Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SETIADI SETIADI

Manajemen Konflik dalam Kepengurusan Masjid

Agama | 2024-12-24 12:39:59

Manajemen konflik adalah salah satu aspek penting dalam menjaga harmoni dan keberlangsungan kegiatan di masjid. Kepengurusan masjid, yang sering kali terdiri dari individu dengan latar belakang, pemikiran, dan kepentingan yang beragam, tidak luput dari potensi konflik. Jika dikelola dengan baik, konflik justru dapat menjadi peluang untuk meningkatkan sinergi dan efisiensi organisasi. Namun, jika diabaikan, konflik dapat memecah belah pengurus dan menghambat misi masjid sebagai pusat ibadah dan komunitas.

Konflik dalam kepengurusan masjid dapat muncul dari berbagai sumber, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sumber-sumber ini sering kali berkaitan dengan perbedaan perspektif, kurangnya komunikasi, atau tantangan dalam pembagian tanggung jawab. Selain itu, masjid sebagai institusi sosial juga kerap menghadapi tekanan dari harapan masyarakat luas, yang kadang tidak sejalan dengan kemampuan dan prioritas pengurus. Pemahaman yang mendalam mengenai penyebab konflik sangat penting untuk menemukan solusi yang tepat dan mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.

Ayat Al-Quran dan Hadits tentang Manajemen Konflik

Manajemen konflik dalam Islam memiliki landasan yang kuat dalam Al-Quran dan Hadits. Beberapa ayat dan hadits berikut memberikan panduan bagi umat Islam untuk mengelola konflik dengan cara yang bijak dan damai:

  1. Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 10 "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

Ayat ini mengajarkan pentingnya persaudaraan dan mendorong setiap Muslim untuk aktif mendamaikan konflik di antara sesama, termasuk dalam konteks kepengurusan masjid.

  1. Al-Quran Surat An-Nahl ayat 125 "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik."

Pendekatan dengan hikmah, pelajaran yang baik, dan diskusi yang santun merupakan prinsip penting dalam menyelesaikan konflik.

  1. Hadits Riwayat Muslim Rasulullah SAW bersabda: "Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Janganlah ia menzaliminya dan jangan pula membiarkannya (dalam kesulitan). Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya."

Hadits ini menekankan pentingnya menjaga hak-hak dan membantu saudara Muslim, termasuk dalam situasi konflik.

  1. Hadits Riwayat Abu Dawud "Barang siapa yang memisahkan (hubungan) antara dua orang, maka ia bukanlah bagian dari golongan kami."

Hadits ini memberikan peringatan keras tentang bahaya memecah belah persaudaraan dan pentingnya menjaga kesatuan dalam komunitas.

Penyebab Konflik dalam Kepengurusan Masjid

  1. Perbedaan Visi dan Misi (Tersering) Pengurus mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang tujuan dan prioritas masjid, seperti fokus pada kegiatan dakwah, pendidikan, atau pembangunan fasilitas. Perbedaan ini sering kali menjadi akar konflik karena melibatkan orientasi jangka panjang yang fundamental.
  2. Komunikasi yang Tidak Efektif (Tersering) Kesalahpahaman atau kurangnya komunikasi yang jelas dapat menyebabkan ketegangan antar pengurus. Komunikasi yang buruk sering kali memperburuk situasi yang seharusnya dapat diselesaikan dengan mudah.
  3. Pembagian Tugas yang Tidak Adil (Tersering) Ketidakadilan dalam distribusi tanggung jawab atau beban kerja dapat memicu rasa tidak puas. Masalah ini kerap muncul dalam kepengurusan yang kurang terorganisir.
  4. Persoalan Keuangan (Tersering) Pengelolaan keuangan yang tidak transparan atau dugaan penyalahgunaan dana sering menjadi sumber konflik. Karena keuangan adalah aspek sensitif, masalah ini dapat dengan cepat memunculkan ketidakpercayaan.
  5. Ego dan Kepentingan Pribadi (Tersering) Pengurus yang mementingkan kepentingan pribadi di atas kepentingan kolektif dapat menciptakan ketidakharmonisan. Konflik ini biasanya muncul dalam bentuk persaingan internal atau sikap kurang kooperatif.
  6. Perubahan Kepengurusan (Terjarang) Pergantian pengurus yang tidak disertai dengan proses transisi yang baik dapat memunculkan konflik. Walaupun jarang terjadi, perubahan mendadak sering kali memicu resistensi dari pihak yang merasa kehilangan peran.
  7. Kultur dan Tradisi Lokal (Terjarang) Perbedaan pendekatan terhadap adat istiadat atau praktik keagamaan tertentu juga dapat memunculkan konflik. Meski jarang, isu ini biasanya muncul di daerah dengan keberagaman budaya yang tinggi.

