Keselamatan Radiasi: Melindungi Pasien dan Tenaga Kesehatan
Hospitality | 2024-12-03 14:41:34Keselamatan Radiasi : Melindungi Pasien dan Tenaga Kesehatan
Radiasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia medis modern, terutama dalam diagnostik dan terapi. Teknologi seperti sinar-X, CT scan, dan radioterapi memberikan manfaat besar dalam diagnosis dan pengobatan berbagai penyakit. Namun, di balik manfaat tersebut, terdapat risiko paparan radiasi yang, jika tidak dikelola dengan baik, dapat membahayakan pasien maupun tenaga kesehatan. Oleh karena itu, keselamatan radiasi menjadi aspek krusial yang harus diperhatikan untuk melindungi semua pihak yang terlibat.
Salah satu cara utama untuk melindungi dari paparan radiasi adalah penggunaan alat pelindung diri (APD) yang dirancang khusus. APD seperti apron timbal, pelindung tiroid, dan kacamata khusus membantu mengurangi paparan radiasi secara signifikan. Apron timbal, misalnya, dapat melindungi organ vital dari radiasi yang tidak diperlukan selama prosedur medis. Pelindung tiroid memberikan perlindungan ekstra terhadap kelenjar tiroid, yang sangat sensitif terhadap efek radiasi. Kacamata khusus juga penting bagi tenaga medis untuk melindungi mata dari potensi kerusakan, seperti katarak akibat paparan sinar-X berkepanjangan (Hall & Giaccia, 2019).
Selain penggunaan APD, pelatihan rutin bagi tenaga kesehatan adalah elemen kunci dalam keselamatan radiasi. Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang mekanisme radiasi, teknik perlindungan, dan prosedur kerja yang aman. Misalnya, tenaga medis perlu memahami bagaimana mengatur dosis radiasi yang sesuai untuk pasien berdasarkan kebutuhan diagnostik atau terapeutik. Pelatihan juga membantu memastikan bahwa tenaga medis dapat menggunakan peralatan dengan tepat dan aman, sehingga risiko paparan radiasi bagi pasien dan dirinya sendiri dapat diminimalkan (IAEA, 2021).
Prinsip-prinsip keselamatan radiasi juga diterapkan melalui prosedur kerja yang aman. Strategi seperti menjaga jarak dari sumber radiasi, mengurangi waktu paparan, dan memanfaatkan layar pelindung adalah langkah sederhana namun efektif. Dalam konteks ini, prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) menjadi panduan utama. Prinsip ini menekankan bahwa dosis radiasi harus dijaga serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas diagnosis atau pengobatan (ICRP, 2018). Selain itu, teknologi modern seperti kolimator juga dapat digunakan untuk mengarahkan radiasi hanya pada area tubuh yang membutuhkan, sehingga mengurangi paparan pada jaringan sehat.
Tanpa langkah-langkah perlindungan yang tepat, paparan radiasi, meskipun dalam dosis kecil, dapat berdampak serius dalam jangka panjang. Risiko kanker, mutasi genetik, dan kerusakan jaringan kumulatif adalah beberapa contoh dampak yang dapat terjadi. Oleh karena itu, implementasi langkah-langkah keselamatan radiasi tidak hanya melindungi tenaga medis, tetapi juga memberikan rasa aman bagi pasien yang menjalani prosedur berbasis radiasi.
Keselamatan radiasi adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan penggunaan alat pelindung diri, pelatihan rutin, dan penerapan prosedur kerja yang aman. Dengan mengintegrasikan semua langkah ini, risiko paparan radiasi dapat diminimalkan, sehingga pasien mendapatkan manfaat optimal dari teknologi medis modern tanpa harus menghadapi bahaya yang tidak perlu. Tenaga kesehatan, sebagai garda terdepan dalam penggunaan radiasi, juga harus dilindungi untuk memastikan mereka dapat bekerja dengan aman dan efisien.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.