Bunuh Diri Kurang Iman, Memang ada Kaitannya? Yuk Kita Cari Tau Lebih Dalam!
Lainnnya | 2024-12-27 18:42:30Hai Sobat! Pada era modern sekarang ini, kesehatan mental bukan lagi suatu hal yang jarang dibicarakan di masyarakat terutama kalangan anak muda. Bahkan, di platform media sosial sudah banyak orang-orang yang membicarakan hal tersebut, penyampaiannya juga beragam dapat melalui tulisan maupun lisan. Hmm.. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi juga berpengaruh dalam penyebaran perihal kesehatan mental, sehingga banyak orang yang mulai sadar jika hal ini harus lebih diperhatikan dan ditangani. Namun, dari sekian banyaknya informasi mengenai kesehatan mental pada media sosial tidak semua dapat dipercaya sepenuhnya loh!
Jadi jika sudah terlalu parah segera langsung mencari pertolongan dari profesional ya!. Untungnya, Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental sudah mulai meningkat saat ini. Namun, masih banyak juga orang yang justru menganggap remeh kesehatan mental, sehingga bermunculan peristiwa-peristiwa seperti bunuh diri, sedih banget ya.., bahkan tidak sedikit yang menganggap orang pengidap penyakit mental karena mereka kurang berdoa/iman. Nah! Coba kita cari tau lebih dalam yuk!
Kesehatan mental, penyebab, dan contoh penyakit mental
Sebelumnya kita ketahui lebih dulu nih apa sih kesehatan mental itu?.Dilansir dari halodoc.com, kesehatan mental atau bisa disebut juga kesehatan jiwa merupakan kondisi kesehatan yang berkaitan dengan emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang.
Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal terutama peristiwa besar yang mungkin membekas dalam hidup seseorang, seperti perundungan, pelecehan seksual, dan penganiayaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi mental seseorang, jadi bukan karena mereka kurang berdoa ya!
Sayangnya, masalah kesehatan mental tersebut dapat mengubah kehidupan seseorang. Mulai dari cara mereka bersosialisasi dengan masyarakat, pandangan mereka tentang hidup, dan bahkan dapat memicu mereka untuk menyakiti diri sendiri. Beberapa contoh gangguan kesehatan mental, seperti bipolar, depresi, kecemasan, PTSD ( gangguan stress pasca trauma), dan gangguan obsesif kompulsif (OCD). Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id,menurut data WHO (World Health Organization) ada sekitar 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun. Di Indonesia, menurut data dari POLRI angka kematian akibat bunuh diri pada 2023 meningkat 1.350 kasus dari 826 kasus pada tahun sebelumnya. Jika tidak dilakukan penanganan lebih lanjut angka ini dapat terus meningkat setiap tahunnya loh!
Cara Sederhana untuk mencegah penyakit mental
Dilansir dari Halodoc.com,berikut beberapa cara sederhana untuk mencegah penyakit mental
- Berbuat hal-hal positif kepada diri sendiri, menurut penelitian cara berpikir kita mengenai diri sendiri dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan kita, sehingga jika kita sering berbuat positif maka kita dapat merasakan hal positif tersebut dalam kehidupan kita begitupun sebaliknya.
- Teruslah berusaha untuk mensyukuri segala hal, dengan menuliskan hal-hal yang patut disyukuri dan merenungkannya setiap hari. Hal ini sangat efektif jika dilakukan dalam jangka panjang
- Olahraga secara rutin, olahraga dapat meningkatkan meningkatkan suasana hati dan juga menyehatkan badan
- Terbukalah pada seseorang, kita perlu belajar untuk terbuka kepada seseorang tidak perlu ke banyak orang, hanya perlu belajar terbuka kepada orang-orang yang kita percaya, sehingga kita memiliki orang untuk bersandar dan bertukar cerita guna lebih mengenali diri sendiri
- Jangan terus bergerak biarkan tubuhmu istirahat, Jika merasa lelah, maka istirahatlah sebentar tidak ada salahnya kok untuk berhenti sejenak karena kita juga hanya manusia bukan robot yang dapat terus bekerja. Lakukanlah hal-hal yang menyenangkan menurut mu guna mengalihkan diri sebentar dari hal-hal yang sulit.
- Tidur tepat waktu
Hubungan Kesehatan mental dengan Agama
Nah dari hal itu dapat kita ketahui definisi kesehatan mental dan penyebab yang mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang. Kemudian coba yuk kita kaitkan dengan agama! Sebelumnya agama mungkin dapat menjadi suatu dukungan sosial bagi orang-orang yang sedang kesulitan, sehingga bagi sebagian orang, agama yang dianut menjadi satu-satunya tempat mereka untuk mengadu pada yang Maha Kuasa. Melalui doa, mereka dapat merasakan semua beban dan keluh kesah yang dimiliki mereka menghilang seketika,berdoa dan agama dapat memberikan ketenangan batin bagi setiap orang. Namun, tidak semua orang dapat mencapai fase ini, bagi mereka yang memiliki trauma masa lalu doa mungkin bukan menjadi satu-satunya tempat mereka untuk pulih. Hal-hal yang berkaitan dengan agama mungkin dapat dilakukan guna mencegah terkena penyakit mental tetapi tidak dapat menyembuhkan secara total karena jika sudah parah maka diperlukan bantuan profesional ya! Jika memang mereka yang mengidap penyakit mental hingga berujung bunuh diri dikatakan kurang iman, lalu bagaimana dengan orang-orang yang jelas merupakan korban (pelecehan, bullying, dan penganiayaan) pada masa lalunya.
Orang yang memiliki gangguan mental tidak dapat berpikir secara jernih, apalagi disaat penyakitnya sedang kambuh hal yang terlintas di pikiran mereka hanya cara untuk meredakan rasa sakit dan menghentikan suara-suara di kepala mereka. Maka dari itu, orang-orang yang mengalami gangguan mental sangat perlu dan harus untuk didukung. Beban yang mereka miliki sudah terlalu berat, dengan adanya tempat untuk mengadu beban itu akan berkurang sedikit demi sedikit. Hanya dengan keberadaan kita di sisi mereka dan mendengar keluh kesah mereka dapat mengurangi rasa lelah dan beban yang mereka rasakan loh!
Jadi, kurang iman dan sering atau tidaknya mereka berdoa itu tidak ada hubungannya dengan mereka yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Mungkin, bagi orang-orang yang mengidap penyakit mental peran doa juga diperlukan apalagi jika mereka sedang mengikuti program penyembuhan oleh yang profesional, maka berdoa merupakan cara guna mengharapkan kelancaran penyembuhan agar mereka cepat pulih. Tidak dapat dipungkiri jika agama berperan sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga bagi setiap orang kehidupan keagamaan dan kehidupan duniawi harus seimbang ya! Agar mengurangi hal-hal yang tidak diharapkan kedepannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.