Komunitas Virtual atau Kelompok Sosial?
Teknologi | 2025-01-22 17:56:25Meminjam pemikiran Jordan dalam Nasrullah (2016) bahwa komunitas virtual, adalah komunitas yang berada di ruang siber dan setiap anggotanya kembali serta hadir dalam ruang informasional yang sama. Individu telah menemukan bahwa mereka tidak sendiri dan membangun relasi diantara mereka serta menjadi bagian anggota komunitas virtual.
Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat saat ini membawa konsekuensi logis bagi siapapun untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangan yang ada. Proses adaptasi dilakukan dengan banyak cara beberapa diantaranya : bertanya, belajar dan mempraktikan hal-hal baru yang merupakan fitur-fitur teknologi untuk dapat kita gunakan sebagaimana mestinya.
Berbicara mengenai komunitas virtual, pada tataran realitas fisik kita mengenal dengan istilah kelompok sosial di Indonesia. Secara sosiologis menurut Soekanto (2016) Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
Sedangkan Herbert Spencer dalam Max Xi (2014) mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok individu yang berinteraksi dan berfungsi sebagai unit dalam masyarakat yang memiliki tujuan dan kepentingan bersama. Herbert Spencer menganggap bahwa kelompok sosial merupakan bagian penting dari struktur masyarakat yang lebih luas.
Pandangan kedua tokoh diatas mengenai kelompok sosial, dapat dimaknakan bahwa kelompok sosial adalah bagian kecil atau unit masyarakat karena didasari oleh kesamaan dalam suatu pandangan, tujuan, kepentingan, akhirnya terbentuk berdasarkan konsesus diantara anggota kelompok sosial tersebut. Relasi kedua konsep antara komunitas virtual dan kelompok sosial tidak jauh berbeda secara mendasar, hal yang membedakan adalah dalam komunitas virtual di mediasi oleh sistem internet, komunikasi yang dilakukan menembus batas jarak, ruang dan waktu,. Sedangkan dalam kelompok sosial dibatasi oleh ruang-ruang realitas fisik secara nyata, komunikasi yang berlangsung lebih dalam dan berkualitas.
Dalam konteks komunikasi akan terasa siapapun yang menjadi bagian dari suatu komunitas virtual suatu group di media sosial. Sebut saja group nama tertentu di whatsapp, facebook, X, telegram, youtube maupun di Instagram, Intensitas komunikasi terasa kental apabila kita berada dalam suatu group melalui proses komunikasi yang kita alami berupa komunikasi verbal dan non verbal (terkadang tulisan, simbol-simbol dengan icon tertentu maupun berbicara melalui fitur rekaman atau langsung semuanya saling interaktif). Lainnya salah satunya karena dalam group tersebut menginginkan program kerjanya dapat berjalan dengan cepat dan segera.
Komunikasi, koordinasi kesamaan dan kepatuhan pada aturan main di suatu group sangat terasa keberadaannya dalam suatu proses komunikasi. Selain group yang sudah kita masuki dan menjadi anggota didalamnya,dalam waktu bersamaan kita berada pada group lain dengan aturan main yang berbeda tentunya dengan tujuan yang berbeda pula.
Komunitas virtual wujud dalam group media sosial
Apabila kita cermati secara mendalam, keberadaan komunitas virtual disuatu media sosial ini, tak lebih dari konsep keberadaan kelompok sosial yang ada dimasyarakat secara realitas fisik, ada sistem, pembagian tugas, ada aturan main berupa norma, etika. Selaras dengan pendapat Nasrullah (2016) dalam komunitas virtual, pengguna secara sadar berbagi dan bertindak sebagai aksi kolektif, berbagi ritual atau kebiasaan dan mengikuti regulasi sosial yang ada di dunia virtual.
Komunitas virtual bereksistensi dalam suatu group media sosial, dalam group sudah dibentuk struktur kepengurusan. Ada ketua, sekretaris dalam hal ini merangkap admin keanggotaan dan bagian-bagian seksi. Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam komunitas virtual secara fitur teknologi lebih maju dan canggih. Beberapa diantaranya siapapun bisa berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Khusus komunikasi tertulis semua anggota dapat membaca dengan tanpa kecuali, selama tulisan yang dibuat dibuka untuk anggota. Dalam waktu tertentupun semua anggota dapat berkomunikasi secara tertulis, ada yang dapat dibaca secara langsung, ada pula yang dibaca pada keesokan harinya.
Malahan dalam salah satu improvisasinya, semua anggota dapat memunculkan pesan-pesan terusan dari luar yang dapat dibaca oleh semua anggota. Hebatnya lagi tulisan yang disampaikan dapat disertai dengan simbol-simbol berupa icon tertentu.Sehingga semua yang membaca atau tertentu dapat membaca suasana hati masing-masing anggota baik yang mengirimkan maupun yang menanggapi pesan komunikasi. Persoalannya adalah ketika paket data habis ataupun wifi di rumahnya habis juga, bisa jadi proses komunikasi yang akan dilakukan mengalami persoalan-persoalan hambatan komunikasi secara mendasar. Atau kehilangan kontak, karena lokasi masing-masing berjauhan.
Kelompok sosial dalam realitas nyata
Kelompok sosial pada setiap lingkungan masyarakat pasti ada dan senantiasa memperlihatkan keberadaan dirinya pada lingkungan masyarakat sekitarnya atau masyarakat diluar. Kelompok sosial hadir ditengah masyarakat dalam rangka jalinan hubungan interaksi komunikasi dalam suatu kegiatan. Sebut saja kelompok warga RW, RT, kampus, sekolah, kelompok warga perumahan.
Setiap kelompok warga tersebut pastinya membuat ketentuan-ketentuan yang menjadi aturan main bagi warganya, terutama terkait dengan hal-hal yang menyangkut hak dan kewajiban. Semua ketentuan tersebut dibuat bersama-sama dan disepakati bersama dalam rangka tujuan bersama yang ingin dicapai.
Proses komunikasi yang dilakukan terjadi secara langsung, sifatnya mendalam dan berkualitas, karena para pihak warga yang berkomunikasi ini langsung berkomunikasi tanpa melalui media apapun. Tentunya hasil dari komunikasi baik secara perorangan maupun kelompok dapat diketahui secara langsung, tanggapan-tanggapannya seperti apa akan terlihat oleh kita.
Adapun yang menjadi persoalan pada kelompok sosial, dihadirkan komunikasi secara langsung dalam jumlah yang terbatas dan masing-masing lokasinya berjauhan, Upaya -upaya lain harus dilakukan agar semuanya dapat berkumpul. Dalam konteks ini media komunikasi sangat berperan pengaruhnya.
Melihat kedua konsep gambaran diatas (komunitas virtual dan kelompok sosial) Pertanyaannya, kita akan berperan dimana? Komunitas virtual atau kelompok sosial nyata? Atau kedua-duanya?
Semuanya dikembalikan pada kita sebagai aktor-aktor utama dalam komunikasi kehidupan sosial.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.