Bioglass: Material Medis ataukah Obat?
Edukasi | 2024-12-25 11:53:30Belum lama ini, masyakarat diributkan oleh sebuah produk bernama ‘Bioglass’ yang klaimnya dapat menyembuhkan penyakit yang kita derita. Meskipun penyakit tersebut merupakan penyakit kronis, seperti: stroke, kanker, maupun asma. Permasalahan bioglass tidak ada habis-habisnya. Perdebatan tentang bioglass terdiri dari dua sisi dengan pemikiran yang berbeda. Sisi yang satu meyakini bahwa bioglass memang dapat menyembuhkan penyakit mereka dan sisi lainnya menganggap hal tersebut mustahil. Pasalnya, bioglass hanya terlihat sebagai benda berbentuk lempengan kaca. Namun, apakah bioglass ini benar-benar dapat mengatasi masalah kesehatan yang kita derita?. Untuk itu mari kita ungkap fungsi sesungguhnya dari bioglass.
Sebelum membahas lebih dalam, apa kalian tahu yang dimaksud dengan Bioglass?. Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, bioglass adalah sebuah produk berbentuk lempengan kaca dengan 14 mineral bumi di dalamnya. Bioglass memancarkan energi skalar yang dapat membantu tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Cara kerja dari bioglass ini juga cukup sederhana, hanya dengan mengalirkan air ke bioglass, ditempelkan, disinarkan, maupun direndam.
Wah!.. menarik banget kan!. Siapa sih yang tidak penasaran dengan bioglass. Setelah saya cari lebih dalam, ternyata harga bioglass ini sangat menguras dompet loh. Harganya sekitar Rp700.000 ke atas bahkan sampai jutaan. Dengan harga Rp700.000 bioglass yang kalian dapatkan hanya seukuran koin lebih besar sedikit. Meski begitu, masyarakat tetap membeli bioglass karena klaimnya yang terlihat menjanjikan. Ditambah, penjual bioglass juga menyertakan testimoni dari pengguna sebelumnya sebagai promosi.
Bagi yang penasaran, kalian juga bisa cari sendiri mengenai harga bioglass dan klaimnya di internet. Cukup dengan menggunakan kata kunci “Iklan Bioglass” maka akan muncul banyak sekali informasi yang bertebaran.
Lalu, Apakah Bioglass Sesuai dengan yang Dipromosikan? Jika kalian melihat iklan bioglass, kalian pasti tidak asing dengan kata-kata “energi skalar, ion negatif, dan air heksagonal”. Hal tersebut perlu kita bahas. Masalahnya, energi skalar sendiri ini tidak ada dalam literasi ilmiah. Mengapa? Karena energi dan skalar merupakan gabungan dari dua kata yang berbeda. Energi adalah besaran skalar yang tidak mempunyai arah. Sedangkan, skalar merupakan besaran dalam fisika yang hanya mempunyai nilai. Lalu, mengapa ditulis “Energi Skalar” bahkan menggunakan kata “ion negatif”. Tujuannya, tidak lain adalah agar terdengar lebih keren dan tidak biasa terutama bagi masyarakat awam yang kurang paham tentang sains. Inilah yang menyesatkan masyarakat kita.
Klaim selanjutnya, dalam iklan disebutkan bioglass dapat mengubah air biasa menjadi air heksagonal yang mengandung lebih banyak oksigen dan mudah diserap tubuh. Kalian perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan air heksagonal. Air heksagonal adalah air yang molekul-molekulnya menyusun bentuk heksagon. Sebenarnya ada air yang molekulnya berbentuk heksagon yaitu pada air yang sangat dingin atau es batu (Nurachman, 2020). Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa air cair memiliki molekul berbentuk heksagon. Jadi, klaim bahwa bioglass data mengubah air biasa menjadi air heksagon adalah mitos. Lagi pula, jika molekulnya berbentuk heksagon, itu tidak akan membuat air tersebut menjadi istimewa alias tidak ada manfaatnya.
