Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Winda

Muhammad Ali Hanafiah Lubis: Dari Jurnalis hingga Politisi, Pembela Ummat dan Bangsa

Sejarah | 2025-04-23 14:57:53
Muhammad Ali Hanafiah Lubis


Muhammad Ali Hanafiah Lubis, lahir pada tahun 1913 di Sayur Maincat, Kotanopan, Mandailing Natal, Sumatera Utara, adalah tokoh penting dalam sejarah politik dan dakwah Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai anggota Partai Masyumi dan wartawan yang aktif memperjuangkan nilai-nilai Islam dan nasionalisme. Kehidupan dan perjuangannya mencerminkan komitmennya yang mendalam terhadap nilai-nilai tersebut.

Ali Hanafiah memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat (SR), yang memberikan dasar pendidikan umum. Ia kemudian melanjutkan ke Madrasah Islamiyah Tsanawiyah, di mana ia mulai mendalami ilmu agama dan membentuk pemahaman yang kuat tentang Islam. Pendidikan yang ia terima membekalinya dengan pengetahuan yang luas dan kemampuan berpikir kritis, yang kelak sangat berpengaruh dalam karier politik dan jurnalistiknya. Sejak usia muda, Ali Hanafiah aktif dalam organisasi kepemudaan Islam. Ia bergabung dengan Himpunan Pemuda Islam di Bukittinggi, yang merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengeksplorasi pemikiran dan tindakan terkait agama dan politik. Melalui organisasi ini, ia tidak hanya belajar tentang kepemimpinan, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang menumbuhkan kesadaran politik di kalangan pemuda.

Pada tahun 1931 hingga 1933, Ali Hanafiah menjabat sebagai redaktur majalah "Pahlawan Muda," yang berfokus pada isu-isu kepemudaan dan perjuangan kemerdekaan. Melalui majalah ini, ia menyuarakan aspirasi kaum muda untuk berkontribusi dalam perjuangan melawan kolonialisme. Namun, aktivitas politiknya menyebabkan ia dipenjara selama dua tahun di Sukamiskin, Bandung, pada periode 1933-1935, akibat pidato kritisnya terhadap pemerintah kolonial. Setelah bebas dari penjara, Ali Hanafiah melanjutkan kiprahnya di dunia pers sebagai redaktur dan pemimpin redaksi di berbagai surat kabar dan majalah.

Ia bekerja di "Sinar Deli" dan "Islam Berdjuang" di Medan, serta "Suara Rakjat" di Pematangsiantar. Melalui media-media ini, ia berusaha menyalurkan aspirasi rakyat dan menegakkan prinsip-prinsip Islam dalam konteks sosial-politik, menjadikannya salah satu suara terdepan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.
Ali Hanafiah juga aktif dalam organisasi Masyumi di Sumatera Timur. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal dan kemudian Ketua Umum Masyumi Sumatera Timur pada awal 1950-an. Dalam perannya ini, ia berusaha memperjuangkan suara umat Islam di tengah dinamika politik yang berkembang di Indonesia.

Keterlibatannya dalam Masyumi menunjukkan dedikasinya untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada masa demokrasi parlementer Indonesia, Ali Hanafiah terpilih sebagai anggota Konstituante Republik Indonesia dari Partai Masyumi. Ia menjabat sejak 9 November 1956 hingga pembubaran Konstituante pada 5 Juli 1959. Dalam kapasitasnya sebagai anggota konstituante, ia berperan aktif dalam merumuskan dasar negara dan konstitusi Indonesia pada masa transisi politik yang penuh tantangan. Ali Hanafiah memperjuangkan nilai-nilai Islam yang sejalan dengan semangat kebangsaan, berupaya menjadikan Islam sebagai bagian integral dari kehidupan berbangsa.

Ali Hanafiah juga merupakan tokoh Al Washliyah, sebuah organisasi Islam yang berperan penting dalam pengembangan pendidikan dan dakwah di Sumatera Utara. Ia pernah menjadi pengurus di pondok pesantren Subulussalam di Sayur Maincat, yang menjadi pusat pendidikan bagi generasi muda. Kiprahnya menunjukkan perpaduan antara perjuangan keagamaan dan nasionalisme, yang merupakan ciri khas perjuangan umat Islam di Indonesia pada waktu itu. Ia senantiasa berupaya meningkatkan kesadaran umat tentang pentingnya pendidikan dan keterlibatan dalam kehidupan sosial serta politik.

Warisan Muhammad Ali Hanafiah Lubis tidak hanya terlihat dari kontribusinya di dunia politik dan dakwah, tetapi juga dari pengaruhnya yang mendalam terhadap generasi berikutnya. Ia dikenang sebagai sosok yang konsisten dalam memperjuangkan hak-hak umat Islam dan tetap berpijak pada prinsip-prinsip keislaman dalam setiap langkahnya. Melalui berbagai kegiatan dan inisiatifnya, Ali Hanafiah telah menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang demi keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan latar belakang yang kaya dan dedikasi yang tinggi, Muhammad Ali Hanafiah Lubis adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang menggabungkan idealisme, pendidikan, dan semangat nasionalisme. Ia menjadi teladan bagi umat Islam di Indonesia, mengingatkan kita akan pentingnya berjuang untuk keadilan dan mengedepankan pendidikan sebagai landasan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Karya dan perjuangannya akan selalu dikenang sebagai bagian integral dari sejarah perjuangan umat Islam di Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image