Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Allysha Putri

Arogansi Orang Tua terhadap Guru Honorer

Humaniora | 2024-12-06 17:10:10

Saat ini di Indonesia sedang terjadi banyak kasus kriminal, selain kasus korupsi yang sedang ramai diperbincangkan, kasus yang terjadi di dunia pendidikan pun turut menjadi perbincangan oleh para masyarakat. Kasus guru honorer yang dituntut dan guru honorer yang terluka bahkan buta karena orang tua murid yang tidak terima dengan perlakuan guru tersebut kepada anaknya. Entah para orang tua itu mengetahui cerita aslinya dengan lengkap atau tidak, namun mereka langsung main lapor ke polisi atau aparat penegak hukum lainnya bahkan sampai ada yang main hakim sendiri dan menganiaya guru tersebut.

Padahal setelah ditelusuri lebih lanjut, dari banyaknya kasus yang ada, sebagian besar yang dilakukan oleh guru honorer tersebut tidaklah salah. Mereka kebanyakan hanya menegur murid-murid yang salah, jarang juga yang bermain fisik, jika adapun itu hanya untuk menggertak kepada murid tersebut dan tidak sampai meninggalkan bekas luka pada murid

Peran guru ialah mendidik anak muridnya, jika memang orang tua tersebut tidak ingin anaknya didik, maka didiklah anaknya sendiri di rumah. Orang tua merupakan guru pertama bagi anak-anak dan rumah merupakan tempat belajar pertama bagi anak-anak. oleh karena itu jika perilaku anak seperti itu, tentu saja tidak terlepas dari peran orang tuanya sendiri untuk mengajari etika dan melakukan pengawasan terhadap anak. Namun sangat di sayangkan, saat ini masih ada orang tua yang langsung melaporkan dan bertindak tanpa mencari tahu akar permasalahan terlebih dahulu, dimana hal tersebut sungguh tidak bijak dan terkesan arogan.

Jika memang orang tua sudah berniat untuk menitipkan anaknya untuk bersekolah, maka mereka harus percaya dan menerima konsekuensinya. Karena selama masih jam pelajaran sekolah, anak-anak murid masih menjadi tanggung jawab guru di sekolah masing-masing. Mengajarkan kedispilinan dan etika merupakan tanggung jawab guru juga, terutama pada anak SD. Karena semakin besar ia nanti, ia akan menghadapi dunia yang mengharuskan dirinya disiplin. Jika anak terus dimanjakan dan tidak diajarkan kedisiplinan, bukannya tidak mungkin anak tersebut akan mendapatkan masalah yang serupa dikemudian hari.

Perlakuan main hakim sendiri yang dilakukan oleh orang tua tersebut juga sudah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) guru honorer tersebut. Setiap orang memiliki hak untuk hidup dan mendapat perlindungan, namun jaman sekarang uang adalah rantai kekuasaan tertinggi. Orang tua tersebut memiliki harta yang guru tersebut tidak punya, sehingga guru tersebut tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa diam tanpa bisa membela diri. Tindakan orang tua yang bersifat arogan dalam tanda kutip, sungguh sangat tidak baik bagi perkembangan anaknya. Karena dari beberapa penelitian yang ada, anak akan mempelajari dan mencontoh kelakuan orang tua nya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Perlakuan tersebut juga sudah melanggar sila Pancasila tentang bermusyawarah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image