Strategi Manajemen Konflik

  1. Membangun Komunikasi Terbuka Mengadakan rapat rutin untuk membahas permasalahan dan mencari solusi bersama dapat meningkatkan transparansi dan mempererat hubungan antar pengurus.
  2. Menetapkan Aturan dan Prosedur yang Jelas Adanya pedoman kerja, SOP (Standard Operating Procedure), dan anggaran dasar/rumah tangga (AD/ART) masjid yang disepakati bersama dapat menjadi acuan dalam menyelesaikan konflik.
  3. Melibatkan Mediator Jika konflik sulit diselesaikan secara internal, melibatkan pihak ketiga yang netral seperti tokoh masyarakat atau ulama dapat membantu.
  4. Pelatihan Manajemen Konflik Pengurus dapat dilatih untuk memahami dinamika konflik dan cara menyelesaikannya dengan pendekatan yang konstruktif.
  5. Fokus pada Tujuan Bersama Mengingatkan kembali pengurus tentang tujuan utama masjid sebagai tempat ibadah dan pemberdayaan umat dapat membantu menyatukan visi.

Efek dari penggunaan Alquran Induk ( AIN ) atau tata letak Alquran di masjid dalam konteks kepengurusan masjid bisa menjadi faktor yang berpotensi menyebabkan konflik, meskipun pada umumnya masalah ini tidak bersifat langsung. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terkait potensi konflik adalah:

1. Perbedaan Pandangan dalam Penataan dan Penggunaan AIN

  • Pemisahan atau Penyatuan Alquran: Beberapa pihak dalam kepengurusan masjid mungkin memiliki pandangan berbeda tentang apakah Alquran harus diletakkan dalam satu induk atau lebih disebarkan di berbagai titik dalam masjid. Ini bisa menimbulkan ketegangan jika ada perbedaan pemahaman mengenai tata cara penyimpanan dan penggunaan Alquran dalam masjid.
  • Pengaturan Tempat Penyimpanan: Apakah AIN (Alquran Induk) ditempatkan di tempat yang mudah diakses oleh semua jamaah atau di lokasi tertentu yang dianggap lebih terhormat dan harus dihormati lebih tinggi bisa memicu perdebatan dalam kepengurusan masjid.

2. Pengaruh terhadap Keteraturan dan Aksesibilitas

  • Aksesibilitas Alquran: Tata letak yang tidak jelas atau terlalu ketat bisa membatasi akses jamaah untuk membaca atau mempelajari Alquran, yang menjadi salah satu tujuan utama masjid sebagai tempat ibadah dan belajar. Jika sebagian besar pengurus masjid tidak sepakat mengenai penataan atau pemakaian Alquran, hal ini bisa memicu ketegangan.
  • Keteraturan Penggunaan: Beberapa pengurus masjid mungkin memiliki pandangan berbeda tentang bagaimana Alquran harus digunakan dalam ibadah, seperti dalam kegiatan tadarus, khutbah, atau pengajaran. Ketidaksepakatan dalam pengaturan ini dapat menciptakan ketegangan dalam kepengurusan.

