Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Mushokhifa

Dinamika Tradisi Kretek dalam Bingkai Perubahan Sosial: Analisis terhadap Gadis Kretek karya Ratih Kumala

Sastra | 2024-12-09 22:28:48

ABSTRAK

menganalisis dinamika sosial dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala melalui teori konflik sosial Lewis A. Coser. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini mengidentifikasi jenis-jenis konflik sosial, baik yang realistis maupun non-realistis, serta dampaknya terhadap perubahan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik yang terjadi dalam novel mencerminkan dinamika sosial di Indonesia, dimana persaingan bisnis kretek dan konflik antar tokoh menggambarkan pergeseran sosial dan budaya yang mempengaruhi struktur ekonomi dan sosial masyarakat.
Kata Kunci : Dinamika Kretek, Konflik Sosial, Gadis Kretek.

ABSTRACT

This study aims to analyze the social dynamics in Gadis Kretek by Ratih Kumala using Lewis A. Coser's social conflict theory. Using a qualitative descriptive approach, this research identifies both realistic and non-realistic types of social conflicts and their impact on social change. The findings indicate that the conflicts portrayed in the novel reflect social dynamics in Indonesia, where the competition in the kretek business and interpersonal conflicts depict social and cultural shifts that influence the economic and social structure of society.
Keywords :Kretek Dynamics, Social Conflict, Gadis Kretek.

 

  1. PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan produk seni yang tidak hanya menggambarkan realitas kehidupan, tetapi juga mencerminkan proses kreativitas pengarang dalam menyampaikan berbagai nilai sosial dan budaya. Secara etimologi, sastra diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengajar dan memberikan petunjuk (Rokhmansyah, 2014). Dalam hal ini, karya sastra tidak hanya berfungsi sebagai bentuk hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai yang dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi pembaca (Septiningsih, 2015; Sugiarti & Andalas, 2018; Wulandari, 2015). Oleh karena itu, karya sastra yang baik harus mampu menyampaikan pesan moral dan sosial yang relevan dengan kehidupan masyarakat.

Salah satu karya sastra yang banyak menyajikan konflik sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat adalah novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala. Dalam novel ini, pengarang menggambarkan berbagai masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dengan alur cerita yang melibatkan tiga dimensi waktu yang berbeda, yakni semasa penjajahan Jepang, awal kemerdekaan, dan masa modern. Bentuk aktivitas manusia sebagai makhluk sosial tentu tak lepas dari kehidupan bermasyarakat. Dikatakan Ritzer (2011:128), bahwa Marx mempercayai kerja sama sosial adalah aspek yang paling mendasar dari sifat manusia, yang menggambarkan kecenderungan manusia untuk saling bergantung satu sama lain. Novel Gadis Kretek merefleksikan hal tersebut, di mana konflik sosial yang terjadi antar tokoh tidak hanya menggambarkan ketegangan pribadi, tetapi juga interaksi yang dipengaruhi oleh struktur sosial, ekonomi, dan budaya.

Kretek, sebagai produk budaya dan ekonomi Indonesia, telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Seiring berjalannya waktu, industri kretek berkembang, tidak hanya sebagai produk tradisional tetapi juga menjadi simbol perubahan sosial dan politik. Novel Gadis Kretek menggambarkan perjalanan industri kretek yang tumbuh menjadi sebuah bisnis besar, yang dipenuhi oleh persaingan dan dinamika sosial yang kompleks. Kisah ini tidak hanya menyajikan konflik dalam dunia bisnis kretek, tetapi juga menggali lebih dalam tentang bagaimana konflik-konflik sosial berperan dalam perkembangan sosial dan ekonomi Indonesia, mulai dari masa penjajahan Jepang hingga era modern.

Melalui berbagai bentuk konflik sosial, baik yang bersifat realistis maupun non-realistis, novel ini memperlihatkan bagaimana pergeseran nilai-nilai sosial, perubahan budaya, dan dinamika ekonomi membentuk interaksi sosial dalam masyarakat. Konflik-konflik yang muncul tidak hanya berdampak pada hubungan antar individu, tetapi juga memperlihatkan fungsi positifnya dalam memperkuat solidaritas internal dan membentuk identitas kelompok, baik dalam keluarga maupun dalam industri kretek itu sendiri.

Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk menganalisis dinamika industri kretek dalam bingkai perubahan sosial, menggali bagaimana Gadis Kretek tidak hanya menyajikan kisah persaingan bisnis kretek, tetapi juga mengungkap peran konflik sosial dalam pembentukan struktur sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia.

