Dampak Musik Galau di Indonesia: Hiburan atau Pemantik Depresi?
Edukasi | 2024-12-04 14:39:42Musik galau telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya populer di Indonesia. Lagu-lagu ini sering mengangkat tema patah hati, kehilangan, atau kerinduan yang emosional. Banyak pendengar menjadikan musik galau sebagai pelarian dari perasaan yang sulit. Namun, penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik bernuansa melankolis secara berlebihan dapat memperburuk suasana hati dan memicu emosi negatif pada individu yang rentan.
Musik galau juga menawarkan manfaat psikologis bagi pendengarnya. Lagu-lagu ini dapat membantu individu memahami dan menerima emosi mereka, terutama dalam situasi yang sulit. Di Indonesia, popularitas musik galau mencerminkan kebutuhan masyarakat untuk mengekspresikan perasaan melalui medium yang personal. Namun, efek relaksasi ini hanya sementara jika tidak dibarengi dengan upaya untuk mengatasi masalah mendasar.
Sayangnya, musik galau juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, terutama pada individu dengan tingkat stres tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa musik melankolis dapat memicu pola pikir ruminatif yang memperburuk kondisi mental. Di Indonesia, fenomena ini terlihat pada remaja dan dewasa muda yang kerap menjadikan musik galau sebagai teman dalam kesendirian.
Efek musik terhadap kesehatan mental dipengaruhi oleh cara individu menggunakannya. Musik melankolis dapat memengaruhi otak dengan memperkuat emosi negatif jika dikonsumsi dalam kondisi tertentu. Di era digital, akses mudah ke musik melalui platform streaming juga berkontribusi pada peningkatan intensitas mendengarkan lagu-lagu bertema galau.
Meski demikian, musik galau juga memiliki fungsi sosial yang penting. Lagu-lagu ini dapat menjadi alat untuk menjalin komunikasi emosional antarindividu, mempererat hubungan, atau bahkan menjadi simbol solidaritas dalam kesedihan bersama. Dalam konteks budaya Indonesia yang kolektif, musik galau sering menjadi sarana untuk berbagi perasaan.
Musik galau juga dapat digunakan sebagai alat refleksi emosional. Bagi sebagian pendengar, mendengarkan lagu-lagu ini membantu mereka memproses perasaan yang kompleks. Namun, jika musik digunakan sebagai pelarian semata tanpa upaya untuk menyelesaikan masalah, risiko gangguan mental tetap ada.
Dari perspektif budaya, musik galau telah menjadi elemen dominan dalam industri musik Indonesia. Hal ini terlihat dari dominasi lagu-lagu bertema melankolis di tangga lagu nasional. Kendati demikian, dominasi ini dapat mengurangi eksposur masyarakat terhadap musik dengan tema yang lebih optimis atau memberdayakan.
Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi kesehatan mental terkait konsumsi musik. Penyuluhan tentang bagaimana musik memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental dapat menjadi langkah awal. Selain itu, musisi memiliki peran untuk menciptakan lagu yang tidak hanya menyentuh hati tetapi juga memberikan harapan.
Musik galau adalah alat yang sangat kuat untuk mengekspresikan emosi, tetapi perlu dikelola dengan bijak. Sebagai hiburan, musik ini bisa memberikan rasa lega, tetapi konsumsi berlebihan dapat memperburuk kondisi mental seseorang. Dengan kesadaran yang tepat, masyarakat dapat menikmati musik galau tanpa harus mengorbankan kesehatan mental mereka.
Daftar Pustaka
- Thompson, W. F. (2015). Music, Thought, and Feeling: Understanding the Psychology of Music. Oxford University Press.
- Juslin, P. N., & Sloboda, J. A. (2010). Handbook of Music and Emotion: Theory, Research, Applications. Oxford University Press.
- Saarikallio, S., & Erkkilä, J. (2007). "The Role of Music in Adolescents' Mood Regulation". Psychology of Music, 35(1), 88-109.
- Garrido, S., & Schubert, E. (2011). "Individual Differences in the Enjoyment of Negative Emotion in Music: A Literature Review and Experiment". Music Perception, 28(3), 279-296.
- Van den Tol, A. J. M., & Edwards, J. (2013). "Exploring a Rationale for Choosing to Listen to Sad Music When Feeling Sad". Psychology of Music, 41(4), 440-465.
- Unair Faculty of Public Health. (2021). "Impact of Music on Mental Health". FKM UNAIR Journal.
Nama : Muhamad Zaldi Zibran Fahrezi
Fakultas : Vokasi
Program Studi : Manajemen Perhotelan
Institusi : Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.