Peranan Pendidikan Keluarga terhadap Perkembangan Peserta Didik di Sekolah
Edukasi | 2024-12-18 17:06:00
Pendidikan adalah proses fundamental yang dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga, hingga ke lingkup lebih besar seperti sekolah. Dalam keluarga, pendidikan berlangsung sebagai bagian dari tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak melalui transformasi nilai, perilaku, dan sikap. Proses ini menjadi landasan penting bagi perkembangan anak baik secara fisik, mental, emosional, maupun sosial. Pendidikan keluarga merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Keluarga, sebagai unit sosial terkecil, berperan penting dalam memberikan pendidikan informal yang berlangsung secara alami dan berkesinambungan.
Menurut KBBI, keluarga meliputi ibu, bapak, dan anak-anaknya, yang bersama-sama menciptakan lingkungan untuk perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota keluarga. Keluarga tidak hanya menjadi tempat anak pertama kali belajar tentang dunia, tetapi juga memegang peran penting dalam membentuk karakter, keterampilan, dan kemampuan anak untuk menjalani kehidupan. Dalam konteks ini, pendidikan keluarga sangat memengaruhi keberhasilan anak dalam pendidikan formal di sekolah dan kehidupan sosialnya.
Fungsi biologis keluarga, seperti pemenuhan kebutuhan dasar dan dukungan emosional, memberikan rasa aman yang esensial bagi perkembangan anak. Fungsi psikologisnya, termasuk kasih sayang dan pembentukan identitas, menciptakan kepercayaan diri yang diperlukan anak dalam menjalani pendidikan formal. Fungsi sosial budaya keluarga juga krusial. Keluarga adalah tempat pertama anak belajar norma, nilai, dan budaya yang mempersiapkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
Melalui pembentukan keterampilan komunikasi, kemandirian, dan tanggung jawab di rumah, anak-anak memiliki dasar yang kuat untuk berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Selain itu, pendidikan agama yang diajarkan keluarga membentuk moralitas dan etika yang akan mendukung perilaku positif di sekolah. Hubungan antara pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah bersifat sinergis. Pendidikan keluarga memberikan landasan awal berupa nilai-nilai, kebiasaan, dan keterampilan sosial, yang kemudian diperkuat oleh pendidikan formal di sekolah. Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga.
Sekolah melanjutkan dan mengembangkan potensi yang dibentuk di rumah, seperti keterampilan kognitif, kerja sama, serta kemampuan berpikir kritis. Menurut John Dewey, pendidikan sekolah adalah pengalaman sosial yang terorganisir untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan kerja sama sosial. Sementara itu, Jean Piaget menekankan pentingnya pendidikan sekolah untuk mengembangkan kemampuan logis dan pemecahan masalah melalui interaksi dengan lingkungan. Kerja sama yang baik antara keduanya memastikan perkembangan anak yang optimal. Namun, efektivitas pendidikan sekolah sangat bergantung pada dasar yang telah dibangun dalam keluarga, kegagalan keluarga dalam menjalankan peran ini dapat memengaruhi performa anak di sekolah.
Anak-anak yang tidak mendapatkan dukungan emosional atau pendidikan moral yang memadai di rumah seringkali menghadapi kesulitan dalam bersosialisasi, memahami pelajaran, atau membentuk kebiasaan belajar yang baik. Sebaliknya, keluarga yang memberikan pendidikan berbasis nilai dan norma cenderung menghasilkan anak-anak dengan kepribadian yang kuat dan daya saing yang tinggi di lingkungan pendidikan formal. Latar budaya juga memengaruhi pendidikan keluarga. Tradisi, bahasa, dan nilai budaya yang diajarkan di rumah membentuk perspektif anak terhadap pembelajaran.
Misalnya, budaya yang menghargai pendidikan tinggi akan mendorong anak untuk mencapai prestasi akademik. Sebaliknya, kurangnya perhatian pada pendidikan dapat menghambat motivasi anak dalam mengejar prestasi akademik. Pendidikan keluarga dan pendidikan di sekolah saling melengkapi. Jika keluarga adalah pondasi, maka sekolah adalah jembatan yang menghubungkan anak dengan kehidupan bermasyarakat. Dengan pendidikan keluarga yang baik, peserta didik memiliki bekal yang kuat untuk meraih kesuksesan di sekolah dan masyarakat. Jika pendidikan adalah pohon, maka pendidikan keluarga menjadi akarnya dan pendidikan sekolah merupakan batang yang menopangnya. Hubungan keduanya menumbuhkan generasi berprestasi, bermoral, dan Tangguh, dan siap menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.
Penulis: Yosy Candraningsih
Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