 

  1. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teori konflik sosial Lewis A. Coser sebagai landasan analisis. Pendekatan ini dipilih untuk memahami dinamika sosial yang terkandung dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, dengan tujuan untuk menggambarkan perubahan sosial yang tercermin melalui konflik-konflik antar tokoh dan dalam masyarakat. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk konflik sosial yang ada dalam novel serta melihat fungsi positif dari konflik-konflik tersebut yang mendukung perubahan sosial dalam masyarakat.

Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif, karena bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis data dalam bentuk narasi atau deskripsi berdasarkan teks sastra yang digunakan. Menggambarkan fenomena sosial secara rinci tanpa menggunakan pengukuran statistik. Dalam penelitian ini, teks novel Gadis Kretek dijadikan objek utama untuk menggali bentuk-bentuk konflik sosial dan hubungan antara perubahan sosial dengan dinamika industri kretek. Penelitian ini lebih memfokuskan pada analisis makna dan interpretasi yang terkandung dalam teks sastra tersebut.

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Penelitian ini mengandalkan teks novel sebagai sumber data utama, dengan mengumpulkan kutipan-kutipan yang menggambarkan konflik-konflik sosial dalam novel, baik yang terjadi antara individu maupun kelompok, serta fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Data yang dikumpulkan berupa kata, kalimat, dan paragraf yang relevan dengan tema perubahan social dan konflik sosial dalam cerita

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi pustaka, yang mencakup pembacaan mendalam terhadap teks novel. Peneliti memilih dan mencatat bagian-bagian yang mengandung konflik sosial yang relevan dengan topik penelitian, seperti persaingan bisnis, konflik antar individu, serta dampak sosial dari perubahan ekonomi dan budaya yang ada dalam cerita. Setelah itu, data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan teori konflik sosial dari Lewis A. Coser, yang mencakup tiga kategori utama: konflik realistis, konflik non-realistis, dan fungsi positif konflik sosial.

Dalam tahap analisis, data yang diperoleh akan diklasifikasikan berdasarkan jenis konflik yang ada dalam teori Coser. Konflik realistis akan dianalisis sebagai konflik yang timbul akibat perbedaan tujuan atau kebutuhan yang rasional, seperti persaingan bisnis antar tokoh dalam novel. Sementara itu, konflik non-realistis akan dianalisis berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang tidak rasional, seperti konflik yang dipicu oleh tahayul atau mitos dalam masyarakat. Terakhir, fungsi positif konflik akan dilihat dari dampak positif yang ditimbulkan, yang dapat memperkuat solidaritas sosial dan mempertegas batas-batas antar kelompok dalam masyarakat.

Dengan menggunakan pendekatan ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana dinamika sosial yang terjadi dalam novel Gadis Kretek dapat mencerminkan perubahan sosial di Indonesia, serta bagaimana konflik-konflik yang terjadi di dalamnya dapat mempengaruhi struktur sosial dan ekonomi masyarakat.

 

  1. PEMBAHASAN

Dalam Gadis Kretek, Ratih Kumala menggambarkan berbagai konflik sosial yang mencerminkan dinamika perubahan sosial di Indonesia, baik pada masa penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, hingga era modern. Melalui teori konflik sosial Lewis A. Coser, kita dapat menganalisis konflik-konflik yang terjadi dalam novel ini sebagai bentuk pergeseran nilai sosial, budaya, dan ekonomi yang dialami oleh masyarakat Indonesia, khususnya dalam industri kretek.

Konflik Realistis

Konflik realistis dalam novel ini muncul sebagai akibat dari perbedaan tujuan atau kebutuhan yang rasional antar individu maupun kelompok. Salah satu contoh konflik realistis yang kuat adalah persaingan bisnis antara Idroes Moeria dan Soedjagad. Idroes, sebagai seorang pengusaha kretek, merasa bahwa Soedjagad telah mencuri resep kretek yang ia buat, sehingga muncul persaingan yang sengit untuk mempertahankan dan memperluas pasar kretek mereka. Konflik ini mencerminkan persaingan ekonomi yang terjadi dalam industri lokal yang berkembang di Indonesia. Selain itu, konflik ini juga menunjukkan bagaimana karakter-karakter dalam novel ini berjuang untuk mendapatkan pengakuan sosial dan status ekonomi di tengah perubahan sosial yang cepat.

Persaingan bisnis dalam novel ini juga menggambarkan perubahan sosial yang terjadi dalam industri kretek, dari yang awalnya bersifat lokal dan tradisional menjadi industri yang lebih besar dan terorganisir. Dengan memanfaatkan inovasi produk dan strategi pemasaran, baik Idroes Moeria maupun Soedjagad berusaha untuk memperluas bisnis mereka, yang akhirnya mengarah pada persaingan yang intens.

