Hebatnya Akuntan Forensik: Pahlawan Super Cegah Fraud!
Eduaksi | 2024-12-06 09:54:14Penjelasan Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik ini sendiri adalah penggunaan keahlian akuntansi yang dipadukan dengan kegiatan investigasi untuk mencari kebenaran atas suatu dugaan fraud yang dimana didalamnya terdapat perpaduan antara bidang akuntansi dan bidang hukum, bisa disebut juga sebagai penggunaan ilmu akuntansi dalam kepentingan hukum. Tentunya kedua bidang ini saling bersatu padu dan saling melengkapi. Kegiatan akuntansi forensik dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan laporan investigatif terhadap laporan keuangan perusahaan yang hasil dari laporan investigasi tersebut biasanya akan digunakan oleh pihak berwenang seperti polisi dan pengadilan dan juga menjaga transparansi didalamnya. Seringkali seorang akuntan forensik hadir dalam sebuah sidang di pengadilan untuk memberikan kesaksiannya dan pendapatnya tentang hasil laporan yang sudah dibuat.
Kurangnya Pemahaman Tentang Akuntansi Forensik
Akuntansi Forensik adalah ilmu yang relatif baru, sehingga bidang dalam akuntansi ini mungkin jarang sekali kita dengar dan temui. Meskipun akuntansi forensik ini sudah ada sejak lama, yaitu diciptakan oleh Maurice E, seorang rekan di firma akuntan di New York. Tidak banyak program pendidikan yang secara khusus mengajarkan akuntansi forensik. Salah satu perguruan tinggi yang mengajarkan bidang ini adalah Universitas Airlangga, sebagai mata kuliah pilihan.
Beberapa orang menganggap bahwa akuntansi forensik hanya relevan untuk kasus-kasus besar atau perusahaan yang terlibat dalam penipuan besar, padahal faktanya, akuntansi forensik juga dapat diterapkan untuk mencegah kecurangan kecil yang dapat berdampak besar pada perusahaan, organisasi, atau individu. Ada juga yang menganggap akuntansi forensik hanya berkaitan dengan kasus-kasus kriminal, padahal akuntansi forensik juga melibatkan analisis dan pengendalian risiko fraud yang lebih luas.Apa Sih Fraud Itu?
Istilah Fraud memang masih terdengar asing ditelinga kita. Namun dalam konteks dunia akuntansi forensik dan audit investigasi, Fraud merujuk pada tindakan penipuan yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau merugikan pihak lain, dengan cara mengubah, menyembunyikan, atau memanipulasi data dan transaksi keuangan. Fraud dalam akuntansi bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti penggelapan dana, manipulasi laporan keuangan, atau penyalahgunaan aset perusahaan yang dimana ini adalah opjek utama yang diperangi dalam dunia akuntansi forensik.
Didalam Segitiga akuntansi, menggambarkan tiga faktor utama yang sering kali berperan dalam terjadinya fraud. Segitiga ini dikenal dengan nama “Fraud Triangle” yang terdiri dari tiga elemen:
- Tekanan (Pressure): Faktor ini berkaitan dengan situasi yang memaksa atau memberi dorongan pada seseorang untuk melakukan kecurangan. Tekanan bisa berupa kebutuhan finansial yang mendesak, utang yang banyak, atau ambisi untuk mencapai target yang tidak realistis. Misalnya, seorang karyawan mungkin merasa tertekan untuk memenuhi kuota penjualan yang ditetapkan oleh atasan, sehingga ia memanipulasi data penjualannya.
- Kesempatan (Opportunity): Kesempatan muncul ketika individu melihat celah dalam sistem pengendalian internal atau prosedur yang longgar yang memungkinkan mereka untuk melakukan fraud tanpa terdeteksi. Misalnya, jika perusahaan tidak memiliki pengawasan yang cukup terhadap transaksi atau tidak memeriksa laporan secara berkala, seseorang mungkin melihat ini sebagai kesempatan untuk menggelapkan uang atau memalsukan laporan keuangan.
- Rasionalisasi (Rationalization): Ini adalah faktor psikologis di mana pelaku fraud mencoba membenarkan tindakannya. Mereka mungkin merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak merugikan orang lain, atau merasa berhak atas sesuatu karena mereka merasa kurang dihargai oleh perusahaan. Misalnya, seorang karyawan yang menggelapkan uang perusahaan mungkin berpikir, “Perusahaan sudah banyak menghasilkan uang, jadi saya berhak mendapatkan sebagian dari itu.”
Kesimpulannya, akuntansi forensik itu semacam “detektif keuangan” yang punya peran penting banget buat mengungkap dan mencegah kasus fraud. Dengan gabungan ilmu akuntansi dan hukum, bidang ini membantu menjaga transparansi dan keadilan, apalagi di negara kita yang masih sering banget dengar berita tentang penyalahgunaan anggaran. Masalahnya, masih banyak orang yang kurang tahu akan pentingnya akuntansi forensik, padahal ini tuh bukan cuma buat kasus besar, tapi juga bisa mencegah kecurangan kecil yang bisa jadi bencana besar di kemudian hari. Makanya, edukasi soal akuntansi forensik ini harus lebih digencarkan. Pada akhirnya, akuntansi forensik itu kayak “pahlawan super” di balik layar keuangan, yang siap melawan musuh utama bernama fraud. Jadi, yuk mulai peduli dan dukung pengembangan bidang ini, karena siapa tahu suatu hari kamu bisa jadi detektif keuangan selanjutnya!
Profil: Nadia Shifa, mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.