Jangan Salah Pilih! Inilah perbedaan Dokter Gigi VS Tukang Gigi
Info Sehat | 2024-12-19 19:56:54Permenkes No. 39 Tahun 2014 Pasal 6 ayat (2) mengatakan bahwa tukang gigi hanya boleh membuat gigi tiruan lepasan dari bahan heat curing acrylic yang memenuhi standar kesehatan dan tidak menutupi sisa akar gigi. Namun, banyak tukang gigi melanggar aturan ini dengan melakukan tindakan tidak sesuai yang berisiko, seperti infeksi, penggunaan alat tidak steril, kelainan rahang, sensitivitas tinggi, ketidaknyamanan, estetika buruk, dan masalah kesehatan lainnya.
Hal tersebut terjadi karena minimnya pengetahuan dan pelatihan formal mengenai anatomi, patologi, serta prosedur kesehatan gigi yang aman. Selain itu, lemahnya pengawasan dan penegakan hukum membuat para tukang gigi tersebut merasa bebas melanggar aturan yang telah ditetapkan. Sayangnya, beberapa masyarakat, khususnya dari kalangan menengah ke bawah, cenderung memilih untuk berobat ke tukang gigi daripada ke dokter gigi.
Umumnya, mereka yang lebih memilih ke tukang gigi disebabkan karena faktor ekonomi dan lingkungan yang kurang baik. Praktik yang dilakukan tukang gigi cenderung jauh lebih murah dibandingkan dokter gigi, sehingga beberapa orang memilihnya karena merasa biaya di klinik dokter gigi terlalu mahal. Faktor lain yang membuat tukang gigi lebih diminati adalah kemudahan akses, karena mereka sering membuka praktik di lokasi yang mudah dijangkau, termasuk di pinggir jalan dan daerah yang dipenuhi oleh orang-orang yang minim edukasi terkait kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahayanya berobat di tukang gigi juga memberikan celah bagi tukang gigi untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar medis.
Dalam bidang kesehatan gigi, terdapat dua jenis penyedia layanan yang sering dijumpai, yaitu dokter gigi dan tukang gigi. Meskipun sama-sama berfokus pada perawatan gigi, keduanya sangat bertolak belakang dan memiliki perbedaan yang signifikan dalam aspek pendidikan, keterampilan, dan jenis layanan yang disediakan. Sebagai masyarakat yang berkembang di zaman modern, sudah saatnya bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam memilih hal yang berkaitan dengan investasi kesehatan, contohnya seperti lebih memilih berobat ke dokter gigi dibandingkan dengan tukang gigi.
Dokter gigi adalah tenaga profesional yang menempuh pendidikan formal di bidang kedokteran gigi selama sekitar 5-6 tahun, mencakup program sarjana dan pelatihan profesi, serta wajib lulus ujian kompetensi (UKMP2G) untuk memperoleh lisensi praktik. Sebaliknya, tukang gigi biasanya tidak memiliki pendidikan formal, dan keahlian mereka umumnya diperoleh dari pengalaman praktik atau tradisi keluarga. Akibatnya, tukang gigi hanya dapat melakukan prosedur sederhana, seperti pemasangan gigi tiruan lepasan dan pemasangan behel palsu, sedangkan dokter gigi mampu menangani berbagai masalah kesehatan mulut yang lebih kompleks dan sesuai dengan standar medis.
Meskipun berobat ke dokter gigi lebih mahal, keuntungan yang kita dapat pun akan sepadan dengan uang yang kita keluarkan. Dokter gigi telah memiliki lisensi yang jelas terkait pengetahuan dan keahliannya dalam melakukan praktik. Selain itu, kehigienisan peralatan yang digunakan saat melakukan praktik oleh dokter gigi juga sudah mencapai standar kebersihan Kemenkes RI, sehingga meminimalisir risiko infeksi.
Dokter gigi juga mampu memberikan diagnosis yang akurat dan merujuk pasien ke spesialis jika diperlukan. Jika kita melakukan tindakan di tukang gigi dan terjadi malpraktik, pada akhirnya kita tetap harus berobat ke dokter gigi dan mengeluarkan biaya lebih banyak lagi. Meskipun biaya awal di dokter gigi lebih mahal, investasi kesehatan ini dapat mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih serius di masa depan. Selain itu, jika malpraktik yang dilakukan oleh tukang gigi dapat berakibat ke kesehatan mental pasien, contohnya seperti trauma untuk pergi ke dokter gigi.
Memilih antara dokter gigi dan tukang gigi adalah keputusan pribadi yang penting. Meskipun biaya sering menjadi faktor utama, masyarakat perlu memahami bahwa merawat kesehatan gigi adalah bentuk investasi untuk masa depan. Perawatan di dokter gigi menawarkan manfaat yang lebih signifikan dalam jangka panjang, baik untuk kesehatan maupun penampilan. Jadi, pilihlah dokter gigi yang sesuai dengan kebutuhan gigi anda.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.