Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Renanthera

Pentingnya Edukasi Seksual pada Anak

Parenting | 2024-12-26 23:03:40

"Bu, adek bayi itu terbuat dari apa sih?” Sebagai orang tua seringkali menjumpai pertanyaan unik dari buah hati. Tak sedikit dari orang tua yang masih kebingungan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun ternyata hal ini bisa terjawab dengan kesadaran edukasi seksual oleh orang tua. Edukasi seksual atau seks education terkadang masih dianggap tabu di Masyarakat. Padahal hal ini sangat penting diajarkan kepada anak-anak. Tidak hanya berguna untuk mengenalkan anggota tubuh yang anak punya, tapi juga mengajarkan anak agar terhindar dari kekerasan seksual.

Seiring dengan tumbuh kembang anak-anak, pasti akan muncul rasa penasaran atas fungsi organ seksual mereka. Namun terkadang hal ini tidak diimbangi dengan edukasi seksual yang baik, sehingga membuat anak mencari sendiri jawaban atas rasa penasaran mereka. Hal ini tentu dapat mengakibatkan anak mendapat informasi yang menyesatkan serta terjerumus ke perbuatan yang kurang baik atau melanggar norma. Oleh karena itu, dibutuhkan edukasi seksual yang baik serta pendampingan yang cukup selama tumbuh kembang mereka.

Untuk mewujudkan edukasi seksual yang baik, para orang tua harus bisa menghilangkan stigma tabu pada edukasi seksual. Ketika anak mulai mempertanyakan tentang rasa penasaran mereka terhadap hal-hal yang berbau seksual atau organ reproduksi, jangan sampai para orang tua menjawab dengan kalimat sejenis “duh, jangan tanya-tanya tentang hal kaya gitu, gak sopan” atau menjawab sekedarnya dengan informasi yang dikarang seperti “dedek bayi itu lahir dari adonan roti”. Hal tersebut akan membuat anak takut dan malas bertanya serta berdiskusi tentang rasa penasarannya lagi kepada orang tua. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus bagi orang tua untuk memperoleh kepercayaan anak. Menjawab rasa penasaran anak hendaknya dijawab dengan benar sesuai fakta yang ada. Namun tentunya dengan bahasa dan informasi yang disesuaikan dengan umur mereka. Hal ini tentunya akan membuat anak merasa terbuka serta nyaman bertanya kepada orang tuanya, serta orang tua juga dapat mengontrol informasi yang diterima oleh anak.

Penting juga untuk mengenalkan nama-nama organ reproduksi serta fungsinya kepada para buah hati sejak dini. Istilah Vagina atau Penis sering diganti dengan bermacam-macam sebutan karena dianggap kurang enak didengar atau bahkan tabu. Padahal pada kenyataannya menggunakan istilah Vagina atau Penis untuk organ kelamin sama saja ketika kita menggunakan istilah ‘tangan’ untuk menyebut tangan. Vagina dan Penis juga merupakan nama organ tubuh, jadi alangkah baiknya biasakan menggunakan istilah Vagina dan Penis pada anak-anak ya. Selain itu jangan lupa kenalkan fungsi-fungsi organ reproduksi yang dimiliki anak, agar mereka dapat memahami perbedaannya. Seperti perbedaan uretra dengan vagina pada perempuan, serta kegunaan testis bagi laki-laki.

Seperti yang telah disebutkan di awal, edukasi seks juga dapat menghindarkan anak dari pelecehan atau kekerasan seksual. Menurut Sistem Informasi Gender dan Anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (SIGA KEMENPPPA) terdapat 10.932 anak yang menjadi korban kekerasan seksual pada tahun 2023. Hal ini tentu sangat memprihatinkan karena anak terkadang tidak sadar telah dilecehkan secara seksual. Sebagai upaya pencegahan, maka penting dilakukannya edukasi seksual pada anak. Mengapa edukasi seksual bisa mengurangi resiko kekerasan seksual? Edukasi seksual berguna untuk mengenalkan anak area mana yang boleh serta tidak boleh disentuh agar tumbuh kesadaran dalam diri anak. Dengan edukasi seksual anak akan tahu mana sentuhan boleh serta sentuhan tidak boleh dilakukan oleh orang asing. Selain itu, anak juga perlu dikenalkan dengan konsep consent atau persetujuan agar anak paham bahwa mereka memiliki kendali atas tubuh mereka, meskipun seorang anak belum memiliki kewenangan untuk memberikan consent.

Saat anak mulai memasuki usia remaja, orang tua juga harus mengenalkan tentang masa pubertas, menstruasi, dan mimpi basah pada anak-anaknya. Menstruasi serta mimpi basah perlu dikenalkan sebagai hal lumrah yang dialami oleh anak dan tidak perlu ditakutkan. Laki-laki maupun perempuan diberikan edukasi yang sama tentang menstruasi dan mimpi basah agar bisa saling menghargai. Anak laki-laki dan perempuan harus paham bahwa membeli pembalut bukanlah sesuatu yang memalukan, serta untuk anak laki-laki merupakan hal yang keren ketika bisa membantu ibu atau saudara perempuannya untuk membeli pembalut.

Memberikan edukasi seksual merupakan upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua sebagai perwujudan rasa peduli dan kasih sayang. Edukasi seksual diharapkan dapat membangun rasa percaya pada anak serta sebagai ilmu pengetahuan untuk melindungi anak. Edukasi seksual mengajarkan anak untuk mengerti dan mencintai tubuh yang diberikan tuhan kepadanya dan juga mengusir rasa takut dan khawatir ketika menghadapi perubahan wajar yang terjadi pada tubuhnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image