Sebagai pembeli hal yang harus kita perhatikan adalah promosi yang dilakukan oleh penjual. Bagaimana penjual melakukan promosinya dan dengan cara apa. Dalam konteks ini, promosi bioglass merupakan hasil dari testimoni karena memang bioglass tidak ada pembuktian ilmiah tentang klaimnya. Testimoni tidak bisa dijadikan bukti bahwa bioglass ini dapat menyembuhkan penyakit. Bisa saja penjual membuat testimoni palsu. Kalau bukan obat, lalu bioglass itu apa?.
Sebenarnya, Apa Itu Bioglass? Bioglass pertama kali ditemukan pada 1969 oleh Larry Hench dengan nama komersial 45S5. Bioglass terdiri dari campuran mineral, seperti: silika, natrium, kalium, dan fosfat (Kowalska dkk., 2024). Tuh, cuma ada 4 bukan 14 ya.. Bioglass merupakan singkatan dari Bioactive (bioaktif) dan glass (kaca). Dikatakan bioactive karena bioglass baru bisa aktif setelah terkena cairan tubuh. Sementara, disebut glass karena bioglass menggunakan silika yang merupakan bahan pembuat kaca atau gelas (Makarim, 2021).
Eitss terus fungsi bioglass apa ya? Jadi teman-teman, bioglass itu memang merupakan produk kesehatan lebih tepatnya sebagai material medis tapi fungsinya bukan untuk mengobati berbagai penyakit. Melainkan berfungsi sebagai implan gigi atau tulang (Cannio dkk., 2021). Semisal ada orang yang tulangnya patah, maka di sinilah bioglass berperan sebagai implan sintetis penyambung tulang. Bioglass dapat menyatu dengan tulang, tahan terhadap korosi, anti inflamasi dan anti infeksi. Karena kelebihan inilah, bioglass memiliki kemampuan untuk menghasilkan sel-sel yang baru serta menstimulasi sel-sel tulang untuk beregenerasi. Udah ngerti kan? Bioglass memang bermanfaat kalau dipakai sebagai implan bukan cuma direndam terus airnya diminum, apalagi disinari ke tubuh.
Kesimpulan Jadi kesimpulannya, bioglass adalah material medis yang berfungsi sebagai implan tulang atau gigi. Bioglass tidak akan berguna jika hanya dialiri air, disinarkan, direndam, maupun ditempelkan. Kalian jangan mudah percaya dan tergiur oleh testimoni dari sebuah produk. Apalagi harga dari bioglass yang tidak murah. Bisa saja kesembuhan yang pengguna bioglass rasakan, bukanlah dari Bioglass itu sendiri. Melainkan karena banyak meminum air putih, sugesti, dan atas izin Tuhan Yang Maha Esa. Alangkah baiknya, kalian langsung pergi dokter jika tubuh kalian bermasalah. Jadilah pembeli yang baik dengan memahami betul produk apa yang akan anda beli. Semoga setelah kalian baca tulisan ini, kalian tidak sembarangan membeli produk. Jangan lupa untuk kasih tahu ke keluarga maupun tetangga kalian.
Referensi Kowalska, K. J., Czechowska, J. P., & Zima, A. (2024). Novel Phosphate Bioglasses and Bioglass-Ceramics for Bone Regeneration. Ceramics International, 50(22), 45976-45985.
Cannio, M., Bellucci, D., Roether, J. A., Boccaccini, D. N., & Cannillo, V. (2021). Bioactive Glass Applications: A Literature Review of Human Clinical Trials. Materials (Basel, Switzerland), 14(18), 5440.
Makarim, F.R. (2021). Mitos atau Fakta, Bioglass Bermanfaat untuk Kesehatan?. Diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/mitos-atau-fakta-bioglass-bermanfaat-untuk-kesehatan?srsltid=AfmBOop2Z9HFQSZs_OXPQBnW6Bg5yxgPYEpSpGrsOUD71CON0X1gTycn pada tanggal 13 Desember 2024 pukul 14.31.
Nurachman, Z. (2020). Air Heksagonal. Diakses dari https://rumahpengetahuan.web.id/air-heksagonal/ pada tanggal 15 Desember 2024 pukul 20.45.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.