu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini tidak hilang oleh waktu, melainkan terus hidup dan berkembang.

Secara keseluruhan, tradisi Maulid Nabi bukan sekadar ritual keagamaan tahunan, melainkan warisan budaya yang memiliki makna religius, sosial, dan kebangsaan yang mendalam. Melestarikannya berarti menjaga jati diri bangsa dan menanamkan karakter luhur pada generasi mendatang, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat kewarganegaraan.

Daftar Pustaka:

Setiyaningsih, S., & Wiryanto, W. (2022). Penerapan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Milenial Indonesia sebagai Upaya Menumbuhkan Wawasan Kebangsaan. Jurnal Pertahanan dan Bela Negara, 13(2).

Permadi, D. P., & Yantari, H. F. (2024). The Changing Significance of the Gerebeg Maulid Tradition: An Examination of Its Socio-Economic Impact in Indonesia. Jurnal Sosiologi Reflektif, 18(2).

Thoriq, M., & Wahyudin, F. (2023). Peringatan Maulid Nabi Muhammad Sebagai Media Mempererat Kerukunan Umat Beragama. JOURNAL OF ISLAMIC SOCIAL SCIENCE AND COMMUNICATION (JISSC) DIKSI, 2(2), 137-143.

Juhji, F., Hasna, G. A., & Afinatussakinah, S. A. (2024). Kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Sarana Penguatan Karakter Religius Siswa Madrasah Ibtidaiyah. Darul Ilmi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 70–75.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image