Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image annisa naura

Teknik-Teknik dalam Manajemen Stres

Eduaksi | 2024-11-26 12:41:20

Stres menjadi kondisi yang telah umum dirasakan manusia dari berbagai kalangan. Umumnya stres mulai dirasakan ketika seseorang menduduki usia remaja yakni, antara usia 10 - 17 tahun. Sebuah survei yang dilaporkan oleh American Psychological Association menyatakan bahwa lebih dari 90% Gen-Z yang menjadi peserta survei tersebut pernah merasakan gejala fisik maupun emosional dari stres. Dan faktanya hanya setengah dari mereka yang dapat meregulasi stres dengan baik.

Stres sendiri didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana manusia mengalami suatu gangguan yang disebabkan oleh perubahan tuntutan maupun tekanan dalam kehidupan. Kondisi ini dapat mempengaruhi reaksi fisik maupun mental suatu individu. Apabila diproses secara positif stres dapat memberikan motivasi dan dorongan bagi individu tersebut. Namun sebaliknya, apabila diproses secara negatif stres justru akan menjadi penghambat bagi suatu individu.

Individu yang mengalami stres akan merasa kehilangan kontrol dalam memanajemen kehidupannya. Stres akan memicu fenomena kecemasan yang kerap disebut sebagai anxiety, dan pada akhirnya menyebabkan kurang terkendalinya sistem saraf otak. Sistem saraf otak akan mengaktifkan saraf simpatis yang dapat memicu sekresi hormon adrenalin dan kortisol. Kondisi stres dapat memicu sekresi hormon adrenalin dan kortisol yang tidak teratur dan pada akhirnya berdampak pada hormon-hormon lainnya.

Hal tersebut menjadi bukti konkrit bahwa stres memiliki dampak yang besar bagi kondisi fisiologis manusia. Stres dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang tinggi dan memicu peningkatan produksi asam lambung. Pada tingkatan yang lebih tinggi (depresi), stres memungkinkan terjadinya gangguan fisiologis seperti stroke dan gagal ginjal. Selain berdampak bagi kondisi fisiologis stress juga berdampak bagi kondisi psikologis manusia. Dampak psikologis tersebut bisa berupa gangguan dalam mengontrol emosi yang memicu perubahan tindakan dan perilaku menjadi lebih defensif serta agresif. Selain itu bisa juga berupa degradasi motivasi dan kepercayaan diri yang berdampak pada penurunan prestasi individu. Bahkan, pada tingkatan yang lebih tinggi, gangguan kondisi psikologis dapat menimbulkan disfungsi fisiologis yang memelopori timbulnya berbagai penyakit.

Melihat banyaknya akibat - akibat berbahaya dari stres, manajemen stres menjadi hal penting yang hendaknya tertanam dalam pribadi manusia. Artikel ini ditulis oleh Annisa Naura yang merupakan seorang mahasiswa aktif Universitas Airlangga dengan tujuan mengedukasi pembaca mengenai teknik-teknik dalam manajemen stres. Manajemen stres menyangkut tentang memegang tanggung jawab secara penuh atas pikiran, emosi, jadwal, lingkungan, dan cara atau metode dalam menyelesaikan masalah. Manajemen stres dapat dilakukan melalui beberapa teknik dan strategi penanggulangan untuk mengontrol reaksi individu dalam menghadapi kondisi yang dapat memicu timbulnya stres dan membangun ketahanan.

Bagaimana Teknik - Teknik Manajemen Stres?

1.Kenali diri sendiri

Dengan mengenali diri sendiri, akan lebih mudah untuk mengetahui faktor - faktor yang menjadi penyebab atau pemicu suatu individu untuk mengalami stres, bagaimana individu menghadapi perubahan situasi, dan bagaimana suatu individu bereaksi ketika mengalami stres.

2.Catat agenda harian dan susunlah berdasarkan skala prioritas

Mencatat agenda harian dapat membantu mengurangi stress karena individu tidak perlu mengingat hal - hal yang harus dilakukan dalam hari itu. Sementara dengan menyusun skala prioritas, suatu individu akan dapat dengan mudah mengerjakan keperluannya sesuai dengan urgensi dari masing-masing keperluannya.

3.Beradaptasi dengan pemicu stres

Salah satu cara ampuh untuk memanajemen stres berikutnya yakni dengan beradaptasi dengan situasi penuh tekanan atau dalam kata lain situasi yang dapat memicu stres. Hal tersebut dapat membantu suatu individu untuk mendapatkan kembali kendali atau kontrol diri ketika menghadapi situasi penuh tekanan.

4.Tetapkanlah tujuan atau harapan yang realistis

Sifat perfeksionis seringkali menjadi salah satu alasan mudahnya seorang individu merasa stres. Tujuan atau harapan seringkali terlalu tinggi dan cenderung sulit untuk dicapai. Hal tersebut tentu saja menambah tekanan individu yang dapat memicu stres.

5.Belajar untuk menerima segalanya sebagai bagian dari kehidupan

Terdapat beberapa hal dalam hidup yang terkadang tidak bisa dikontrol oleh manusia. Namun hal-hal tersebut seringkali memberikan beban tekanan yang berat bagi manusia. Cara terbaik untuk menghilangkan stress karena faktor ini adalah dengan menerima segala sesuatu yang telah terjadi. Menerima dalam hal ini dapat dilakukan dengan memaafkan, mencoba melihat dari sisi positifnya, dan bisa juga dengan meminta dorongan emosional dari orang lain.

6.Jalani hidup sehat

Menjalani hidup sehat juga menjadi salah satu cara untuk memanajemen stres. Menjalani hidup sehat dapat dimulai dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga. Ketika kita beraktivitas fisik tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat memicu rasa bahagia, sehingga aktivitas fisik diketahui efektif dalam melepas stres.

Kesimpulan

Stres dapat mendatangkan masalah bagi keseimbangan emosional, kesehatan fisik, dan kesehatan mental suatu individu. Apabila tidak diregulasi secara bijak stres dapat memicu berbagai macam penyakit baik secara fisik maupun mental. Manajemen stres dapat dilakukan dengan mengenali diri sendiri, mencatat agenda harian berdasarkan skala prioritas, beradaptasi dengan pemicu stres, menetapkan tujuan yang cenderung realistis, belajar menerima hal-hal diluar kontrol manusia, dan dengan menjalani hidup sehat. Dengan menginterpretasikan hal-hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kesehatan mental individu dapat tetap terjaga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image