Pornografi Anak Marak, Tanda Matinya Fungsi Pilar Penjaga
Rubrik | 2024-12-05 12:17:52oleh : Heni Nuraeni
Sebuah Artikel Terbit di SINDOnews..com pada Rabu, 13 November 2024 – 19:39 WIB oleh Riana Rizkia dengan Judul “Penjualan Konten Pornografi Anak di Grup Telegram Dibongkar,Begini Modusnya”.
Pada tanggal 3 Oktober 2024 tersangka dilakukan penangkapan di Jetis, Kecamatan Grogol Kota, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dimana tersangka adalah selaku penjual konten video pornografi yang berisikan adegan asusila anak di bawah umur melalui media sosial telegram,” kata Wakil Dirtipidsiber Kombes Pol. Dani Kustoni di Mabes Polri Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024).
Kasus Seperti ini mengingatkan kita bahwahal ini tidak lain merupakan dampak dari lemahnya keimanan dan kebebasan perilaku serta berorientasi materi.
Semua ini berpangkal dari sekularisme. Sistem hukum yang lemah dan tidak membuat jera.Akibat sistem sekuler dan media yang bebas, penayangan konten porno dibiarkan untuk meraup keuntungan semata, tanpa peduli masa depan dan kualitas generasi.
Potret individu yang demikian adalah buah dari sistem pendidikan yang mengabaikan pembentukan ketakwaan generasi.Islam memiliki mekanisme pencegahan konten porno untuk menjagai akal, Islam mengatur aturan menutup aurat laki-laki dan perempuan, menjaga pandangan dan aturan menjaga interaksi lawan jenis. Sistem Islam akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang akan menguatkan keimanan, sehingga akan menutup rapat akses konten pornoKhilafah memiliki sistem keamanan digital yang mampu melindungi generasi dari pemikiran (konten) rusak dan merusak.Sistem pendidikan Islam membentuk generasi berkepribadian Islam dan mewujudkan rahmatan lil alamin.
Saat kita kembali ke masa peradaban agung Kekhilafaan di Andalus, Siapapun di Eropa yang ingin mengetahui sesuatu yang ilmiyah ia harus pergi ke Andalus . Di waktu itu banyak sekali problem dalam literatul latin yang masih belum terselesaikan, dan jika seseorang pergi ke Andalus maka sekembalinya dari sana tiba tiba mampu menyelesaikan masalah masalah itu. Jadi Islam di Spanyol mempunyai reputasi selama ratusan tahun dan menduduki puncak tertinggi dalam pengetahuan filsafat, sains, tehnik dan matematika. Ia mirip seperti posisi Amerika saat ini, dimana beberapa universitas penting berada”. (Oliver leaman, ahli filsafat dari Unversitas Cambridge).
Ada banyak lagi fakta sejarah Islam lainnya yang membuat mata dan hati kita terpukau dan memuji Allah semesta Allah.Di sini yang harus kita sadari bahwa akar masalah pendidikan masa kini gagal akibat kita memakai sistem pendidikan barat yang tidak mempunyai asas dan tujuan yang jelas.Dan saat ini karena kita tidak memakai sistem pendidikan islam , padahal kita kaum muslimin hanya butuh melihat pada sejarah dimana jalan dari suatu kemajuan dan kegemilangan Islam tercipta oleh pendidikan yang berlandaskan Aqidah islam dan syariah islam secara kaffah atau keseluruhan. Berpusat pada sistem Islam secara keseluruhan , dimana Islam mempunyai asas dan tujuan yang jelas dan sempurna adalah untuk membentuk kepribadian islam pada generasi , mencetak generasi yang beriman dan bertakwah kepada Allah dan Rasulnya , dimana ilmu yang didapat bisa bermanfaat bagi dirinya bangsa maupun negara sesuai kebutuhan di semua aspek kehidupan dunia dan kemaslahtan umat bukan untuk kepentingan pribadi saja.
Maka sudah saatnya kita semua di sini bersama mewujudkan sistem pendidikan Islam mulai dari keluarga , jadikan Islam dan aturan islam jadi standar pedoman hidup kita.
Karena hanya sistem pendidikan Islam merupakan jalan satu satunya yang mampu memecahkan persoalan generasi yang rusak saat ini.
Bagaimana supaya sistem pendidikan Islam bisa di terapkan secara sempurna baik di sekolah , keluarga maupun masyarakat.Kita hanya butuh pemimpin yang beriman dan bertakwah kepada Allah dan Rasul nya serta menegakkan sistem islam ataupun aturan islam yang berasal dari Allah secara sempurna dalam kehidupan kita.
wallahu alam bish shawab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.