Perjuangan Anak Jalanan
Sastra | 2024-11-18 07:23:16dian, dian adalah seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga yang serba kekurangan. dian tinggal bersama ibunya karena ayah dian meninggal 1 tahun yang lalu, karena menderita stroke.
dian adalah anak yang berusia 10 tahun, seharusnya dian memasuki kelas 5 SD, tetapi karena masalah ekonomi yang kurang, karena ibunya hanya buruh cuci dan mengutip botol botol yang kerap di sebut pemulung,ibu dian juga kini mengurus dian seorang diri, itu pun ibu dian masih kekurangan uang untuk makan sehari-hari, dian akhirnya putus sekolah di kelas 4 SD.
di daerah kampung dian memang banyak anak anak yang tak bisa mengenyam bangku pendidikan sekolah karena latar ekonomi orang tua kian memburuk. sebagian dari mereka ada yang bekerja buruh proyek, pengojek payung, pemulung, pengamen jalan, bahkan pedangan asongan.
seminggu yang lalu di kampung dian ada membangun sebuah swalayan, tetapi warga di kampung dian tidak terlalu memperdulikan karena di sana tidak ada ketertarikan untuk berjualan di sana.
sudah dua minggu swalayan itu buka, swalayan yang megah itu, berdiri strategis di ujung perempatan jalan, tak sembarang orang bisa memasukinya, hanya orang orang berduit lah yang bisa masuk, ditambah dengan satpam yang galak, mendengar ada satpam yang galak para warga di daerah tempat tinggal dian ,magin enggan pergi ke swalayan itu, tetapi dian dan teman nya berniat mencoba pergi kesana.
dian mempunyai teman di kampung nya yang bernama laras, laras merupakan teman akrab dian.
pada suatu hari di kampung dian, memasuki musim hujan, lalu laras mengajak dian untuk mengojek payung di teras swalayan.
"dian, karena musim hujan bagaimana kalau kita mencoba mengojek payung untuk pengunjung swalayan, "ajak laras teman sekampung nya. "aku tidak yakin bisa laku, karena parkir mobil mereka berdekatan dengan swalayan. apalagi kalau sekarang banyak orang yang sedia payung sebelum hujan. " jawab dian. "Tapi kita masih bisa menawarkannya pada pejalan kaki yang tak bawa payung. "kata laras yang penuh semangat. Akhirnya dian pun menyetujui untuk menjalan kan usulan laras. Tapi ternyata kurang membawa hasil. para pengunjung kadang menolak untuk dipayungi menuju ke mobilnya.
"Bagaimana ini laras, tidak ada satu pun yang mau ojek payung ini. "ucap dian. "Hmm, kita pulang saja kalo begitu dian, lagian di sini banyak yang sedia payung. " jawab laras. "Ayo ,, cuacanya semakin dingin nanti kita bisa sakit. " jawab dian kepada laras.
Akhirnya dian dan laras pun pulang kerumah karena hasil dari mengojek payung tersebut kurang memuas kan dan di sana banyak orang yang sedia payung, sehingga meng ojek payung, sudah tidak ada yang membutuh kan.
sesampainya dirumah dian pun membersih kan diri dan mengganti pakaian, tiba tiba ibu dian menghampiri dian dan berkata kepada dian, "kamu coba berjualan tisu dan minuman di teras swalayan, pasti laku karena swalayan itu tempat dimana orang orang yang bermobil datang, "kata ibu memberi masukan. "tapi dian takut, sama satpam penjaga masuk bu, "sergah dian. "Tidak apa jika sudah meminta izin terlebih dahulu. "bujuk ibu. "kalau tidak mendapat kan izin bagaimana? " Tanya dian. "Ya sudah kamu bisa berjualan di tempat lain." Tutur ibunya. "Besok ibu siapkan tisu dan minuman, ibu ada sedikit uang bisa untuk modal untuk kamu berjualan" ucap ibu.
keesokan paginya, dian pun bersiap untuk ke teras swalayan untuk berjualan, "Dian ini tisu dan minumannya sudah ibu siapkan." kata ibu. "Iya bu, dian berangkat dulu,doakan semoga dagangan dian laris ya bu. " kata dian. "Iya nak, ibu selalu mendoakan." ucap ibu. Dian pun berangkat dan sekitar beberapa menit dian berjalan, tibalah dian di swalayan.
Baru saja dian duduk dan menaruh jualannya tiba tiba satpam menghampirinya, "Hey!kamu jangan berjualan disini,pergi sana! " kata satpam. "Tapi saya cuman berjualan di teras nya saja. " ucap dian. "Tetap saja tidak bisa!sekarang pergi atau tidak saya obrak abrik jualan kamu ini!. "ucap satpam menjawab dian dengan penuh amarah.
