Drone Strike Diplomacy: Wajah Brutal Diplomasi AS terhadap Soleimani (2020)
Politik | 2025-04-18 17:09:08
Foto : [CERITA DUNIA] Dari Foto sampai Game, Sosok Jenderal Qasem Soleimani Kian Bersinar Usai Kematiannya kompas.com" />
Pada 3 Januari 2020, militer Amerika Serikat melunjurkan serangan udara menggunakan drone bersenjata yang menargetkan konvoi kendaraan yang membawa Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds Iran di Bandara Internasional Baghdad, Irak. Serangan udara ini menewaskan Soleimani dan beberapa tokoh milisi pro-Iran lainnya. Tujuan dari serangan Amerika Serikat terhadap Qasem Solaimani ini adalah untuk mencegah dan menghentikannya ancaman terhadap personel dan fasilitas diplomasi Amerika Serikat di Timur Tengah.
Amerika Serikat mengklaim bahwa Soleimani, sebagai komandan Pasukan Quds Iran, terlibat dalam perencanaan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat di kawasan tersebut, termasuk serangan terhadap kedutaan Amerika Serikat di Baghdad. Selain itu, serangan ini bertujuan untuk mengirimkan pesan tegas kepada Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi dengan Iran, bahwa Amerika Serikat tidak akan mentolerir aktivitas yang dianggap mengancam keamanan dan kepentingannya di wilayah tersebut. Secara lebih luas, serangan ini juga mencerminkan upaya Amerika Serikat untuk menegaskan dominasi militer dan geopolitik di Timur Tengah.
Serangan Amerika Serikat terhadap Qasem Soleimani di Irak (2020) termasuk dalam kategori hard power karena melibatkan penggunaan kekuatan militer langsung tanpa proses diplomatik terlebih dahulu. Tindakan ini dilakukan untuk memaksakan kehendak Amerika dengan cara menargetkan individu secara presisi menggunakan drone bersenjata, yang bertujuan menekan Iran dan memperlihatkan dominasi militer. Penggunaan kekuatan militer sepihak dan tanpa persetujuan internasional menunjukkan karakteristik hard power, yakni pemaksaan melalui kekuatan fisik untuk mencapai tujuan politik. Meskipun serangan ini dianggap efektif dalam hal taktis, dampaknya terhadap hubungan internasional dan stabilitas kawasan Timur Tengah cukup besar, dan meningkatkan risiko eskalasi yang tidak diinginkan.
Sangat cepat dan presisi serangan yang dilakukan Amerika Serikat, dengan menggunakan drone, bertujuan untuk memberikan dampak yang mengejutkan dan menghancurkan. Efek dari serangan ini adalah pengiriman pesan kuat kepada musuh, bahwa Amerika Serikat dapat menggunakan kekuatan militer secara langsung untuk menghancurkan ancaman yang dianggap serius. Banyak negara dan organisasi internasional mengkritik serangan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Irak dan hukum internasional. PBB dan negara-negara lain mengingatkan tentang risiko eskalasi yang dapat terjadi akibat penggunaan kekuatan sepihak seperti ini.
Sumber:
Iran bombings: Who was General Qassem Soleimani? | AP News
Allemagne: Hausse plus marquée qu'attendu du chômage | Reuters
Iraq: Drone attack on US base near Baghdad airport foiled | Soleimani assassination News | Al Jazeera
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
