Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ragil Angga Prastiya

Dilema Konservasi Penyu di Indonesia: Tantangan Kompleks dan Strategi Solusi

Wisata | 2025-01-08 22:32:13

Oleh: Ragil Angga Prastiya, drh., M.Si., Dosen Reproduksi Veteriner, Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA), Universitas Airlangga, Banyuwangi

Penyu adalah salah satu spesies laut yang paling lama bertahan di bumi, tetapi kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia. Di Indonesia, upaya konservasi penyu terhambat oleh berbagai dilema yang memerlukan pendekatan holistik dan berkelanjutan untuk mengatasinya.

Gambar dari AI generated

Hilangnya Habitat Alamiah dan Komersialisasi Pantai

Pantai yang merupakan habitat asli dan lokasi bertelur penyu semakin berkurang akibat eksploitasi untuk kegiatan pariwisata dan komersial. Pembangunan resort dan aktivitas pariwisata di pantai mengganggu penyu yang mencoba bertelur, mengurangi jumlah lokasi nesting yang aman, serta meningkatkan risiko kontak dengan manusia yang seringkali berdampak negatif.

Polusi Mikroplastik dan Pengaruhnya pada Nesting

Polusi laut, khususnya mikroplastik, telah menjadi masalah serius yang mempengaruhi kesuburan pantai sebagai habitat penyu. Mikroplastik di pasir laut dapat mengurangi kesuksesan nesting karena mengganggu kondisi termal pasir yang berperan dalam penentuan jenis kelamin tukik. Kondisi pasir yang terkontaminasi mikroplastik biasanya lebih panas, yang cenderung menghasilkan jenis kelamin yang tidak seimbang di antara tukik, mempengaruhi struktur populasi jangka panjang.

Pemburuan Telur Penyu

Meskipun ada undang-undang yang melarang perdagangan produk penyu, pemburuan telur penyu untuk dikonsumsi atau dijual masih terjadi. Pemburuan ini tidak hanya mengurangi populasi penyu tetapi juga mengganggu keseimbangan ekologis dan keberlanjutan spesies ini.

Kesulitan Pendanaan untuk Konservasi

Lembaga konservasi sering kali menghadapi kesulitan dalam mengamankan dana yang cukup untuk operasi mereka. Keterbatasan ini mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan penelitian, rehabilitasi, dan program edukasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan perlindungan penyu.

Mengusulkan Solusi yang Berkelanjutan

Mengatasi masalah-masalah ini membutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah, LSM, komunitas lokal, dan sektor swasta. Penguatan hukum dan penegakan yang lebih ketat sangat diperlukan untuk memerangi perdagangan ilegal dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi konservasi. Pendidikan publik harus ditingkatkan untuk mengajarkan pentingnya konservasi penyu, termasuk dampak negatif interaksi manusia dengan habitat penyu.

Selain itu, harus ada investasi dalam penelitian untuk memahami lebih lanjut dampak perubahan iklim dan polusi terhadap penyu, serta pengembangan teknologi yang bisa mengurangi atau mengeliminasi penggunaan plastik yang berakhir di laut kita. Pendanaan untuk konservasi juga harus menjadi prioritas, dengan mencari sumber pendanaan baru dan berkelanjutan, termasuk kemitraan internasional dan program yang mengintegrasikan kepentingan ekonomi lokal dengan pelestarian alam.

Menurut Ragil Angga Prastiya, dosen FIKKIA Universitas Airlangga, Tantangan yang dihadapi dalam konservasi penyu di Indonesia adalah kompleks, tetapi dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, kita dapat memastikan bahwa penyu akan terus berenang di laut kita untuk generasi yang akan datang. Keberhasilan konservasi penyu tidak hanya penting untuk spesies ini tetapi juga untuk kesehatan ekosistem laut secara keseluruhan, yang pada gilirannya mendukung kehidupan manusia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image