Konflik Non-Realistis

Konflik non-realistis dalam novel ini timbul akibat keyakinan atau kepercayaan yang tidak rasional, yang sering kali menjadi alat untuk meredakan ketegangan atau kecemasan. Salah satu contoh konflik non-realistis adalah kepercayaan masyarakat tentang hilangnya ari-ari bayi Idroes Moeria, yang dipercaya dapat digunakan untuk tujuan balas dendam oleh pesaingnya. Kepercayaan akan takhayul ini memperlihatkan bagaimana kepercayaan tradisional masih mempengaruhi pola pikir masyarakat, meskipun perkembangan modernisasi semakin pesat.

Kepercayaan tersebut mencerminkan pergeseran sosial dalam konteks budaya, dimana masyarakat yang sebelumnya terikat dengan tradisi, mulai berinteraksi dengan dunia yang lebih rasional dan berbasis industri. Namun, meskipun ada perubahan, nilai-nilai tradisional tetap mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil oleh individu dan kelompok. Hal ini menjadi simbol betapa kuatnya pengaruh budaya dalam membentuk tindakan manusia, bahkan dalam konteks industri yang berkembang.

Fungsi Positif Konflik

Fungsi positif dari konflik sosial dalam Gadis Kretek dapat dilihat dalam bagaimana konflik-konflik yang terjadi memperkuat hubungan antar individu dan kelompok dalam cerita. Misalnya, meskipun ada konflik yang tajam antara keluarga Idroes dan keluarga Soedjagad, kedua keluarga ini pada akhirnya menyadari pentingnya kerja sama dan persatuan untuk menjaga keberlangsungan bisnis kretek mereka. Solidaritas dalam keluarga Idroes, misalnya, memperkuat ikatan mereka dalam menghadapi persaingan yang datang dari luar.

Selain itu, konflik antar generasi dalam keluarga Romo juga mencerminkan pergeseran nilai yang terjadi dalam masyarakat Indonesia. Anak-anak Romo, meskipun memiliki pandangan yang berbeda mengenai cara menjalankan bisnis keluarga, akhirnya dapat menemukan titik temu dan memperbaiki hubungan mereka. Ini menunjukkan bahwa konflik sosial dapat berfungsi sebagai perekat, memperkuat hubungan internal, yang kemudian dapat menghadapi tantangan dari luar.

Konflik juga berfungsi untuk mempertegas identitas kelompok dan memperkuat solidaritas dalam masyarakat. Sebagai contoh, industri kretek yang dikelola oleh keluarga Idroes dan keluarga Soedjagad berkembang menjadi simbol kekuatan ekonomi lokal, yang melibatkan berbagai pihak dalam mencapai tujuan bersama. Konflik antara keduanya, meskipun menyakitkan, pada akhirnya memberikan pelajaran penting tentang pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman dan pengakuan atas kontribusi masing-masing pihak terhadap perkembangan industri tersebut.

 

  1. KESIMPULAN

Penelitian ini berhasil mengungkap bagaimana dinamika sosial yang terkandung dalam novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala mencerminkan perubahan sosial di Indonesia melalui berbagai bentuk konflik sosial. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan teori konflik sosial Lewis A. Coser, penelitian ini berhasil mengidentifikasi tiga bentuk konflik utama: konflik realistis, konflik non-realistis, dan fungsi positif konflik.

Konflik realistis yang muncul dalam persaingan bisnis kretek antara Idroes Moeria dan Soedjagad menunjukkan bagaimana perubahan ekonomi dan budaya di Indonesia, terutama dalam industri kretek, menciptakan persaingan yang ketat. Selain itu, konflik non-realistis yang berhubungan dengan kepercayaan tradisional, seperti hilangnya ari-ari bayi Idroes Moeria, mengilustrasikan bagaimana nilai-nilai tradisional tetap mempengaruhi pola pikir masyarakat meskipun adanya modernisasi dalam masyarakat dan industri.

Fungsi positif konflik juga terlihat jelas dalam cerita ini, di mana konflik-konflik yang terjadi, baik dalam keluarga maupun bisnis, memperkuat hubungan antar individu dan kelompok, membentuk solidaritas, serta mempertegas identitas kelompok. Konflik dalam novel Gadis Kretek tidak hanya mengarah pada perpecahan, tetapi juga memperlihatkan bagaimana konflik dapat memperkuat ikatan sosial dan mempercepat adaptasi terhadap perubahan sosial yang lebih besar.

Dengan demikian, Gadis Kretek bukan hanya menceritakan kisah persaingan bisnis, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana konflik sosial berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan struktur sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana karya sastra dapat mencerminkan dinamika perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image