ITB Dorong Keriwausahaan Membangun Startup Berbasis Riset Melalui Pekan Kuliah CEO

Kampus—Prodi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) menyelenggarakan Pekan Kuliah dari para CEO (chief executive officer) untuk mendekatkan para CEO dan berbagi pengalaman kepada para mahasiswa Fisika. Kegiatan digelar di Prodi Fisika ITB Bandung 4-7 Desember 2024.
Pekan kegiatan ini diketuai oleh Dr Acep Purqon dengan mengambil tema “Pengembangan Kompetensi Fisika : Kewirausahaan, Proyek Independen, dan Riset dalam Bidang Fisika”. Para kesempatan ini, para CEO ini berbagi pengalaman dan mentorship untuk para mahasiswa.
Dimulai dari tanggal 3 Desember 2024 dibuka oleh Yusmar Anggadinata (CEO PT LAPI) dan Karin Winda Lestari (Founder Nyampih). Kemudian 4 Desember 2024 dibawakan oleh Dreess Andriyanto (CEO Smart Innovation Technology) dan I Made Ariya Sanjaya (CEO Kazee). Selanjutnya 5 Desember 2024 ada Erdy Suryadarma (VP Startup Bandung) dan Owen Jacob Notonugroho (CEO Noto Water Envirotech).
Kemudian 6 Desember 2024 ada Azhar Muhammad Fuad (CEO Curaweda) dan Mujahid (e-Fishery). Terakhir 7 Desember 2024 ada M Alsolkjer Bahdar (CEO Socles). Kegiatan ini adalah bagian dari kegiatan PKKM, dimana prodi Fisika FMIPA ITB ini berhasil mendapatkan pendanaan dari DIKTI dari hibah PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka).
Dalam sambutannya Acep Purqon menjelaskan bahwa kewirausahaan berbasis riset saat ini menjadi salah satu penggerak penting dalam menciptakan inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menciptakan wirausaha-wirausaha baru yang berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa, sebagai generasi penerus, memiliki potensi besar untuk mengembangkan ide-ide inovatif dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Salah satu contoh stereotype alumni fisika yang sukses dengan startup dan bisa dijadikan benckmark adalah CEO Elon Musk dimana sebagai alumni Fisika juga mampu mengembangkan perusahaan inovasi dengan berbagai jenis perusahaan Solarcity, Neuralink, OpenAI, DeepMind, SpaceX , Starlink, Tesla dll. Elon Musk sebagai alumni Fisika ini menjadi orang terkaya sedunia karena keberhasilan mengkonversi riset menjadi inovasi yang luar biasa.
Lebih lanjut menurut Acep, melalui pendekatan kewirausahaan, hasil riset tidak hanya menjadi publikasi akademik, tetapi juga dapat diubah menjadi produk dan layanan yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat nyata bagi masyarakat. Sementara itu dunia global dan perkembangan teknologi berubah sangat cepat dan memasuki babak baru era disrupsi.
“Penguasaan ilmu-ilmu dasar seperti fisika untuk kontribusi munculnya teknologi baru berkembang pesat di negara-negara maju seperti perkembangan komputer kuantum, material maju, teknologi fotonik, fisika medis, teknologi kebumian, instrumentasi dan komputasi, AI, IoT juga permasalahan terkait bigdata pada ekonofisika dan sosiofisika,” paparnya.(*)
Baca juga :
Politeknik dengan Akreditasi Unggul BAN-PT, Kamu Pilih Mana ?
145 Perguruan Tinggi Peroleh Akreditasi Unggul BAN-PT, Pilihan di PMB 2025
Eutanasia : Antara Hak Individu dan Martabat Hidup
50 Universitas Terbaik di Indonesia Versi Scimago Institutions Rankings 2024
