Pedodonsia: Ilmu Kedokteran Gigi pada Anak
Eduaksi | 2024-12-05 11:33:27Jadi Guys, Pedodonsia itu adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang fokus pada kesehatan dan perawatan gigi anak-anak. Nah dalam perkembangan gigi anak-anak, pasti ada berbagai aspek yang harus diperhatikan, kayak pertumbuhan gigi susu, erupsi gigi permanen, dan kemungkinan gangguan atau penyakit yang bisa mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut mereka.Pentingnya pedodonsia tidak hanya terletak pada perawatan gigi anak, tetapi juga pada pendidikan dan pencegahan. Para profesional pedodonsia berperan dalam mendidik orang tua tentang pentingnya perawatan gigi sejak dini, termasuk cara menyikat gigi yang benar dan pola makan sehat yang mendukung kesehatan gigi. Mereka juga memberikan informasi tentang risiko penyakit gigi dan mulut serta bagaimana cara mencegahnya.
Pentingnya pedodonsia tidak hanya terletak pada perawatan gigi anak, tetapi juga pada pendidikan dan pencegahan. Para profesional pedodonsia berperan dalam mendidik orang tua tentang pentingnya perawatan gigi sejak dini, termasuk cara menyikat gigi yang benar dan pola makan sehat yang mendukung kesehatan gigi. Mereka juga memberikan informasi tentang risiko penyakit gigi dan mulut serta bagaimana cara mencegahnya.
Pedodonsia juga melibatkan pendekatan psikologis dalam menangani anak-anak yang merasa takut saat berkunjung ke dokter gigi. Jadi Pemahaman tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak-anak dan cara menciptakan lingkungan yang nyaman sangat penting dalam praktik pedodonsia, begitu Guys.
Nah sekarang aku punya beberapa ilmu yang biasa dimiliki sama Praktik Pedodonsia, misalnya.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi AnakGigi Susu itu muncul sekitar usia 6 bulan dan berjumlah 20 buah. Fungsinya itu untuk mengunyah, bicara, dan memandu pertumbuhan gigi permanen.Sedangkan Gigi Permanen itu mulai muncul sekitar usia 6 tahun, menggantikan gigi susu. Dan Gigi permanen memerlukan perhatian khusus untuk memastikan pertumbuhan yang sehat.
2. Diagnosis dan Penanganan Gangguan GigiKaries Gigi itu merupakan penumpukan plak yang menyebabkan kerusakan enamel. Penanganan ini melibatkan pengisian gigi dan edukasi kebiasaan menyikat gigi.Fluorosis Gigi berasal muasal dari Akibat konsumsi fluoride berlebihan, menyebabkan bercak pada gigi. Pencegahannya bisa dengan mengontrol konsumsi fluoride.Maloklusi itu adalah Ketidaksejajaran gigi yang memerlukan alat ortodontik seperti kawat gigi supaya giginya menjadi rapih dan bisa senyum ceria setiap hari.
3. Pendekatan PsikologisKomunikasi Efektif: Berbicara dengan cara yang ramah dan sederhana untuk mengurangi kecemasan.Teknik Distraksi: Menggunakan mainan, video, atau musik untuk mengalihkan perhatian anak.
Pendidikan dan Motivasi: Mengajarkan cara merawat gigi yang benar dan pentingnya kunjungan rutin ke dokter gigi.
4. Pencegahan dan PendidikanPemeriksaan Rutin: Menyediakan kesempatan untuk mendeteksi masalah dini dan memberikan edukasi kesehatan gigi.Fluoride dan Sealant: Melindungi gigi dari karies dengan memperkuat enamel dan melindungi gigi belakang.Edukasi Orang Tua: Informasi tentang teknik menyikat gigi dan diet sehat.
DAFTAR PUSTAKANingsih, H. Y., & Agustin, T. P. (2019). Gambaran Ph Saliva Pada Anak Usia 5-10 Tahun (Kajian Pada Pasien Anak Di Klinik Pedodonsia Fkg Usakti). Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu, 1(1).Sukanto, S. (2015). MENINGKATKAN ORAL HIGIENE DENGAN METODE DHE PADA ANAK DI KLINIK ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK RSGM UNIVERSITAS JEMBER. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 8(3), 137-141.Anugrahati, D. F. KLINIK PEDODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER.Hanafiah, O. A., Yanti, G. N., Faradilla, C., & Wulandari, D. (2016). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Standard Precautions pada Pasien Sebelum dan Setelah Tindakan Perawatan Gigi di RSGM FKG USU. Dentika Dental Journal, 19(1), 4-11.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.