Bahaya Kecanduan Video Pendek: Alami Short Attention Span
Teknologi | 2024-12-18 21:11:40
Saat ini, penggunaan media digital yang eksesif telah timbul sebagai masalah baru di tengah masyarakat modern. Hal ini mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan dalam aktivitas sehari-hari dan pola gaya hidup masyarakat. Data dari Kepios menunjukkan terdapat 5,22 miliar pengguna media sosial di seluruh dunia pada Oktober 2024, atau sekitar 63,8 persen dari total populasi global.
Platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts telah memungkinkan tiap individu untuk memproduksi konten video singkat yang menarik. Platform-platform tersebut meggunakan algoritma yang dirancang untuk menampilkan konten yang relevan dan menarik secara visual sesuai dengan preferensi pengguna sehingga memperpanjang waktu penggunaan aplikasi. Tak hanya itu, algoritma media sosial juga didesain untuk mempertahankan perhatian pemakainya selama mungkin. Hasilnya, terjadi peningkatan yang signifikan dalam durasi yang dihabiskan orang-orang untuk menontonnya. Meskipun sebagian konten yang dihasilkan memiliki dampak positif bagi penontonnya, ada kekhawatiran yang muncul tentang pengaruh video singkat terhadap attention span seseorang.
Attention span adalah durasi seseorang dapat fokus terhadap sesuatu atau menghabiskan waktu pada suatu tugas sebelum sebelum mengalami gangguan atau memerlukan istirahat. Sekarang, banyak orang di media sosial mulai mengeluh tentang kesulitan membaca beberapa lembar atau bahkan satu halaman buku dalam satu kali duduk. Mereka juga merasa terbebani saat menikmati film tanpa mempercepatnya hingga 1,5 kali lipat kecepatan standar. Fenomena ini menunjukkan bahwa kebanyakan orang memiliki short attention span, terutama pada generasi muda yang tumbuh besar dengan paparan konten digital. Salah satu indikasi utama seseorang memiliki rentang perhatian pendek yaitu mereka kesulitan untuk fokus dalam pekerjaan. Tanda-tanda lain meliputi kesulitan membaca teks panjang, mudah terlena, meninggalkan tugas yang belum selesai, hingga kesulitan mengatur waktu.
Bagaimana Shorts dan Reels Berkontribusi pada Short Attention Span
Format video pendek dirancang untuk menarik perhatian pengguna dengan cepat melalui konten yang menarik dan dinamis. Video-video ini didesain untuk memberikan rangsangan instan dan kepuasan singkat, menciptakan situasi perubahan perhatian yang cepat dan terbukti mengganggu memori prospektif, yaitu memori untuk melakukan atau melaksanakan niat berorientasi masa depan. Ketika seseorang terus-menerus mengonsumsi video pendek, otak akan mencari stimulasi serupa dalam kegiatan sehari-hari. Oleh sebab itu, orang tersebut akan mengalami kesulitan untuk konsentrasi pada kegiatan yang membutuhkan fokus berkelanjutan, seperti membaca buku. Seiring waktu, penurunan rentang perhatian ini dapat memberikan dampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengguna media sosial yang kecanduan video pendek seperti Shorts dan Reels di media sosial memiliki tingkat defisit konsentrasi yang lebih tinggi. Aliran konten singkat yang konstan ini dapat membuat perhatian menjadi terpecah sehingga sulit untuk fokus pada informasi yang lebih panjang dan kompleks. Konten-konten tersebut melemahkan kemampuan seseorang untuk mempertahankan fokusnya dan meningkatkan risiko gangguan kognitif jangka panjang. Hal ini tidak hanya berpengaruh kepada orang dewasa saja, tetapi juga remaja dan anak-anak.
Selain berdampak kepada tingkat konsentrasi seseorang, mengonsumsi video pendek secara terus menerus juga dapat mempengaruhi hubungan sosial. Orang-orang akan menjadi lebih sibuk dengan ponselnya masing-masing daripada berinteraksi secara langsung dengan individu lain di sekitarnya. Shorts yang sifatnya hiper-stimulasi juga mempengaruhi perasaan atau suasana hati seseorang, seperti munculnya rasa cemas, rasa bosan dengan aktivitas yang lebih lama, bahkan fear of missing out (FOMO).
Lebih jauh lagi, rentang perhatian pendek akan berpengaruh terhadap penurunan performa akademik seorang pelajar. Pelajar akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari menonton video singkat karena terlalu lama menggulir dari video satu ke video yang lain. Akibatnya, mereka tidak akan fokus dalam pelajaran. Di dunia kerja, short attention span dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi kerja, meningkatkan kesalahan kerja, serta menurunkan kemampuan seseorang dalam berpikir strategis.
Cara Mengatasi Short Attention Span
Meskipun efeknya cukup signifikan, masalah ini bukan tanpa solusi. Membatasi waktu menonton video pendek dan berusaha untuk mengendalikan diri merupakan langkah yang dapat membantu mengurangi efek kecanduan video pendek. Seseorang yang memiliki short attention span harus menetapkan batasan waktu yang dihabiskan untuk menonton Shorts dan Reels serta bersikap selektif tentang konten yang dikonsumsi. Penting untuk mengutamakan kualitas daripada kuantitas agar perhatian diarahkan pada hal-hal yang positif.
Salah satu metode lain untuk mengatasi masalah short attention span adalah melalui pratik meditasi yang dapat membantu menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan fokus seseorang secara keseluruhan. Meditasi tidak hanya mengurangi stress, tetapi juga membantu mengembangkan kemampuan seseorang untuk fokus pada satu tugas.
Seseorang juga dapat mencoba menemukan kegiatan baru sebagai pengganti dari kebiasaan menonton video pendek yang berlebihan. Mengalihkan waktu dari menonton video pendek ke aktivitas seperti berolahraga atau melukis dapat memberikan dampak positif bagi otak. Aktivitas ini memungkinkan seseorang untuk melatih fokus yang baik.
Membaca adalah cara paling efektif untuk meningkatkan fokus. Meskipun membaca tidak secara langsung ditujukan untuk paparan video pendek, membaca dapat membantu memperbaiki perhatian dan kemampuan konsentrasi seseorang. Visual attention span yang berperan penting dalam membaca terbukti dapat ditingkatkan melalui aktivitas yang melibatkan pemrosesan teks. Visual attention span berkaitan erat dengan kemampuan membaca yang dapat membantu memulihkan perhatian dari fragmentasi akibat video pendek. Bacaan dapat berupa blog, artikel, atau buku. Membaca dengan materi yang terstruktur dan mudah dipahamin dapat membantu otak berlatih fokus pada satu aktivitas yang akhirnya membantu melatih rentang perhatian yang lebih baik setelah terpapar media visual seperti video pendek.
Media sosial sungguhlah sebuah pedang bermata dua. Dampak yang dihasilkan tergantung masing-masing penggunanya. Dibutuhkan sikap bijak dalam menggunakan media sosial dan saat mengonsumsi konten-konten yang ada di dalamnya sehingga efek yang diberikan mengarah pada hal-hal yang positif.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
