Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Dampak Perubahan Iklim terhadap Kehidupan Sehari-hari dan Langkah-langkah untuk Menguranginya

Eduaksi | 2024-11-18 21:50:06

Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga yang peduli terhadap keberlangsungan hidup di Bumi, saya ingin berbagi pandangan mengenai dampak perubahan iklim terhadap kehidupan sehari-hari serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menguranginya. Belakangan ini, perubahan iklim bukan lagi sekadar isu global yang dibahas di tingkat internasional; kini dampaknya sudah nyata kita rasakan. Dari suhu yang semakin tinggi, pola cuaca yang berubah, hingga bencana alam yang semakin sering terjadi. perubahan iklim memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Bahkan, hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari kita, seperti makanan, kesehatan, dan sumber daya air, juga terancam oleh perubahan iklim. Situasi ini memaksa kita untuk segera bertindak, baik secara individu maupun kolektif, agar dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan mewariskan lingkungan yang layak huni bagi generasi mendatang.

Salah satu dampak perubahan iklim yang paling nyata adalah meningkatnya suhu rata-rata di seluruh dunia. Peningkatan suhu ini tidak hanya membuat kita merasa lebih panas, tetapi juga membawa berbagai konsekuensi yang lebih besar. Suhu yang semakin tinggi menyebabkan perubahan pada pola cuaca dan curah hujan. Di Indonesia, hal ini berdampak pada pergeseran musim, yang mengacaukan pola tanam para petani dan menyebabkan ketidakpastian dalam produksi pangan. Ketika musim kemarau menjadi lebih panjang atau musim hujan lebih singkat dari biasanya, hasil panen bisa menurun drastis. Akibatnya, harga bahan pangan naik dan ketahanan pangan kita pun terancam. Tak hanya itu, gelombang panas yang terjadi di beberapa wilayah juga meningkatkan risiko kesehatan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan.

Selain suhu dan pola cuaca, perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan kita. Polusi udara yang meningkat akibat aktivitas manusia, ditambah dengan perubahan suhu ekstrem, memperburuk kualitas udara yang kita hirup. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara yang semakin buruk ini dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta penyakit jantung. Selain itu, perubahan suhu dan cuaca memengaruhi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh serangga, seperti demam berdarah dan malaria. Suhu yang lebih hangat menciptakan kondisi ideal bagi serangga pembawa penyakit untuk berkembang biak dan menyebar ke wilayah yang lebih luas. Dampaknya, masyarakat yang sebelumnya tidak familiar dengan penyakit-penyakit ini kini semakin rentan terhadap penyebarannya.

Di tengah ancaman besar yang diakibatkan perubahan iklim, tentu ada langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk mengurangi dampak negatifnya. Salah satunya adalah dengan mengurangi emisi karbon, yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Sebagai individu, kita dapat berkontribusi dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, memilih transportasi umum, atau beralih ke kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda atau kendaraan listrik. Di lingkungan kampus, misalnya, kebijakan penggunaan sepeda atau berjalan kaki di sekitar kampus bisa menjadi contoh baik. Selain itu, menghemat energi di rumah dengan mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, menggunakan lampu hemat energi, dan meminimalkan penggunaan pendingin ruangan juga dapat membantu mengurangi emisi karbon.

Langkah lainnya adalah dengan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai, yang merupakan salah satu sumber polusi besar di lautan dan lingkungan darat. Plastik yang dibuang sembarangan atau tidak dikelola dengan baik menghasilkan gas rumah kaca selama proses degradasinya, yang pada akhirnya mempercepat pemanasan global. Membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, serta menghindari produk-produk berkemasan plastik sekali pakai adalah beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi jumlah plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Langkah-langkah ini, jika dilakukan bersama-sama oleh masyarakat luas, akan berdampak signifikan dalam mengurangi polusi plastik dan emisi karbon.

Penting juga untuk meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim melalui edukasi dan kampanye lingkungan. Kampanye melalui media sosial atau acara kampus dapat membantu menumbuhkan kesadaran di kalangan generasi muda tentang pentingnya menjaga lingkungan. Di Universitas Airlangga sendiri, program-program atau organisasi mahasiswa yang peduli lingkungan dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi dan mengajak lebih banyak orang untuk terlibat dalam aksi nyata. Dengan adanya kesadaran kolektif ini, kita bisa membangun masyarakat yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, kita harus menyadari bahwa setiap langkah kecil yang kita lakukan sangat berarti. Perubahan iklim adalah masalah global, tetapi dampaknya sangat dirasakan secara lokal, bahkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, peran individu, institusi, dan pemerintah sangat diperlukan untuk berkontribusi dalam mengurangi dampak buruk perubahan iklim. Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, saya percaya bahwa kita memiliki peran penting dalam menyuarakan dan beraksi nyata terhadap permasalahan ini. Jika kita semua bekerja bersama, lingkungan yang bersih dan sehat dapat kita wujudkan bagi generasi sekarang dan mendatang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image