Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image lakeisha kynz

Pengaruh Maraknya Malpraktik terhadap Kepercayaan Pasien

Eduaksi | 2025-01-06 18:09:48
Sumber : https://josephjoy.com/wp-content/uploads/2018/09/medical-malpractice-joseph-joy.jpg

Selama beberapa tahun terakhir, peningkatan populasi manusia telah meningkatkan permintaan pelayanan kesehatan. Meningkatnya pelayanan kesehatan, juga meningkatkan peluang terjadinya malpraktik medis. Menurut Kementrian Kesehatan Indonesia, tercatat lebih dari 500 kasus malpraktik telah dilaporkan hanya pada tahun 2020. Malpraktik medis adalah kelalaian maupun penyimpangan dari norma-norma yang menyebabkan cedera pada pasien.

Bidang kesehatan yang sering mengalami malpraktik yaitu Obstetri dan Ginekologi. Di Indonesia, sering sekali ditemui kasus dugaan malpraktik pada operasi persalinan caesar. Salah satunya yaitu kasus Ibu Yuliantika yang mengalami kelumpuhan setelah melakukan operasi caesar, dimana terdapat penyimpangan dalam memberikan anestesi.

Malpraktik dapat terjadi karena kurangnya keterampilan maupun pengetahuan, kelalaian dalam mengikuti prosedur, kelelahan dalam bekerja, komunikasi yang buruk, hingga keterbatasan fasilitas dan sumber daya manusia. Kesalahan dalam tindakan medis dapat merusak kualitas hidup pasien, mempengaruhi kesejahteraan pasien, dan menyebabkan trauma. Malpraktik juga dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan pasien terhadap sistem kesehatan dan tenaga medis. Rusaknya kepercayaan pasien dapat mengurangi tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan yang mengakibatkan pasien akan menghindari perawatan medis yang diperlukan. Selain itu, malpraktik juga dapat merusak reputasi institusi kesehatan dan mempengaruhi kualitas layanan kesehatan.

Pencegahan malpraktik dalam dunia kesehatan, khususnya di bidang obstetri dan ginekologi dapat dilakukan dengan beberapa langkah penting, yaitu

1. Memperbarui Standar Operasional Prosedur (SOP)

Tenaga medis harus terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan yang berkelanjutan, serta mematuhi Standar Operasional Prodsedur (SOP) yang telah ditetapkan.

2. Menerapkan komunikasi terapeutik

Komunikasi yang jelas dengan pasien mengenai prosedur medis hingga risiko untuk menghindari klaim malpraktik.

3. Menerapkan pengawasan internal

Penerapan sistem pengawasan dan audit internal di rumah sakit dapat membantu mendeteksi potensi kesalahan lebih dini.

4. Menjaga integritas profesional

Tenaga medis harus mampu menjaga integritas sebagai seorang profesional dan bertindak dengan etika. Integritas tenaga medis meliputi etika dalam berperilaku, transparasi dalam berkomunikasi dengan jelas dan terbuka, serta akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan.

Malpraktik dalam bidang kesehatan memberikan dampak signifikan terhadap integritas profesional dan kepercayaan pasien. Kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan terancam menurun jika tidak ada evaluasi maupun tindakan lebih lanjut terhadap pencegahan kasus malpraktik. Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan komitmen bersama dari tenaga medis, institusi kesehatan, dan pembuat kebijakan. Upaya preventif seperti pelatihan medis, penguatan regulasi, serta peningkatan keterampilan komunikasi antara dokter dan pasien harus dilakukan secara konsisten.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image