Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trimanto B. Ngaderi

Benarkah Alam Akhirat Itu Ada?

Agama | 2025-02-26 15:39:29

BENARKAH ALAM AKHIRAT ITU ADA?

Secara umum, keyakinan manusia terhadap kehidupan setelah mati ada tiga macam. Ada yang percaya sepenuhnya, termasuk pemeluk agama yang taat. Ada pula yang masih ragu-ragu, antara percaya dan mengingkari, mereka menjalankan agama secara setengah hati. Dan ada juga yang benar-benar tidak percaya sama sekali, atau biasa disebut ateis.

Berbicara soal akhirat, apabila kita menggunakan dalil naqli, akan sangat banyak sumber-sumber baik yang berasal dari Al Qurán maupun Al Hadits (maupun kitab suci agama lain) yang menginformasikan perihal adanya kehidupan setelah kematian. Apabila dalil ini kita gunakan, bagi mereka yang tidak percaya terhadap kitab suci, maka sudah barang tentu mereka tidak mengimani adanya akhirat.

Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan menggunakan pendekatan dalil aqli, yaitu mencoba memahami keberadaan alam akhirat dengan logika, nalar, atau akal. Pendekatan ini memungkinkan setiap orang, apapun agama dan kepercayaannya, mampu mendayagunakan akal untuk berpikir dan merenung.

https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1589710723/zyzgb8tynbl10fdrjour.jpg

Arti Hidup yang Abadi Bagi Manusia

Salah satu poin penting dan mendasar yang disampaikan Tuhan kepada seluruh umat manusia melalui para nabi dan rasulNya adalah bahwa manusia adalah “makhluk yang akan diabadikan”. Dalam pengertian, pada awalnya manusia itu tiada, lalu diadakan, setelah itu dimatikan untuk kemudian dihidupkan kembali. Setelah dihidupkan kembali, manusia tidak akan dimatikan lagi alias akan hidup abadi.

Mengapa demikian, karena kematian bersifat sementara. Kematian hanya pintu gerbang untuk menuju KEABADIAN. Hidup yang kekal. Selama-lamanya.

Janji perihal keabadian inilah yang membuat hidup manusia di dunia ini memiliki MAKNA. Memiliki TUJUAN. Apapun yang diperbuat oleh manusia, baik maupun buruk, akan sangat menentukan bagaimana kelak nasibnya dalam kehidupan keabadian (akhirat).

Coba pikirkan dan renungkan menggunakan akal. Andaikata manusia dari tiada, kemudian menjadi ada (lahir ke dunia). Setelah itu hidup beberapa puluh tahun, kemudian mati dan lenyap kembali kepada ketiadaan. Dengan demikian, apa maknanya hidup di alam dunia yang hanya sementara untuk kemudian mati dan selesai?

Jika demikian halnya, tidak akan ada bedanya antara manusia yang selama hidupnya berbuat adil dan penuh kasih sayang dengan manusia yang zalim dan kejam. Tidak akan ada bedanya antara manusia yang jujur dengan manusia yang pembohong. Tidak pula ada perbedaan antara orang yang mencari rejeki yang halal dengan orang yang mencari uang dengan mencuri, menipu, atau korupsi.

Di sisi lain, bahkan ada yang mempersoalkan perihal “teknis” bagaimana Tuhan bisa menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati.

Hal seperti itu sebenarnya tak perlu dipertanyakan. Tuhan mampu menciptakan segala sesuatu di alam semesta (termasuk manusia) dari tiada menjadi ada. Tentu tidaklah sulit bagiNya untuk membuat yang sudah mati menjadi hidup kembali. Masuk akal bukan?

Balasan Amal Perbuatan

Sekiranya sudah dapat dipahami dengan akal bahwa hidup manusia di dunia ini memiliki makna dan tujuan tertentu, termasuk ada perbedaan antara orang yang berbuat baik dengan orang yang berbuat buruk, maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap perbuatan manusia akan mendapatkan balasan.

Barangkali sebagian dari kita akan menyanggah. Buktinya, ada orang yang banyak menyakiti orang lain, hidupnya baik-baik saja. Ada pula orang yang suka menipu, tapi hidupnya malah semakin makmur dan kaya. Ada juga orang yang berbuat jahat terhadap orang lain, ia tidak mendapatkan hukuman dari Tuhan. Terus, mana yang disebut dengan balasan itu.

Benarkah pahala dan siksa itu ada?

Sebagai sebuah qiyas (perbandingan), dalam kehidupan sehari-hari saja perihal reward and punihsment juga berlaku. Baik di lingkup keluarga, di tempat kerja, maupun di lingkungan masyarakat luas. Bagaimana mungkin, Tuhan sebagai penguasa jagad raya ini tidak memberlakukan hal yang serupa.

Bukan tidak ada balasan, tapi bisa jadi belum ada balasan. Sebab, tidak semua amal perbuatan akan mendapatkan balasan di dunia ini. Balasan bisa diterima di akhirat kelak. Pun balasan tidak selalu sesuai dengan harapan manusia, bisa jadi Tuhan memberikan dalam bentuk yang lain.

Tuhan punya nama Al Adl (Mahaadil). Ia akan memberikan balasan kepada setiap perbuatan manusia. Baik akan dibalas dengan kebaikan. Buruk akan dibalas dengan keburukan. Famay-ya’mal mitsqala dzarratin khairay-yarah. Wa may-ya’mal mitsqala dzarratin syarray-yarah.

(Konklusi: segala sesuatu yang tidak bisa dibuktikan secara empiris, bukan berarti tidak ada, melainkan belum diketahui).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image