"Jangan pak,, saya cuman berjualan saja disini." sergah dian. "Sudah sana!." ucap satpam.
tiba tiba datang lah pemilik swalayan, melihat ada satpam sedang memarah marahi seerong anak kecil, pemilik swalayan tersebut datang menghampiri kegaduhan tersebut. "Hey,hey ini ada apa pa satpam?. " ucap pemilik. "ini lo pak, ada anak kecil kumuh sedang berjualan disini, bukannya disini tidak menerima yang berjualan seperti ini. " ucap satpam. "Sudah, anak kecil ini sudah saya izinkan juga dia berjualan disini, kembali kerja saja kamu!." ucap pemilik. "Siap pak." jawab satpam. "kamu gapapa." ucap si pemilik menyakan dian. "tidak apa apa pak, terimakasih bapak sudah mengizin kan saya berjualan disini, padahal saya belum meminta izin kepada bapak. " ucap dian. "Tidak apa nak, ngomong ngomong nama kamu siapa nak. " Tanya pemilik. "Nama saya dian pak." jawab dian. "Kamu tinggal dimana dian. "Tanya pemilik lagi. "Saya tinggal di kampung pa, dekat dari sini. "Jawab dian. "Yasudah nak, kamu lanjut kan saja berjualan bapak ada urusan, kamu kalo ada perlu atau di marahin pa satpam lagi hubungi saja bapak ya. " kata si pemilik. "Iya pak terimakasih banyak. " jawab dian dengan penuh gembira.
sepulangnya dari swalayan dian pun bercerita kepada ibunya "Bu, alhamdulillah dagangan ku laris banyak, sama tadi pemilik swalayannya sangat ramah. " ucap dian kepada ibu. "Alhamdulillah nak, semoga pemiliknya mendapatkan rezeki terus, karena sudah mengizinkan orang seperti kita berjualan disitu." jawab ibu. "Aamiin bu." ucap dian.
sudah lama dian berjualan, uang nya cukup terkumpul lumayan, niat dian ingin membelikan uang yang ia kumpulkan untuk membeli keperluan alat sekolah, karena dia ingin melanjutkan sekolahnya, tanpa membebani ibunya.
dian adalah sosok anak yang suka berusaha, karena ia sangat menyayangi ibunya, ia ingin melanjutkan sekolah nya tetapi ia tau ekonomi saat ini tidak mendukung untuk dia bersekolah, dian pun berjualan terus menerus dan akhirnya uang nya cukup untuk ia membeli keperluan alat sekolah.
pada hari itu dian berjualan dan ia hendak pulang tiba tiba ada preman ketika di perjalanan hendak pulang, uang hasil yang ia kumpul kan semua di ambil preman tersebut, dian teriak, tetapi malah di ancam preman yang tidak tau di kasihan itu , dian menangis sejadi jadi nya, uang hasil ia berjualan habis begitu saja di ambil preman.
sesampainya dirumah dian mengadu dengan ibunya, "bu uang hasil jualan dian habis semua di ambil preman... "dian sambil menangis. "Tega sekali preman itu, ya sudah nak ikhlas kan, Allah bakal ganti uang dian yang diambil preman itu, sekarang dian masuk mandi dan ganti pakaian "ucap ibu membujuk dian.
setelah kejadian itu, dian tidak berputus asa,ia tetap berjualan,tetapi dia berjualan keliling agar menambah penghasilannya.
dan akhirnya terkumpul sudah uang yang ia usaha kan lamanya, dian pun ingin memberitahu ibunya bahwa ia ingin membeli keperluan sekolah.
"Alhamdulillah akhirnya aku mendapat kan kerja yang layak,cukup untuk membiyayai dian dan untuk dia bersekolah. " ucap ibu di dalam hati sebelum dian menghampirinya.
"bu dian ingin membeli keperluan alat sekolah, uang dia sudah cukup untuk membelinya. " ucap dian memberitahu ibu.
"Alhamdulillah, simpan saja uang dian biar ibu saja yang membeli kan keperluan alat sekolah mu, ibu sudah memiliki pekerjaan tetap, bisa untuk membiayai kamu sekolah dan kita lebih bisa berkecukupan." ucap ibu.
dan akhirnya dian dan ibunya memiliki kehidupan yang layak dan berkecukupan, setelah melewati banyaknya masalah, dengan kegigihan ibu dan anak ini, mereka bisa membangun ekonomi yang lebih layak untuk mereka berdua.
pelajaran yang bisa di ambil dari kisah dian adalah, jangan pernah mengeluh, karena masih ada yang lebih susah dari kita, selalu bersyukur dan selalu berusaha untuk mencapai apa yang kita mau,tidak ada usaha yang menghianat hasil jika kita sudah mengusahakan semaksimal mungkin.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.