
Penting Mempertanhankan Kekayaan Budaya Patani
Sinau | 2025-02-21 17:09:31Budaya lokal Patani merupakan warisan yang tak ternilai harganya, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan jati diri masyarakatnya. Warisan ini bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga simbol kebanggaan dan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan. Patani, yang merupakan bagian dari Thailand Selatan, memiliki budaya khas yang mencerminkan sejarah dan peradaban yang kaya. Namun, di tengah arus modernisasi, budaya lokal menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kelestariannya. Oleh karena itu, pelestarian budaya menjadi tanggung jawab bersama, terutama bagi generasi muda, agar nilai-nilai tradisi tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Salah satu bentuk nyata dalam pelestarian budaya Patani adalah melalui kegiatan Melayu Raya atau Hari Pemuda Patani, yang diselenggarakan setiap tanggal 3 Syawal dalam kalender Islam, bertepatan dengan perayaan Idul Fitri. Dalam acara ini, masyarakat mengenakan pakaian tradisional Melayu, menyampaikan puisi, menyanyikan lagu-lagu semangat, serta mengikrarkan sumpah pemuda Patani. Tradisi ini tidak hanya memperkuat rasa kebersamaan, tetapi juga menjadi sarana penting dalam mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda.
Selain itu, pelestarian budaya lokal juga berperan besar dalam memperkaya keberagaman budaya bangsa. Pada abad ke-15, Patani dikenal sebagai Negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, baik dalam aspek kuliner, pakaian, maupun seni tradisional. Pelestarian budaya ini menjadi pondasi penting dalam menjaga keberagaman tersebut, sekaligus memperkuat identitas masyarakat Patani di tengah perkembangan zaman.
Sumber: TUNAS MEDIA
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook