Hustle Culture dan Gen Z, Antara Ambisi dan Kesehatan Mental
Gaya Hidup | 2024-12-25 15:46:59Di era digital saat ini, Hustle Culture telah menjadi sangat populer, terutama di kalangan Gen Z. Budaya ini menekankan pentingnya kerja keras dan produktivitas tinggi, yang seringkali mengorbankan waktu istirahat dan kesehatan mental.
Apa Itu Hustle Culture?
Hustle Culture didefinisikan sebagai pola pikir yang mendorong orang untuk selalu aktif dan produktif, seringkali dengan beberapa pekerjaan sekaligus atau side hustle. Budaya ini memberi Gen Z, yang dikenal ambisius dan mandiri, kesempatan untuk mengejar impian sambil memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Namun, ada risiko besar yang mengintai di balik semua keuntungan tersebut, seperti ketegangan dan kelelahan.
Keuntungan Hustle Culture
Banyak Gen Z bekerja sebagai Side Hustle, seperti membuat konten di media sosial, menjual barang secara online, atau bekerja freelance. Ini dapat membantu mereka mendapatkan lebih banyak uang dan memberi mereka lebih banyak kebebasan finansial. Gen Z dapat memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat untuk karir mereka melalui proyek sampingan ini. Misalnya, banyak orang belajar tentang pemasaran digital atau desain grafis. Gen Z memiliki kesempatan untuk mengubah hobi menjadi sumber penghasilan, karena side hustle dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Hal ini dapat memberikan Gen Z lebih banyak arti dalam hidup. Hustle Culture menawarkan banyak peluang untuk bertemu orang baru dan membangun hubungan profesional yang bermanfaat di masa depan.
Tantangan Hustle Culture
Tidak semua aspek Hustle Culture bersifat positif. Banyak generasi Z mengalami masalah kesehatan mental karena tertekan untuk tetap produktif dan sukses. Seringkali, mereka terjebak dalam siklus kerja yang tidak berhenti, merasa bahwa setiap saat harus digunakan untuk mencapai tujuan. Burnout, di mana orang mengalami kelelahan fisik dan mental karena tekanan untuk terus bekerja, adalah salah satu gejalanya.
Menemukan Keseimbangan
Untuk menghadapi masalah, Generasi Z harus menggunakan metode manajemen waktu yang baik dan menetapkan batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan mereka. Selain itu, sangat penting untuk memprioritaskan kesehatan mental melalui aktivitas self-care seperti olahraga dan meditasi. Mereka dapat tetap produktif tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka.
Tren Anti-Hustle
Menariknya, tren Anti-Hustle Life saat ini mulai muncul. Generasi Z berfokus pada keseimbangan hidup daripada mengejar kesuksesan finansial. Mereka mulai menyadari bahwa pencapaian material tidak sepenting kebahagiaan dan kesehatan mental. Gerakan ini menekankan betapa pentingnya beristirahat, berpikir tentang diri sendiri, dan berkembang.
Hustle Culture membuat Gen Z memiliki banyak peluang untuk sukses. Namun, agar tidak merugikan diri sendiri, penting untuk diadopsi dengan bijak. Gen Z dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan dengan menjaga keseimbangan antara merawat diri dan bekerja keras. Mereka juga dapat memahami bahwa kesuksesan tidak hanya diukur dari seberapa sibuk mereka bekerja.
Written by :AZ ZAHRA FALISHA RANDRA PUTRAMAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.