Komunikasi dengan Bahasa Asing? Siapa Takut .
Edukasi | 2024-11-20 18:06:34Berbicara merupakan kegiatan yang tentu saja kita lakukan setiap hari. Hanya saja, mungkin beberapa orang berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda. Nah, perbedaan bahasa tersebut menjadi sebuah bahasa asing bagi kita yang tidak mengetahuinya. Apa sih maksudnya? Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang pentingnya mempelajari bahasa asing dan cara menciptakan lingkungan berbahasa yang baik.
Bahasa asing adalah selain bahasa asli atau selain bahasa pertama yang kita gunakan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian bahasa asing adalah bahasa milik bangsa lain yang dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal dan yang secara sosiocultural tidak dianggap sebagai bahasa sendiri. Apa aja sih Bahasa Asing itu? Bahasa Jawa bisa menjadi bahasa asing bagi orang Sunda, bahasa Batak merupakan bahasa asing bagi orang Papua, bahkan bahasa Indonesia sekalipun bisa menjadi bahasa asing bagi orang Indonesia yang belum mengenalnya. Intinya, bahasa yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian dari bahasa asing.
Perlukah Mempelajari Bahasa Asing?
Dianjurkannya untuk mempelajari bahasa asing bukanlah tanpa alasan. Ketatnya persaingan di luar, mulai dari pendidikan, pekerjaan, bahkan politik. Sehingga diperlukan untuk menguasai bahasa asing agar bisa terus bersaing dalam berbagai bidang dan tidak ada ketertinggalan. Selain memudahkan kita dalam berbicara dengan orang asing, akan ada banyak informasi dan pengetahuan yang bisa kita peroleh dengan bahasa asing.
Bahasa Inggris sebagai Bahasa Dunia
Sebagai pelajar, mempelajari bahasa asing sangatlah perlu untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Terutama Bahasa Inggris, karena bahasa Inggris merupakan international language (bahasa internasional). Banyak buku sejarah dan ensiklopedia yang tertulis dalam bahasa Inggris. Sehingga kita bisa belajar lebih luas dengan berbagai versi.
Bahasa Inggris sangatlah penting untuk dipelajari. Bukan hanya kita, tapi seluruh Negara di penjuru dunia juga mempelajarinya. Di era milenial ini, sangat aneh jika tidak bisa bahasa inggris. Karena sekarang bahasa inggris sangatlah akrab di telinga. Hampir semua benda digital berbahasa Inggris. Sangat disayangkan jika kita sebagai pelajar di era milenial ini tidak mengetahuinya.
Lingkungan Berbahasa
Belajar bahasa inggris tidak hanya di sekolah saja, melainkan kita bisa dapatkan dari media sosial. Melalui media sosial kita bisa punya banyak relasi. Tidak hanya dari dalam negeri bahkan dari luar negeri sekalipun. Relasi tersebut bisa kita perluas dengan kemampuan bahasa asing. Nah, disini kemampuan berbahasa asing sangatlah diperlukan. Bahasa Inggris misalnya, pembiasaan berbicara bahasa Inggris juga perlu untuk melatih skill dan kemampuan dalam berbicara bahasa asing. Selain itu, bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang menjadikan suatu kewajiban bagi kita sebagai pelajar untuk mempelajarinya.
Karena kita tidak hidup di Negara berbahasa Inggris, maka kita bisa melakukannya di sebuah lingkungan. Lingkungan akan mempengaruhi pergaulan dan perkembangan kita. Di sini saya sebagai siswi dari MANPK Jombang yang merupakan sekolah berbasis bahasa akan menceritakan bagaimana kehidupan di lingkungan berbahasa.
Di sekolah kami, berbicara bahasa adalah sebuah kewajiban. Kami berbicara dalam 2 bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Kami melakukannya seminggu bergantian. Maksudnya, satu minggu Bahasa Arab dan satu minggu Bahasa Inggris. Ada beberapa waktu yang tidak mewajibkan kami untuk berbahasa, yaitu saat sedang belajar, saat berbicara dengan selain siswa atau siswi MANPK Jombang, dan hari Jum’at. Setiap hari kami menghafal setidaknya 2 kosa kata di pagi hari dan 2 ungkapan (ibaroh/expressions) di malam hari, baik bahasa arab atau bahasa inggris sesuai dengan minggunya. Tentunya devisi bahasa berperan aktif dalam hal tersebut.
Tidak menggunakan bahasa walaupun satu kata sudah termasuk sebuah pelanggaran. Menegur teman, adik kelas, atau bahkan kakak kelas yang tidak berbahasa merupakan hal yang biasa. Kami bersama-sama menciptakan lingkungan bahasa dengan mematuhi peraturan yang ada.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.