Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Angelia Felisa Kustianti

Menuju Ekonomi Hijau, : Sudahkah Indonesia Siap ?

Eduaksi | 2025-01-05 21:27:33
https://images.app.goo.gl/JhmvgQpMHfxzhW7N8

Ekonomi Hijau menjadi dua buah kata yang semakin sering kita dengar beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi Hijau sering disebut sebagai sistem ekonomi yang mengutaman kelestarian lingkungan hidup. Lebih tepatnya, Ekonomi Hijau menjadi sebuah paradigma baru yang mengutamakan perkembangan ekonomi yang diselaraskan dengan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Ekonomi Hijau Dewasa ini tidak Hanya menjadi slogan, tetapi juga sebuah transformasi fundamental yang mempengaruhi seluruh kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.

Ekonomi Hijau menjadi sebuah gerakan transformasi yang harus diupayakan untuk mempertahankan lingkungan hidup yang layak. Ekonomi Hijau mencakup pengurangan limbah karbon, efisiensi sumber daya, serta inklusivitas global. Sistem ekonomi satu ini menjadi gerakan yang aktif disuarakan di masa modern ini. Hal tersebut dilakukan mengingat limbah karbon yang menyebabkan efek rumah kaca menjadi hal yang semakin parah dari tahun ke tahun. Lantas apakah Indonesia siap akan transformasi ekonomi hijau ini ?

Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Ekonomi Hijau dapat kita lihat melalui beberapa sektor yang selalu berdampingan denga kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sektor-sektor tersebut adalah :

1. Kesiapan Energi Bersih

Penggunaan energi bersih di Indonesia sendiri masih cukup rendah. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan energi fosil dalam kehidupan sehari hari. Menurut Direktorat Minyak dan Gas, Kementrian ESDM, Republik Indonesia, Konsumsi energy fosil masyarakat Indonesia setiap harinya mencapai 1,3 juta barel per hari. Hal ini tentu menjadi bukti kurang siapnya Indonesia bertransformasi menuju Sistem Ekonomi Hijau.

2. Transportasi Berkelanjutan

Sistem Ekonomi Hijau mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti transportasi umum, sepeda angin, serta kendaraan listrik. Indonesia sendiri sudah mulai mendorong penggunaan kendaraan listrik, contohnya adalah Kereta MRT, KRL, LRT, Sepeda Listrik, Mobil Listrik, Serta Bus Listrik. Pemerintah juga menetapkan kebijakan yang menguntungkan bagi pemilik transportasi berbahan bakar listrik, yaitu pemberian Insentif Fiskal. Secara umum Indonesia sedang mempersipakan diri menuju penggunaan Electric Vehicles (EV) secara menyeluruh menggantikan Transportasi berbahan bakar minyak.

3. Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan merupakan sistem pertanian yang mengutamakan kesehatan dan kelestarian lingkungan, terutama lahan pertanian. Indonesia masih jauh dalam hal pengadaan pertanian berkelanjutan. Sebanyak 86,41 % petani masih menggunakan bahan kimia berlebih dalam lahan pertaniannya (Badan Pusat Statistik, 2013). Presentase tersebut tergolong sangat tinggi dan berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan kedepannya, terutama lahan pertanian. Maka dari itu perlu dorongan dari pemerintah kepada petani untuk menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan untukmendukung gerakan Ekonomi Hijau..

4. Perilaku Masyarakat

Masyarakat Indonesia sendiri memiliki antusias yang tergolong rendah dalam menerima produk ekonomi hijau, salah satunya transportasi listrik. Masyarakat Indonesia memiliki prinsip “anti ribet” yang justru malah menghambat transformasi energi. Kebanyakan masyarakat masih merasa kendaraan listrik tidak praktis karena harus mencharger selama beberapa jam ketika akan melakukan perjalanan dengan kendaraan listrik. Ditambah lagi masih adanya keraguan di masyarakat untuk mengguanakn tarnsportasi listrik. Penyebab keraguan tersebut anatar lain ketersediaan stasiun pengisian daya dan daya tahan baterai.

Dari beberapa sektor yang telah dibahas diatas, dapat kita simpulkan bahwa Indonesia masih tergolong kurang siap dalam mendukung gerakan Ekonomi Hijau. Pemerintah dan masyarakat tentu perlu bersinergi bersama dalam mendorong gerakan Ekonomi Hijau di Indonesia. Seluruh sendi kehidupan masyarakat juga harus berorientasi pada keseimbanagn antara perekonomian dengan kelesatarian alam. Dengan begitu Indoensia secra perlahan dapat mulai bertransformais menuju system ekonomi hiaju.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image