Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zaidan hafiz Delfaro

Pengaruh dan Dampak Invasi Pasukan Rusia Terhadap Wilayah Ukraina Pada Tahun 2022 Pemicu Perang Dunia Ketiga.

Historia | 2025-01-16 01:32:07

Zaidan Hafiz Delfaro, Universitas Airlangga

Gambar: Grup Tank T72a pro-Rusia (Wagner Group) dilapisi pelindung ERA memasuki wilayah dekat Novoazovsky, Donetks, Ukraina. Sumber: Berita Al-Jazera.

Probolinggo, pada tanggal 24 Februari 2022, Rusia mulai menginvasi di beberapa kota bagian Ukraina yang memicu krisis kemanusiaan yang parah dan mengancam stabilitas global. Konflik ini tidak hanya mengakibatkan jutaan pengungsi, kerusakan infrastruktur yang meluas, dan hilangnya nyawa dalam jumlah besar, tetapi juga berdampak pada perekonomian global, khususnya dalam hal energi dan pangan. Ketergantungan Eropa terhadap energi Rusia dan peran penting Ukraina sebagai pengekspor gandum telah membuat dunia rentan terhadap krisis energi dan pangan. Selain itu, eskalasi konflik ini juga meningkatkan risiko terjadinya perang nuklir dan mempertajam polarisasi politik internasional. Konflik ini telah mengubah lanskap geopolitik dunia dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas internasional.

Awal Ketegangan Rusia-Ukraina

Protes Euromaidan pada tahun 2013 menjadi titik awal dari krisis ini, yang dipicu oleh keinginan Ukraina untuk mendekatkan diri ke Barat. Rusia, yang melihat langkah ini sebagai ancaman terhadap pengaruhnya di kawasan, merespons dengan aneksasi Krimea dan dukungan terhadap separatis di wilayah Donbas. Konflik ini telah menyebabkan penderitaan kemanusiaan yang besar, ketegangan geopolitik yang meningkat, dan ancaman terhadap stabilitas kawasan Eropa. Akar permasalahan utama terletak pada perbedaan persepsi mengenai identitas nasional, ambisi teritorial Rusia, dan ketakutan akan perluasan NATO. Untuk mencapai penyelesaian yang damai, diperlukan dialog yang konstruktif antara semua pihak yang terlibat, serta komitmen internasional untuk mendukung upaya perdamaian.

Potensi konflik berkepanjangan

Konflik antara Rusia dan Ukraina telah melampaui skala regional dan berpotensi memicu konflik berskala lebih besar, bahkan mengancam akan memicu perang dunia. Eskalasi konflik semakin nyata seiring dengan keterlibatan negara-negara besar dan penggunaan retorika yang semakin keras, termasuk ancaman penggunaan senjata nuklir. Retorika nuklir yang sering muncul dalam konflik ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya bencana nuklir yang dapat menghancurkan peradaban manusia. Dunia belum pernah sedekat ini dengan bencana nuklir sejak Perang Dingin, dan konsekuensinya akan sangat mengerikan bagi seluruh umat manusia.

Sanksi Ekonomi Rusia

Menurut Hikmahanto, Indonesia dapat mengambil peran dalam meredam gejolak yang terjadi, yakni melalui Majelis Umum (MU) Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Sebab, menurut dia, pemberian sanksi ekonomi dari negara-negara Eropa Barat dan AS ke Rusia tidak akan berdampak lebih. "Sanksi tersebut tidak akan efektif karena tiga alasan. Pertama, sanksi ekonomi baru akan terasa di level masyarakat Rusia dan para elit dalam waktu 6 bulan bahkan satu tahun ke depan," terang Hikmahanto.

Pada Sidang Umum PBB bulan Maret 2022, sebuah resolusi yang menyesalkan invasi Rusia ke Ukraina diajukan untuk pemungutan suara: 141 negara memberikan suara mendukung, 5 negara memberikan suara menentang, dan 47 negara abstain. Sekitar 37 negara telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap ekonomi Rusia. Banyak dari 27 negara anggota UE telah memberikan dukungan militer bersama dengan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Norwegia.

Peran Indonesia dalam eskalasi

Indonesia, sebagai negara dengan prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif, telah berupaya memainkan peran konstruktif dalam upaya mencari solusi damai atas konflik Rusia-Ukraina. Sebagai anggota G20 dan perwakilan dari negara-negara berkembang, Indonesia telah menyuarakan pentingnya dialog dan diplomasi untuk mengakhiri konflik. Selain itu, Indonesia juga telah menawarkan diri sebagai mediator dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Ukraina. Meskipun menghadapi tantangan dalam menjaga netralitas dan keterbatasan sumber daya, peran Indonesia sangat penting dalam menjaga perdamaian dunia dan memperkuat posisi Indonesia di tingkat internasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image