Keterkaitan Bahasa dan Budaya dalam Mempertahankan Warisan Lokal Indonesia
Edukasi | 2024-12-29 13:48:41Bahasa dan budaya adalah dua aspek yang saling berkaitan, aspek tersebut berperan penting dalam membentuk identitas suatu komunitas. Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, penulis ingin mencari tau lebih dalam lagi bagaimana bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan warisan lokal dan tantangan yang harus dihadapi di zaman sekarang. Dalam hal ini, bahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi saja, tetapi juga sebagai penghubung antargenerasi dan budaya mereka. oleh karna itu, memahami keterkaitan ini adalah kunci penting untuk melestarikan warisan lokal kita.
Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai cara berkomunikasi, lebih dari itu tetapi bahasa merupakan cerminan nilai-nilai dan tradisi masyarakat. Setiap bahasa memiliki kosakata unik dan khas yang mencerminkan lingkungan sosial penuturnya, termasuk adat istiadat dan kepercayaan. Contohnya, dalam bahasa Jawa memiliki kosakata “Suduken” yang artinya rasa sakit dibagian perut yang terasa seperti ditusuk, “Sunduken” ini biasanya dialami seseorang setelah makan tetapi terlalu banyak bergerak. istilah bahasa daerah seperti ini sering kali tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa menjadi kunci pelestarian warisan budaya bangsa.
Pelestarian bahasa lokal merupakan kunci penting untuk menjaga warisan budaya. Menurut “Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia menyatakan sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia sudah mengalami kepunahan, karena tidak lagi penutur bahasa daerah tersebut.” Ketika sebuah bahasa punah, pengetahuan dan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang hilang. Oleh karena itu, upaya pelestarian harus dilakukan yang pertama melalui pendidikan dan pengajaran bahasa lokal sejak dini. Universitas Airlangga telah memadukan pengajaran bahasa daerah ke dalam kurikulum mereka sebagai langkah nyata. Dengan demikian, warisan lokal kita dapat terjaga dan berkembang.
Globalisasi membawa tantangan besar bagi kelestarian bahasa dan budaya lokal. Pengaruh budaya asing dapat membuat generasi muda lebih memilih menggunakan bahasa internasional dalam kehidupan sehari-hari mereka. Terlihat dari survei Badan Bahasa yang menunjukkan bahwa “Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, 73,87% keluarga Indonesia menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi di dalam keluarga. Sementara itu, di lingkungan tetangga atau kerabat, bahasa daerah digunakan oleh 71,93%.” Oleh karena itu, yang ke dua penting menciptakan ruang untuk menghargai dan memperkuat bahasa lokal. seperti festival budaya yang menampilkan seni dan musik lokal. Dengan upaya ini, kita dapat memperkuat identitas budaya kita di tengah arus globalisasi yang kuat dan memastikan bahwa suara-suara lokal tetap didengar.
Pelestarian bahasa dan budaya lokal merupakan prioritas utama dalam menghadapi tantangan globalisasi. Dan yang ke tiga harus berkerjasama antara Masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan untuk mempertahankan warisan lokal. Mari kita bersama-sama menghargai dan melestarikan bahasa dan budaya warisan lokal kita melalui penggunaan bahasa yang bijak dan aktif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjaga identitas kita tetapi juga memperkaya keragamaan budaya dunia secara keseluruhan.
Sumber: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/3848/bahasa-daerah-dalam-impitan-zamanhttps://www.antaranews.com/berita/4000401/kemendikbudristek-11-bahasa-daerah-di-indonesia-alami-kepunahan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.