Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Khairunnisa Al-Araf

Mengapa Makanan Halal dan Thayyib Itu Penting? Simak Penjelasan LPPOM MUI tentang Keutamaannya

Kulineran Halal | 2025-03-18 12:30:58
Direktur Strategi dan Operasional LPPOM, Sumunar Jati, dalam kegiatan Syiar Ramadhan 1446 H yang bertajuk "Halal Thayyib Menurut Islam dan Sertifikat Halal sebagai Landasan Hukum" di Masjid Istiqlal, Jakarta pada 14 Maret 2025. (dok. Halal MUI)

Jakarta – Makanan dan minuman yang halal dan thayyib bukan hanya soal label, tapi menjadi bagian penting dalam keseharian seorang Muslim. Konsep ini mengajarkan bahwa apa yang dikonsumsi harus jelas kehalalannya sekaligus baik dan aman bagi tubuh.

Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengatur segala aspek kehidupan, termasuk urusan konsumsi. Memilih makanan halal dan thayyib adalah wujud ketaatan seorang Muslim terhadap perintah Allah SWT demi meraih keberkahan hidup.

Dilansir melalui laman resmi Halal MUI, Selasa (18/3), Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) menegaskan bahwa penting bagi setiap Muslim memperhatikan kehalalan produk yang dikonsumsi.

Lebih jauh, LPPOM menjelaskan bahwa halal tidak hanya berarti boleh dikonsumsi, tetapi juga harus thayyib atau baik. Artinya, produk tersebut harus aman, sehat, dan tidak membahayakan tubuh.

Direktur Strategi dan Operasional LPPOM, Sumunar Jati, menyampaikan bahwa konsep halal dan thayyib ini harus diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya, apa yang masuk ke dalam tubuh sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan spiritual seseorang.

Pernyataan itu disampaikan dalam rangkaian Syiar Ramadhan 1446 H yang bertajuk "Halal Thayyib Menurut Islam dan Sertifikat Halal sebagai Landasan Hukum" di Masjid Istiqlal, Jakarta pada 14 Maret 2025. Acara ini sekaligus menjadi momen penting untuk mengedukasi masyarakat tentang makna halal thayyib secara lebih luas.

Menurut Sumunar, perkembangan populasi Muslim dunia yang sangat pesat turut mendorong permintaan produk halal meningkat tajam. Fenomena ini bukan lagi tren sesaat, tetapi sudah menjadi kebutuhan global.

Kini, banyak negara non-Muslim mulai melirik pasar halal. Bahkan, produk bersertifikat halal semakin diminati karena dianggap lebih terjamin kualitas, kebersihan, serta keamanannya. Tak heran jika halal kini menjadi standar global dalam industri makanan dan minuman.

“Bukan hanya umat Islam yang mencari produk halal, banyak juga non-Muslim yang lebih memilih produk dengan sertifikat halal karena dianggap lebih terjaga kualitasnya,” jelas Sumunar Jati.

Salah satu tonggak penting dalam mewujudkan standar ini adalah diberlakukannya kewajiban sertifikasi halal oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sejak 17 Oktober 2019. Kebijakan ini mempertegas pentingnya perlindungan konsumen di Indonesia.

Pada tahap awal, kebijakan tersebut fokus pada produk makanan, minuman, serta hasil dan jasa sembelihan. Langkah ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH).

Regulasi ini menegaskan bahwa setiap produk yang beredar di Indonesia wajib terjamin kehalalannya. Tak hanya melindungi konsumen, aturan ini juga mendorong produsen untuk lebih bertanggung jawab dalam proses produksinya.

Sertifikat halal hadir sebagai bentuk jaminan dan kepastian hukum bahwa produk tersebut telah melewati proses audit ketat sesuai standar syariat Islam. Hal ini juga menjadi nilai tambah bagi pelaku usaha dalam menjangkau pasar global.

LPPOM sebagai lembaga yang berpengalaman di bidang sertifikasi halal terus berperan aktif dalam mendorong produsen makanan dan minuman untuk segera memenuhi kewajiban ini. Dengan begitu, produk yang beredar di pasaran semakin terjamin kehalalan dan keamanannya.

Lebih dari itu, memilih makanan dan minuman halal thayyib juga berarti menjaga diri dari konsumsi bahan berbahaya yang dapat merusak kesehatan. Sebab, tidak semua yang terlihat enak dan menarik aman untuk dikonsumsi.

Dalam Islam, prinsip ini sudah jelas disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 168 yang menyerukan kepada manusia untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Inilah yang menjadi dasar pentingnya konsep halal thayyib diterapkan.

Selain menjaga kesehatan, konsumsi halal thayyib juga berdampak pada ketenangan batin. Umat Muslim yang disiplin dalam menjaga asupan makanan dan minuman akan merasa lebih tenang, karena yakin telah menjalankan perintah agama dengan benar.

Kehadiran sertifikasi halal juga semakin penting di tengah maraknya produk makanan dan minuman instan. Melalui label halal, konsumen dapat dengan mudah mengetahui bahwa produk tersebut aman, sehat, dan sesuai syariat.

Pada akhirnya, memilih makanan halal dan thayyib bukan hanya soal kepatuhan, tapi juga bentuk ikhtiar untuk menjaga diri dan keluarga dari hal-hal yang membahayakan. Dengan begitu, hidup akan lebih berkah dan terjaga kesehatannya. (AL)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image