Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Eliza Bella Nadiya

Gen Z? Cegah Diabetes Sejak Dini, Hidup Sehat Sepanjang Usia

Gaya Hidup | 2024-11-22 20:06:44


Seberapa besar peluang Gen Z terkena diabetes? Kiat-kiat apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya? Strategi seperti apa yang cocok untuk mengedukasi generasi Z? Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari setengah miliar orang di seluruh dunia kini hidup dengan diabetes. Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi 643 juta orang, dan pada 2045, angka tersebut bisa mencapai 783 juta. Di Indonesia, diabetes bahkan menjadi salah satu penyebab utama kematian, dengan sekitar 10 juta orang menderita diabetes pada tahun 2015. Hal ini sangat memprihatinkan, mengingat diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, dan bahkan amputasi.. Angka yang memprihatinkan ini mengingatkan kita bahwa diabetes bukan sekadar statistik, tetapi kenyataan yang harus diwaspadai oleh semua generasi, termasuk Gen Z.

Sebagai generasi yang hidup dengan pola hidup yang jarang bergerak dan serba instan, Gen Z memiliki peluang lebih besar untuk terkena diabetes. Kebiasaan seperti mengonsumsi minuman kemasan yang tinggi gula, begadang karena hanya untuk maraton film atau serial, kurangnya olahraga karena kemudahan transportasi teknologi, serta konsumsi junk food yang berlebihan menjadi faktor penyebab utama. Sayangnya, kebiasaan buruk ini akan berdampak besar pada kesehatan mereka di masa depan. Maka, sangat penting bagi Gen Z untuk menyadari bahwa kebiasaan buruk yang dilanjutkan hingga dewasa dapat mempertaruhkan kesehatan mereka di masa tua nanti. Pencegahan bisa dilakukan dengan satu cara sederhana, yaitu menyadari bahayanya dan kedekatannya penyakit diabetes pada generasi ini.

Menahan diri dan mengubah kebiasaan buruk adalah langkah pertama yang bisa membantu menekan jumlah penderita diabetes di masa mendatang. Namun, menyadarkan generasi ini bukanlah hal yang mudah. Minimnya minat baca dan keinginan untuk tahu, serta sikap yang cenderung menganggap masalah kesehatan sebagai hal sepele, menjadi tantangan besar. Diperlukan strategi khusus untuk mengedukasi mereka, yaitu dengan memanfaatkan platform yang mereka akses setiap hari seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp. Mengedukasi dengan cara yang menarik dan mengikuti tren bisa lebih mudah menarik perhatian mereka. Konten yang menarik dan informatif.

Selain membahayakan diri sendiri, diabetes adalah penyakit yang dapat diturunkan kepada keturunan kita kelak. Artinya, bukan hanya satu generasi yang terdampak, tetapi juga generasi berikutnya. Maka, bayangkan jika ada 10 orang Gen Z yang berhasil mencegah diabetes, maka sekitar 20 jiwa di masa depan akan terhindar dari risiko penyakit keturunan ini. Pola makan buruk, kebiasaan yang minim aktivitas fisik, serta konsumsi gula berlebih, jika terus diteruskan ke anak cucu, akan meningkatkan risiko diabetes dalam keluarga. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka agar efeknya tidak hanya terbatas pada diri mereka sendiri, tetapi juga pada keluarga dan keturunan mereka.

Dengan kesadaran yang ditanamkan lebih awal, Gen Z dapat menjadi contoh teladan bagi generasi yang lebih muda. Mereka memiliki peran penting dalam memutus rantai diabetes yang sering kali diwariskan melalui pola hidup tidak sehat diturunkan antar generasi. Ketika mereka mempraktikkan gaya hidup sehat, mereka tidak hanya melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga memberi dampak positif pada keluarga dan komunitas di sekitar mereka. Ketika seseorang mengubah kebiasaan makan yang buruk, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengelola stres dengan baik, mereka juga secara tidak langsung mengajarkan lingkungan sekitar untuk melakukan hal yang sama. Gen Z memiliki kemampuan luar biasa untuk menginspirasi melalui media sosial, dan hal ini bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang hidup sehat.

Mengubah pola pikir “Nikmati hidup, hidup cuma sekali” menjadi “Sehatkan pola hidup, untuk hidup masa depan” adalah langkah baik yang dapat dilakukan. Gen Z yang berpendapat bahwa hidup hanya sekali, jadi nikmati saja. Namun, cara mereka menikmati hidup sering kali kurang tepat, seperti dengan mengonsumsi makanan tak sehat yang tinggi natrium dan gula, begadang, atau kurangnya aktivitas fisik. Penting untuk menyadarkan Gen Z bahwa menjaga pola hidup sehat bukan berarti mengurangi kesenangan, tetapi justru menjadi langkah untuk memperpanjang kenikmatan hidup dalam kondisi yang baik di masa mendatang.

Di usia muda, tubuh memang masih bisa beradaptasi dengan pola hidup yang kurang sehat, tetapi dalam jangka panjang, hal ini dapat memicu berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes. Kesadaran bahwa kebiasaan kecil hari ini berdampak besar pada kualitas hidup di masa depan akan mendorong Gen Z untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka tanpa harus mengorbankan cara mereka menikmati hidup. Kesimpulannya, mulailah dari diri sendiri. Sekecil apa pun usaha dan niat untuk menjaga pola hidup sehat, langkah tersebut akan membawa dampak yang bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang.

Ketika seseorang mampu mengontrol pola hidup sehat, ia tidak hanya memperbaiki kualitas hidupnya, tetapi juga dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya, baik di lingkungan pertemanan, tempat kerja, maupun keluarga. Dengan demikian, orang-orang terdekat pun akan lebih termotivasi untuk mengikuti pola hidup yang baik dan sehat. Lebih dari itu, bersama-sama kita dapat mencegah diabetes, penyakit yang sering datang tanpa gejala namun memiliki dampak serius bagi kehidupan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image