Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Universitas Ahmad Dahlan

Pentingnya Bahasa Arab dalam Hubungan Diplomatik Global

Info Terkini | 2025-01-08 17:52:34
Penyampaian Materi pada Seminar Nasional Sastra dan Diplomasi (Dok. Alfia)

Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar seminar nasional bertema “Berdiplomasi dengan Bahasa Arab” pada 6 Januari 2025. Acara ini menghadirkan Akhmad Masbukhin, seorang Diplomat Ahli Madya dari Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Aspasaf, Kementerian Luar Negeri, yang memaparkan peran penting bahasa Arab sebagai alat strategis dalam hubungan diplomatik internasional.“Berdiplomasi dengan Bahasa Arab” pada 6 Januari 2025. Acara ini menghadirkan Akhmad Masbukhin, seorang Diplomat Ahli Madya dari Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Aspasaf, Kementerian Luar Negeri, yang memaparkan peran

Dalam seminar, Akhmad Masbukhin menjelaskan lima tugas utama seorang diplomat dalam menjalankan perannya di ranah internasional. Pertama, mewakili negara (representing the sending state), Diplomat menjadi representasi resmi pemerintah dalam pertemuan dan acara internasional, termasuk bertugas sebagai penerjemah dan bekerja di Kedutaan Besar maupun Kementerian Luar Negeri. Kedua, melindungi kepentingan negara (protecting the interest of the sending state and nationals), Diplomat bertanggung jawab melindungi kepentingan negara serta warga negaranya yang berada di negara tujuan sesuai hukum lokal dan internasional.

Ketiga, bernegosiasi (negotiating with the receiving state/organization), Diplomat berperan dalam melakukan negosiasi strategis terkait isu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Keempat, melaporkan kondisi negara (reporting to the sending state), memberikan laporan terkini mengenai situasi dan dinamika negara penerima. Kelima, mempererat hubungan persahabatan (promoting friendly relations), memperkuat kerja sama di bidang perdagangan, pendidikan, budaya, dan ilmu pengetahuan untuk menciptakan hubungan antarnegara yang harmonis.

Bahasa Arab menjadi salah satu elemen penting dalam diplomasi, terutama di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang memiliki pengaruh besar dalam geopolitik dan ekonomi global. Beberapa poin penting yang diangkat oleh pemateri sangatlah relevan. Terkait pengaruh budaya dan sejarah, bahasa Arab membawa nilai-nilai budaya, sejarah, dan agama Islam, sehingga memperkuat soft power negara-negara Arab dalam diplomasi internasional. Lalu, jumlah penutur yang signifikan, yakni dengan penutur yang besar, terutama di kawasan strategis Timur Tengah, bahasa Arab memegang peranan kunci dalam komunikasi internasional.

Selain itu, lewat peran ekonomi global, negara-negara berbahasa Arab seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar menjadi pusat energi dunia, menjadikan bahasa Arab esensial dalam komunikasi bisnis. Kemudian tentang tantangan variasi dialek, meskipun bahasa Arab modern standar (Fusha) digunakan secara resmi, perbedaan dialek antar negara sering menjadi kendala komunikasi. Terakhir, kekurangan penerjemah profesional menjadi hal yang perlu diperhatikan sehingga masih minimnya penerjemah diplomatik yang mahir menjadi tantangan tersendiri di ranah internasional.

Akhmad Masbukhin menutup sesi dengan menekankan pentingnya modernisasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam penguasaan bahasa Arab. “Dengan integrasi teknologi dan pelatihan berkelanjutan, bahasa Arab dapat terus memainkan peran strategis dalam diplomasi global, meskipun dominasi bahasa Inggris dan Prancis masih kuat,” tuturnya.

Seminar nasional ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa BSA FAI UAD untuk memperkuat motivasi dan komitmen dalam menguasai bahasa Arab sebagai sarana untuk menciptakan perubahan positif di ranah internasional. Seminar tersebut tidak hanya memberikan wawasan kepada peserta, tetapi juga menginspirasi mahasiswa untuk memahami peran penting bahasa Arab dalam membangun hubungan antarnegara yang harmonis dan saling menguntungkan. (Fia)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image