Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Richel Euginia

Maraknya Pengemis, Gelandang dan Anak Jalanan di Kota Banjarmasin

Info Terkini | 2024-12-13 22:37:52

Faktor sosial dan ekonomi sering kali menghambat pertumbuhan suatu negara maupun suatu kota. Tingginya perbedaan dalam faktor tersebut menyebabkan suatu negara atau kota mengalami kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial sendiri adalah suatu keadaan di mana terjadinya ketidakseimbangan, kesenjangan, ataupun ketimpangan dalam suatu kelompok masyarakat dalam segi ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Maraknya kasus kesenjangan sosial ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pengemis, gelandangan, maupun anak jalanan.

Kota Seribu Sungai, julukan untuk Kota Banjarmasin yang terletak di Kalimantan Selatan. Hampir seluruh masyarakat di kota Banjarmasin memanfaatkan sungai yang ada untuk keperluan sehari harinya, bahkan juga untuk mencari nafkah. Meskipun masih terdapat masyarakat yang memenuhi nafkah dengan memanfaatkan sumber daya alam, tidak sedikit juga yang memilih untuk tidak bekerja atau menjadi pengangguran. Alasannya karena mereka tidak mampu untuk berpikir kreatif dan mengolah sumber daya alam yang ada untuk dijadikan mata pencaharian.

Hal itu membuat angka pengangguran di kota Banjarmasin semakin meningkat hingga saat ini. Karena tidak memiliki pekerjaan mereka lebih memilih untuk beralih menjadi pengemis untuk memenuhi kebutuhannya atau menjadi gelandangan dipinggir jalan. Banyaknya jumlah pengemis, gelandangan dan anak jalanan di kota Banjarmasin membuat masyarakat disana terganggu dengan kehadiran mereka. Tetapi juga tak sedikit masyarakat yang merasa iba kepada mereka. Persoalan ini terus membuat pemerintah daerah Banjarmasin kewalahan untuk menanggulanginya.

Maraknya pengemis, gelandangan dan anak jalanan di Kota Banjarmasin cukup memusingkan bahkan hingga saat ini. Para petugas keamanan dan ketertiban umum seperti Satpol PP pun sudah cukup sering menertibkan para pengemis dan gelandangan tersebut. Mereka melakukan kesehariannya dipinggir jalan, mulai dari makan hingga tidur. Adapun juga salah satu penyebab keberadaan mereka yang paling utama merupakan masalah perekonomian, susahnya mencari lapangan pekerjaan ditambah dengan semakin hari semakin mahalnya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi membuat mereka yang merasa sudah tidak memiliki cara lain lagi terpaksa untuk mencari nafkah bagaimanapun caranya. Duduk di bahu jalan sembari menunggu seseorang dengan hati dermawan atau menyusuri jalan dengan menjulurkan tangan kepada orang-orang adalah kegiatan sehari-hari mereka para pengemis. Mencari uang dengan meminta, tanpa perlu berkerja, mereka bahkan dapat mendapatkan uang 100 hingga 200 ribu seharinya hanya dengan memasang wajah memelas. Ada juga yang membawa anak kecil untuk menarik simpati lebih dari orang-orang.

Sumber gambar : BANJARMASIN.TRIBUNNEWS.COM

Setiap hari Jumat di Banjarmasin, para pengemis dan gelandangan dengan sengaja berkumpul dipinggir jalan untuk menunggu diberikan makanan atau uang secara gratis karena banyaknya orang yang melakukan aksi Jumat Berkah. Pada Bulan Ramadhan pun, pengemis dan gelandangan semakin meningkat. Sehingga Satpol PP pun semakin kesulitan untuk menanggulangi para pengemis dan gelandangan.

Selain maraknya pengemis dan gelandangan, Banjarmasin pun dihadapi dengan kasus yang diperbuat oleh anak jalanan/gangster biasa disebut anjal. Telah genap satu tahun berlalu, kasus penyerangan yang terjadi pada November 2023 terhadap warga oleh sekelompok gangster menggunakan senjata tajam pada malam hari membuat masyarakat Banjarmasin waspada terhadap penyerangan lanjutan yang mungkin akan dilakukan. Para gangster melakukan serangan acak kepada warga yang sedang berkeliaran dijalan, ditemukan 5 korban dengan kondisi luka robek akibat serangan menggunakan senjata tajam tersebut.

Para aparat keamanan menghimbau masyarakat untuk tidak keluar dari rumah pada malam hari, dan dimohon untuk pulang ke rumah lebih awal untuk mencegah penyerangan. Polisi juga mengerahkan penjagaan ketat yang dilakukan di beberapa daerah di Banjarmasin. Sebelumnya, para gangster memberikan sebuah kode/peringatan tentang rute yang akan mereka lewati dan di unggah langsung di sosial media mereka. Pada saat patroli di beberapa daerah, polisi berhasil menangkap beberapa anggota dari gangster tersebut dan rata-rata adalah remaja dibawah umur.

Polisi juga mengetahui motif dibalik penyerangan tersebut adalah menunjukkan eksistensi gangster mereka agar diakui masyarakat dan sesama gangster lain. Kasus tersebut sudah di tangani oleh polisi secara hukum yang adil mengingat mereka adalah anak di bawah umur. Faktor terjadinya hal tersebut juga dikarenakan kurangnya pendidikan yang diberi sejak dini. Sehingga anak-anak tersebut tidak dapat mengetahui dan membedakan mana hal yang baik dan juga yang buruk.

Sumber gambar : REPUBLIKA.CO.ID

Persoalan-persoalan tersebut lah yang membuat kita sadar akan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada seluruh masyarakat sejak awal. Solusi yang bisa dicoba oleh pemerintah kota diantaranya adalah :

• Memperluas lapangan kerja dengan melakukan sosialisasi tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).

• Memberikan ide-ide untuk berjualan kepada masyarakatnya terutama para pengemis dan gelandangan.

• Memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak jalanan

• Pemerintah kota juga dapat untuk bertindak tegas kepada para pengemis, gelandangan, dan anak jalanan.

• Memberikan edukasi atau bimbingan konseling kepada anak jalanan.

• Mengadakan rehabilitas sosial.

• Lebih banyak untuk mengerahkan aparat pemerintah daerah yaitu Satpol PP dan Polisi untuk menertibkan para pengemis, gelandangan dan anak jalanan.

Pemerintah Kota Banjarmasin pun, harus mengupayakan segala cara dan solusi untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut agar tidak semakin bertambah demi kenyamanan dan ketertiban masyarakatnya. Masyarakat Banjarmasin pun perlu mengetahui bahwa memberi dapat kepada orang yang memilih untuk bekerja meskipun sulit daripada meminta-minta, walaupun mereka serba berkekurangan. Dan orang-orang seperti itu lah yang benar-benar membutuhkan pertolongan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image