Perempuan Harus Cantik, Ya?
Gaya Hidup | 2024-11-29 14:45:38Industri kecantikan saat ini sedang naik-naiknya. Bagaimana tidak, setiap bulan selalu ada launching produk baru dari setiap brand kecantikan di Indonesia. Media sosial juga sangat mendukung promosi dari produk kecantikan tersebut. Konsumsi tinggi perempuan terhadap penggunaan media sosial tanpa sadar mempengaruhi pola berpikir maupun cara pandang seorang perempuan. Trend mengenai cara merawat wajah, badan, rambut, hingga kuku-pun ramai diikuti. Cantik sendiri dulunya adalah sebuah relativitas. Menurut Dian Sastrowardoyo, cantik adalah proses yang membuat seseorang memperbaiki penampilannya. Namun, apakah hal tersebut sesuai bila dikaitkan dengan pandangan cantik bagi perempuan saat ini?
Glow Up atau berubah secara menakjubkan saat ini menjadi tujuan utama para perempuan. Berdalih pada ungkapan ‘perempuan cantik akan dihargai’ membuat seluruh perempuan terobsesi untuk menjadi cantik. Perawatan mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut kerap kali dilakukan. Di Cina sendiri sedang ramai diperbincangkan konten mengenai perawatan lipatan-lipatan jari, bahkan perawatan tubuh menggunakan plastic wrap. Hal tersebut ramai juga dipergunakan oleh perempuan di Indonesia dan menjadi obsesi untuk menjadi cantik, putih, dan mulus. Padahal, warna kulit asli perempuan Indonesia adalah sawo matang hingga kuning langsat. Karena fenomena ini, perempuan Indonesia terobsesi untuk menjadi putih pucat seperti perempuan Cina maupun Korea.
Fenomena ‘ingin cantik’ sebenarnya positif, karena perempuan lebih sadar akan pentingnya merawat diri. Hal yang perlu dijadikan sebagai perhatian adalah bagaimana media sosial menggiring konsumen, yakni perempuan di Indonesia untuk terus mengikuti standar kecantikan yang dibuat untuk memenuhi pemasaran produk industri kecantikan. Hal tersebut juga berdampak buruk pada tingkat konsumtifitas perempuan Indonesia terhadap pembelian produk kecantikan melalui platform online. Akan lebih baik bila konsumen bijak dalam menerima konten, maupun memilih produk yang akan digunakan. Tidak sedikit dari brand kecantikan di Indonesia yang memalsukan kandungan, bahkan menggunkan bahan berbahaya dan diperjualkan secara bebas. Sehingga dampak buruk yang diberikan baru muncul di kemudian hari setelah konsumen memakai produk tersebut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.