3. Perbedaan Pemahaman Keagamaan

  • Interpretasi dan Penerapan: Penempatan Alquran di masjid tidak hanya melibatkan aspek fisik, tetapi juga bisa berhubungan dengan interpretasi agama. Misalnya, ada kemungkinan perbedaan pemahaman mengenai cara penanganan dan penghormatan terhadap Alquran yang dapat memicu ketegangan di antara pengurus masjid yang memiliki pandangan agama yang berbeda.
  • Kepemilikan dan Pengelolaan: Dalam beberapa kasus, pengurus masjid mungkin mempermasalahkan siapa yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Alquran dan bagaimana Alquran tersebut dikelola, yang bisa menjadi sumber konflik jika tidak ada kesepakatan.

4. Kepemimpinan dan Pengaruh Pribadi

  • Kepemimpinan dalam Pengelolaan Masjid: Struktur kepengurusan masjid yang melibatkan beberapa pihak dengan jabatan berbeda (seperti takmir masjid, imam, dan pengurus lainnya) sering kali menciptakan dinamika yang rumit. Apabila pengelolaan Alquran tidak disepakati bersama, ini bisa menjadi sumber ketegangan antar pengurus yang memiliki pandangan berbeda terkait organisasi dan penggunaan masjid.
  • Perbedaan Karakter dan Prioritas: Terkadang, pengurus masjid memiliki prioritas yang berbeda, ada yang lebih mementingkan kegiatan keagamaan, sedangkan yang lain lebih fokus pada fasilitas fisik masjid. Jika tidak ada komunikasi dan kesepakatan yang jelas mengenai tata letak Alquran, konflik bisa timbul.

5. Pertentangan dalam Tradisi dan Modernisasi

  • Pengaruh Modernisasi: Beberapa pihak mungkin ingin modernisasi masjid dengan memasang Alquran dalam bentuk digital atau menggunakan alat teknologi lain untuk mempermudah akses. Namun, pihak yang lebih konservatif mungkin akan menentang perubahan ini dengan alasan menghormati tradisi dan pengaturan yang lebih konvensional. Hal ini bisa memicu ketegangan dalam kepengurusan masjid yang memiliki pandangan berbeda tentang cara memanfaatkan teknologi.
  • Pertentangan dalam Tradisi Keagamaan: Beberapa tradisi keagamaan yang kuat dalam suatu komunitas masjid mungkin berhadapan dengan ide-ide yang lebih fleksibel atau progresif dalam mengelola Alquran dan ruang ibadah, sehingga timbul perbedaan dan konflik terkait tata letak dan penggunaan Alquran.

Tata letak Alquran di masjid adalah aspek yang perlu diperhatikan dengan penuh penghormatan dan kesadaran akan nilai-nilai agama. Dalam konteks ini, beberapa ayat Alquran dan hadits bisa dijadikan landasan dalam menjaga kehormatan Alquran dan tata cara penataannya di masjid.

1. Penghormatan Terhadap Alquran

Alquran adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Oleh karena itu, penghormatan terhadap Alquran dalam semua aspek, termasuk tata letak dan penyimpanan, sangat penting.

  • Ayat Alquran: Allah berfirman dalam surat Al-Waqi'ah (56:77-80):

"Sesungguhnya Alquran itu adalah wahyu yang mulia, dalam kitab yang terpelihara, tidak disentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan." (QS. Al-Waqi'ah: 77-80)

Ayat ini menunjukkan betapa mulianya Alquran dan betapa pentingnya menjaga dan menghormati Alquran dengan menjaga kesuciannya. Dalam hal ini, tata letak Alquran di masjid perlu memperhatikan aspek kehormatan dan perlindungan terhadapnya.

  • Hadits: Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak ada satu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh malaikat, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan orang yang ada di sisi-Nya." (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan pentingnya membaca dan mempelajari Alquran di masjid dengan penuh penghormatan dan dalam keadaan yang nyaman. Maka, tata letak Alquran di masjid juga harus mendukung suasana yang khusyuk dan penuh penghormatan terhadap kitab Allah.

2. Penempatan Alquran di Tempat yang Terhormat

Alquran harus ditempatkan di tempat yang terhormat, tinggi, dan bersih, serta tidak boleh diletakkan di tempat yang bisa mengurangi penghormatan terhadapnya. Tata letak yang baik akan menjaga Alquran tetap mulia dan terjaga dari hal-hal yang dapat merendahkannya.

