Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Wisata Kebun Kurma di Barbatee Aceh: Wakaf, Investasi dan Dakwah

Gaya Hidup | 2022-02-19 20:45:30
Pengelola(tengah, kaos hijau) dengan pengunjung. Beberapa hari lalu di Lokasi Kebun Kurma Barbatee. Aceh.ilustrasi.dok.M.Taufiq.

Wisata Kebun Kurma di Barbatee Aceh: Wakaf, Investasi dan Dakwah.

*****

Penulis bersama seorang rekan (Abdi Darma) pernah berkunjung ke lokasi kebun kurma di Barbatee, Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh.

Konon, kata “Barbatee” diambil dari lokasi awal masuknya Islam di Andalus, Spanyol, pada era Bani Umayyah yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad. Dari kata “Barbatee” itu pula yang menginspirasi Abangda Syukri untuk memelopori dan mengembangkan pertanian kurma.

Walau pada awalnya lokasi tersebut hanyalah Hutan Tanah Industri yang belum berdaya ekonomi (dalam kondisi terlantar). Namun dengan sentuhan keyakinan akan potensi ekonomi nonribawi, komitmen dan kerja sama dengan berbagai pihak, maka di tahun yang ketiganya (2018) kebun kurma yang ia kembangkan telah mencapai ratusan pokok dengan lahan siap tanam tiga ratus hektare lebih.

Menurut pantauan penulis, dalam beberapa jam saja, ada ratusan pengunjung yang datang ke lokasi tersebut. Dari beragam pengunjung tersebut ada yang sekadar menjinakkan mata demgan tanaman kurma di hamparan bukit Barbatee yang bepadu dengan vila, mushalla, bangunan masjid, kantin, lokasi peternakan, lokasi panahan dan permainan alam.

fasilitas:

Di sini, biaya masuk tidak dikenakan, mungkin untuk seterusnya akan begitu, kata Syukri selalu pengelola. Mereka bebas mau merespons positif atau negatif, mereka juga bisa menggali informasi seputar potensi kurma dan hal lainnya.

Selain itu para pengunjung juga ada yang mencari bakal bibit yang layak tanam untuk koleksi di halaman rumah, ada juga yang sekadar ingin membeli kurma muda import (Rp. 300.000/kg) dengan rasa istimewa yang disediakan untuk dijual.

Untuk tanaman kurma di lokasi ini mulai bisa panen sekitar tahun ini atau tahun 2022 nanti. tentu dengan perawatan yang baik dan pupuk alami yang diprioritaskan , begitu menurut Bang Syukri, yang juga jebolan pesantren Darul Arafah Medan.

Dalam sesi bincang kecil dengan pemilik lahan, penulis mencatat bahwa visi dalam pengembangan lokasi kurma ini bukan sekadar alternatif wisata agro dan bisnis semata. Tetapi ingin dijadikan sebagai model pengelolaan yang bebas dari unsur riba dengan menerapkan mudharabah murni.

potensi wakaf:

Di antaranya dengan mengelola potensi wakaf pohon kurma Rp 3.5 juta perbatang untuk pendidikan Islam. Dengan target wakaf sebanyak 1000 batang kurma.

Untuk maksud tersebut pengelola telah bekerja sama di antaranya dengan Baitulmal setempat, tokoh agama dan kampus.

Jadi, berkunjung ke kebun kurma Barbatee, kita bisa sekaligus bisa mengakses “potensi” wisata agro yang berpadu dengan ekonomi, pendidikan dan dakwah.

"Hendaklah kamu memerhatikan yang kamu makan (kutipan bebas ayat Quran).

Maka jadikan kurma sebagai tren baru untuk beberapa aspek kehidupan dan memperkuat peradaban kita.

Kelak kita akan mengembangkan sekolah dengan guru yang cakap dalam mengajar, suka belajar dan mahir dalam menulis dengan gaji yang maksimal,”

Demikian imbauan dan harapan abangda Syukri di sesi bincang dengan penulis.[]

Penulis: Taufik Sentana, pegiat pendidikan Islam, filantropi, dan sosial -budaya. Menetap di Aceh Barat.

catatan tambahan: telah tayang di portalsatu dengan beberapa perubahan.

Ekspresi M. Taufik dengan bebuah kurma yang hampir siap untuk dipanen. Dok. M. taufik//fb. 2022.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image