  • Ayat Alquran: Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah (2:255):

"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa'at di sisi-Nya tanpa izin-Nya..." (QS. Al-Baqarah: 255)

Ayat ini menggambarkan kebesaran Allah yang harus dihormati, dan oleh karena itu, Alquran sebagai wahyu Allah, harus ditempatkan dengan penuh kehormatan.

  • Hadits: Dari Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang memuliakan Alquran, maka Allah akan memuliakan orang tersebut." (HR. Al-Hakim)

Hadits ini menekankan pentingnya memuliakan Alquran, termasuk dengan cara meletakkannya di tempat yang layak dan tidak sembarangan.

3. Tata Letak dan Keamanan Alquran

Alquran tidak boleh diletakkan sembarangan, terutama di tempat yang kotor atau tidak terjaga. Penghormatan terhadap Alquran mencakup penataan di tempat yang aman, bersih, dan terlindung.

  • Ayat Alquran: Allah berfirman dalam surat Al-Jumu'ah (62:9):

"Hai orang-orang yang beriman, apabila diserukan azan untuk salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah..." (QS. Al-Jumu'ah: 9)

Ayat ini menekankan pentingnya menyucikan waktu dan tempat untuk beribadah. Tata letak Alquran di masjid sebaiknya memperhatikan hal yang sama, yaitu menjaga kebersihan dan kesucian tempat tersebut agar tidak terjadi kekotoran.

  • Hadits: Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda:

"Sungguh orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

Hadits ini menunjukkan bahwa belajar dan mengajarkan Alquran adalah hal yang sangat mulia, dan untuk itu perlu tempat yang terhormat dan sesuai.

4. Tidak Menyentuh Alquran tanpa Wudhu

Sebagai bentuk penghormatan terhadap Alquran, disarankan agar seseorang yang ingin memegang Alquran dalam masjid terlebih dahulu melakukan wudhu, terutama jika Alquran tersebut ditempatkan di tempat yang lebih tinggi atau lebih suci.

  • Ayat Alquran: Allah berfirman dalam surat Al-Waqi'ah (56:79):

"Tidak ada yang menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan." (QS. Al-Waqi'ah: 79)

Ini menunjukkan bahwa hanya orang yang dalam keadaan suci yang boleh menyentuh Alquran. Oleh karena itu, tata letak Alquran yang menuntut penghormatan lebih tinggi juga harus memperhatikan aturan ini.

Kesimpulan

Manajemen konflik dalam kepengurusan masjid adalah proses yang membutuhkan komitmen, kesabaran, dan pendekatan yang bijaksana. Dengan komunikasi yang baik, aturan yang jelas, dan semangat kebersamaan, konflik dapat dikelola sehingga tidak menghambat peran masjid sebagai pusat pembinaan spiritual dan sosial masyarakat. Konflik yang ditangani dengan baik dapat menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan meningkatkan kualitas kepengurusan masjid secara keseluruhan.

Konflik dalam kepengurusan masjid sering kali berkaitan dengan banyak faktor, dan tata letak Alquran atau penggunaan AIN bisa menjadi salah satu elemen yang memperburuk perpecahan jika tidak dikelola dengan bijak. Namun, kesepakatan bersama mengenai tata cara penghormatan terhadap Alquran, komunikasi yang baik, dan pemahaman yang saling menghormati antar pengurus bisa membantu meminimalkan potensi konflik ini.

Tata letak Alquran di masjid harus memperhatikan nilai-nilai penghormatan terhadap kitab Allah. Dalam hal ini, penting untuk menempatkan Alquran di tempat yang tinggi, bersih, dan aman, serta menghindari penempatan yang bisa merendahkan kehormatannya. Ayat-ayat Alquran dan hadits yang telah disebutkan memberikan pedoman bahwa Alquran adalah kitab yang harus dihormati dan dijaga kesuciannya, baik dari segi tempat maupun cara penyimpanan dan penggunaannya di masjid.

Setiadi

Pengajar di Perguruan Tinggi Swasta

Hp 088809711997

Email [email protected]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image